Menjadi Kader Muhammadiyah Sejati - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Ilustrasi Dok Foto Istimewa

WARTAMU.ID, Humaniora – Muhammadiyah telah banyak melahirkan kader yang banyak di berbagai bidang aspek kehidupan dari pemerintahan, perusahaan, pergerakan dan seluruh perkumpulan di mana saja. Banyaknya kader Muhammadiyah tentu beragam dan itu terletak pada pendapat, pendapatan dan pemikiran yang bersifat individu. Meskipun telah banyak melalui berbagai jalan pengkaderan dan programme kegiatan kemuhammadiyahan yang diikuti baik dari masa anak, remaja, pemuda, dewasa bahkan sampai lansia atau sesepuh elder kader Muhammadiyah. Semua memberikan sumbangsih kontribusi untuk persyarikatan Muhammadiyah baik diminta, inisiatif sendiri, rela berkorban atas kemauan diri sampai pada panggilan persyarikatan untuk mengabdi menjalani aktivitas dakwah islam berkemajuan. Semua itu dilakukan dengan niat ikhlas dalam hati meskipun terkadang banyaknya opsi pilihan yang lebih menguntungkan ataupun lebih besar di luaran sana.

Sebagai kader Muhammadiyah darimanapun jalan proses bermuhammadiyah nya, entah lewat jalur biologis, ideologis, darul arqom, baitul arqom, amal usaha. struktural pimpinan, komunitas binaan dan lainnya. nan jelas berusaha menjadi kader Muhammadiyah yang kembali pada Muhammadiyah jika tidak berkeja di lingkungan amala usaha Muhammadiyah dan tetap rela berjuang pula meski di dalam amal usaha Muhammadiyah. Walaupun terkadang terjadinya sedikit sentimen, kontradiksi, dan perbedaan yang sebenar-benarnya masih sesama kader Muhammadiyah yang tetap kembali bersama berjamaah di persyarikatan Muhammadiyah kembali sesuai amanat organisasi bukan lagi pribadi. Hal wajar jika ada sedikit tensi ataupun sensasi kontestasi dalam persaingan jalan dalam melakukan Fastabiqul khoirot, asal jangan Fastabiqul mafsadat. Tidak perlu terlalu jauh saling menuding, menjatuhkan, menafikan dan menjauhkan diri sesama kader Muhammadiyah gabya persoalan duniawi yang dapat mengakibatkan kerusakan hati terhadap suatu ambisi yang tak lagi menjadi jalan suci dakwah islami. Jika terlahir keluar jalur, segara kembali ke khittah seraya muhasabah diri dan jika khilaf maka cukuplah kata maaf yang dapat membuka hati merekat bersama kembali.

Menjadi kader Muhammadiyah sejati adalah cara untuk selalu setia bersama persyarikatan Muhammadiyah dalam setiap situasi dan kondisi. Kader sejati yang tak kenal lelah bersama Muhammadiyah baik sebagai pimpinan struktural, warga kultural, anggota, warga simpatisan, alumni senior, atau apapun itu termasuk di dalam atau di luar pimpinan tetap menjadi kader Muhammadiyah sejati. nan namanya kader Muhammadiyah sejati tentu tidak mudah menyerah, tidak mudah marah dan tidak mudah terpecah sekali pun terjadinya kondisi yang sangat berbeda secara jauh mendalam untuk menemukan jalan kesepakatan maupun kesepemahaman. Karena kultur Muhammadiyah itu selalu tenang, bijak, egaliter, penuh pertimbangan, profesional dan terstruktur dalam memutuskan sesuatu. Menjadi kader Muhammadiyah sejati bukan membawa misi dan ambisi priabdi, melainkan secara jamaah seusai dengan putusan organisasi yang ditaati demi jalannya sebuah organisasi berjalan efektif dan efisien serta konsisten.

Walaupun sebenarnya tak mudah juga untuk bisa menjadi kader Muhammadiyah sejati apalagi bila hanya tingkat akar rumput Muhammadiyah atau hanya sebatas kader alas bawah yang tidak populer. Berbeda halnya dengan kader Muhammadiyah sejati yang menjadi elit tokoh, sosok populer, aktor besar persyarikatan dan juga kontributor terbanyak untuk Muhammadiyah. nan terpenting saling menghargai dan menghormati dengan kemampuan masing-masing kader Muhammadiyah untuk mengabdi dan kembali kepada Muhammadiyah dalam rangka menghidupkan Muhammadiyah. Perbedaan karakter kader Muhammadiyah itu adalah sebuah rahmat yang dapat diambil hikmah dan Ibrahim berorganisasi serta bermuhammadiyah dengan landasan ilmu bukan nafsu. Karena setiap kader Muhammadiyah wajib dan harus terus belajar tanpa pandang umir usia, jabatan pangkat, kedudukan kehormatan dan lainnya selama masih bersifat kebaikan maupun ketakwaan. Sebab, bermuhammadiyah itu merupakan ikhtiar untuk beragama islam dengan baik berharap kemudahan dalam menjalankan kehidupan untuk bekal di akhirat kelak.

Tetaplah menjadi kader Muhammadiyah sejati salam setiap kondisi, baik susah maupun senang, baik lapang maupun sempit, baik suka maupun duka, baik sedih maupun bahagia, baik terluka maupun ceria begitu seterusnya. Bermuhammadiyah dengan hati yang tulus lagi ikhlas dan totalitas menyesuaikan kemampuan diri, tanoa harus menyucilkan yang lain. Kader Muhammadiyah sejati itu memang beragam pengalaman serta perjalanan spritual nya bersama Muhammadiyah, yang intinya semua itu bisa saling menguatkan antar sesama kader Muhammadiyah salam berbagi kisah perjalanan dan perjuangan. Jika pun masih merasa belum sempurna sebagai kader Muhammadiyah, tapi setidaknya tetap berupaya menjadi kader Muhammadiyah sejati dalam meneruskan dakwah islam amar makruf nahi mungkar dengan gerakan Muhammadiyah. Kader sejati yang tetap tegar, kuat, istiqomah, sabar, tulus, ikhlas, gigih, dan selalu rela berkorban. Menjadi kader Muhammadiyah sejati yang siap sedia untuk terus menghidupkan Muhammadiyah dan terus memajukan Muhammadiyah untuk nusa, bangsa dan agama.

Oleh : As’ad Bukhari, S.Sos., MA
(Analis Intelektual Muhammadiyah Islam Berkemajuan)

Loading

-->
Sumber wartamu.id
wartamu.id