Mengendalikan Stres Agar Tidak Berlanjut - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 7 bulan yang lalu

PERTANYAAN

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kak ‘Aisy yangg saya hormati, saya seorang mahasiswi yangg ngekos berbareng beberapa kawan di suatu rumah dekat kampus tempat saya belajar. Hubungan antar kawan dalam satu rumah kos tergolong baik meski tidak terlalu tahu latar belakang dan kondisi mereka selain dengan kawan berkawan masing-masing.

Ada salah seorang kawan kos yangg tampaknya tidak punya kawan akrab. Orangnya pendiam dan lebih suka berada di dalam kamarnya saat waktu senggang ketika teman-teman yangg lain duduk-duduk alias makan di ruang tamu. Kami tahu keberadaanya hanya ketika berjumpa saat berangkat dan pulang kuliah. Kebetulan, dia tidak satu kampus dengan kami.

Suatu waktu, saya menengarai bahwa dia jarang keluar untuk pergi kuliah. Saya juga seperti mendengar bunyi tangisan yangg cukup lama dari kamarnya maka secara pelan tapi acapkali saya ketuk pintunya. Akhirnya, dia membuka pintu dan membolehkan saya masuk ke kamarnya.

Saya mencoba mengusap-usap bahunya dan mengatakan kalau-kalau dia mau menceritakan masalah yangg dihadapi agar lebih ringan beban perasaannya. Akhirnya, diapun menceritakan persoalan yangg dihadapi mengenai tuntutan berat family yangg menyebabkan dirinya merasa sangat tertekan. Setelah kunjungan itu, dia kadang mau saya tengok di kamarnnya.

Kak ‘Aisy yangg baik, saya jadi sangat ikut prihatin dengan keadaan dirinya. Tampaknya, dia mengalami stres dan saya cemas jika stresnya berlanjut. Saya jadi ingat tentang buletin beberapa kasus mahasiswa bunuh diri di beberapa perguruan tinggi. Oleh lantaran itu, saya mau membantunya dan berambisi mendapat pengarahan dari Kak ‘Aisy tentang gimana langkah mengelola stres agar tidak bersambung untuk saya sampaikan kepada kawan saya tersebut. Terima kasih atas
kepedulian Kak ‘Aisy.

Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Anindita

JAWABAN

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Mbak Anindita yangg baik hati, saya bangga pada Anda yangg mempunyai kepedulian pada kawan yangg sedang menghadapi masalah, meski Anda tidak kenal dekat dengannya. Berat memang jika seseorang yangg mengalami kebuntuan dalam menghadapi suatu masalah yangg dirasa cukup berat tidak bisa mempunyai kawan yangg dianggap bisa untuk berbagi rasa, meski sekadar hanya menjadi pendengar dan penghibur saja.

Orang yangg bisa berbagi rasa dengan orang lain biasanya adalah orang yangg mempunyai sifat terbuka. Dengan demikian, dia bakal mudah untuk menyampaikan keluhan kepada orang lain, terutama kawan dekatnya, ketika menghadapi suatu masalah yangg berat meski hanya untuk berbagi rasa. Meskipun begitu, orang yangg mempunyai sifat tertutup memang tidak mudah untuk menyampaikan keluhan dengan orang lain. Padahal bisa berbagi beban perasaannya dengan orang lain itu
dapat membantu menurunkan tekanan jiwa yangg dirasakan sehingga dapat mengurangi kecenderungan untuk terkena stres.

Stres lantaran adanya kebuntuan masalah berkepanjangan yangg tidak segera terselesaikan bisa menggerogoti pikiran seseorang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari, baik secara bentuk maupun psikis. Stres berkepanjangan pada yangg tidak bisa diungkapkan kepada orang lain juga bisa mengakibatkan depresi.

Di antara tanda-tanda depresi adalah emosi seseorang menjadi tidak terkontrol, mudah marah, mudah panik, cemas, mengalami ketakutan yangg tidak jelas, dan tidak bisa berkomunikasi secara baik dengan orang lain. Akibatnya, seseorang dapat merasakan sedih yangg berkepanjangan, tidak selera makan, susah tidur, pikirannya berhalusinasi yangg tidak jelas, dan memicu kemauan untuk bunuh diri. Oleh lantaran itu, sangat baik jika seseorang yangg sedang stres mempunyai kawan yangg yang
bisa diajak berbagi rasa.

Mbak Anindita, berasas uraian di atas, apa yangg telah Anda lakukan dengan demikian, sudah sangat tepat, ialah mencoba membantu kawan yangg sedang menghadapi masalah yangg cukup berat. Paling tidak, Anda menjadi pendengar yangg baik, baru kemudian bisa memberikan saran-saran gimana mengurangi beratnya beban emosi yangg sedang dialami kawan Anda tersebut. Berikut ini ada beberapa jalan untuk mengurangi beban berat pada pikiran dan emosi seseorang yangg sedang menghadapi persoalan susah untuk dihadapinya agar terhindar dari stres yangg berkelanjutan. Harapannya, orang tersebut bisa terbuka hati dan pikirannya untuk dapat menemukan jalan keluar

Pertama, sebagai orang yangg beragama, ajaklah kawan Anda kembali kepada Allah subhanahu wata’ala, bertawakal diri kepadaNya, dan memohon secara sungguh-sungguh agar mendapat petunjuk untuk menyelesaikan masalah yangg sedang dihadapi. Hal ini dicontohkan oleh Nabi Yakub ‘alaihissalam yangg merasa sedih sekali lantaran setelah kehilangan putranya, Nabi Yusuf ‘alaihissalam, kemudian juga kehilangan putranya yangg lain, Bunyamin. Pada kondisi yangg secara umum sangat menyempitkan hati itu, beliau bertawakal diri kepada Allah, sebagaimana tertera dalam Q.S. Yusuf (12) ayat 86. Dia (Yakub) menjawab, “Hanya kepada Allah saya mengadukan kesusahanku dan kesedihanku. Dan saya mengetahui dari Allah apa yangg tidak Anda ketahui”.

Kedua, hendaklah seseorang itu mempunyai kawan yangg bisa diajak untuk berbagi rasa dan membantu mencari sumber info untuk menemukan pengganti jalan keluar dari masalah yangg sedang dihadapi. Selain itu, utamakan bersikap tenang, sabar, optimis, dan ber-husnudzan kepada Allah subhanahu wata’ala bahwa dirinya bakal memperoleh jalan keluar yangg diharapkan.

Ketiga, ajak kawan Anda untuk menghindarkan diri dari berlama-lama termenung. Ajak pula untuk mengisi waktu senggang dengan aktivitas-aktivitas positif seperti tilawah, olah raga, berbincang dengan teman, membaca buku, dan melukis. Sebagai tambahan, catatan bahwa senang tilawah dengan memahami maknanya dan membaca kitab itu sering kali dapat menjadi jalan memperoleh inspirasi jalan keluar dari masalah yangg sedang dihadapi, di samping faedah yangg lain.

Terakhir, untuk mengurangi beban berat dari perasaannya, seseorang bisa juga berkonsultasi dengan psikolog alias orang yangg tahu gimana mengendalikan kegundahan hati. Di perguruan tinggi, biasanya disediakan jasa konselor alias psikolog bagi mahasiswa yangg bisa kawan Anda gunakan.

Mbak Anindita yangg baik, itulah beberapa pengganti langkah untuk terhindar dari stres yangg berkelanjutan, Semoga bermanfaat.

Wassalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.

(Jawaban oleh Susilaningsih Kuntowijoyo)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id