Meneguhkan Ajaran: Menguatkan Paham Islam dan Ideologi Muhammadiyah di Seluruh Tingkatan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

PWMJATENG.COM – Peneguhan mengerti Islam dan ideologi Muhammadiyah bukan sekadar retorika organisasi; dia merupakan fondasi yangg menegakkan arah gerak, tata nilai, dan tindakan kolektif persyarikatan di tengah dinamika sosial-bangsa. Upaya ini kudu dilakukan secara sistematis dan menyeluruh—dari ketua pusat hingga pelosok ranting—agar visi “Islam Berkemajuan” tidak hanya menjadi slogan, melainkan menjadi praktik harian dalam dakwah, pendidikan, kebaikan usaha, dan pelayanan sosial.

Pertama, peneguhan memerlukan landasan arsip yangg jelas dan mudah diakses. Muhammadiyah selama ini mempunyai sejumlah teks normatif—Muqaddimah Anggaran Dasar, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup (MKCH), Khittah Perjuangan, serta keputusan Muktamar seperti Risalah “Islam Berkemajuan”—yang merumuskan identitas teologis, prinsip bernegara, dan skema dakwah organisasi. Menginternalisasi dokumen-dokumen ini pada setiap level struktur organisasi menjamin konsistensi sikap dan kebijakan dalam menghadapi isu-isu kontemporer.

Kedua, pendidikan ideologis kudu dibangun melalui kurikulum internal yangg kontekstual. Pelatihan kepemimpinan, orientasi kader, kajian rutin majelis dan lembaga, serta modul dalam kebaikan upaya (sekolah, rumah sakit, lembaga sosial) perlu dirancang tidak hanya mengulang teks, melainkan mengaitkannya dengan problem nyata: literasi digital, etika publik, pluralisme, hingga tata kelola modern. Dengan demikian, kader Muhammadiyah bisa menerjemahkan prinsip “tajdid” dan “amar ma’ruf nahi munkar” ke dalam praktik ahli dan pelayanan publik.

Ketiga, metode dakwah dan penguatan mengerti kudu beragam dan inklusif. Selain pengajian tradisional, Muhammadiyah perlu memaksimalkan media digital, literatur populer, serta training berbasis pengalaman (experiential learning) yangg melibatkan personil kebaikan usaha. Pendekatan humanis—menjelaskan bahwa mengerti Muhammadiyah berakar pada tauhid, rasionalitas, dan tanggung jawab sosial—membantu mengurangi kesalahpahaman dan meminimalkan radikalisasi. Dokumen resmi organisasi menegaskan posisi Muhammadiyah sebagai aktivitas Islam yangg memadukan kepercayaan religius dengan kesadaran kebangsaan.

Baca juga, Brand ID Milad ke-113

Keempat, kepemimpinan yangg konsisten adalah kunci. Peneguhan mengerti tidak dapat berjalan jika ketua di tingkat ketua persyarikatan, majelis, dan kebaikan upaya bertindak inkonsisten alias terpisah dari kebijakan organisasi. Oleh lantaran itu, diperlukan sistem akuntabilitas ideologis: rapat pertimbangan berkala, pedoman sikap resmi untuk isu-isu strategis, serta forum komunikasi antarlevel untuk menyamakan persepsi. Praktik ini juga menjaga agar keputusan operasional pada kebaikan upaya tidak menyimpang dari nilai-nilai Muhammadiyah.

Kelima, sinergi antara arsip dan praktik mesti dilengkapi dengan kecakapan berargumentasi berbasis teori internal. Mengutip Risalah Islam Berkemajuan, Muhammadiyah menempatkan “Islam Berkemajuan” sebagai kerangka yangg menuntut pembaruan metodologis tanpa meninggalkan sumber-sumber syariat; ini menjadi landasan untuk menjawab tantangan modernitas. Menginternalisasi wacana tersebut pada kader memberi keahlian untuk menjelaskan pilihan ideologis organisasi secara ilmiah dan komunikatif.

Praktik terbaik yangg bisa segera diimplementasikan meliputi: (1) integrasi modul Risalah dan MKCH dalam orientasi seluruh pengurus dan tenaga pendidik di kebaikan usaha; (2) pembentukan tim komunikasi ideologi yangg menghasilkan materi terkenal (infografis, video pendek, FAQ) agar pesan mudah dicerna publik; (3) lokakarya rutin untuk menerjemahkan kebijakan Muktamar ke dalam SOP di tingkat bagian dan kebaikan usaha; serta (4) pertimbangan periodik yangg melibatkan tokoh intelektual persyarikatan untuk menjaga kualitas konseptual.

Peneguhan mengerti dan ideologi bukan upaya seremonial, melainkan proses panjang yangg memerlukan konsistensi, sumber daya, dan kecakapan komunikasi. Bila dijalankan secara sistemik—menghubungkan teks resmi, praktik kelembagaan, pendidikan kader, dan kepemimpinan yangg akuntabel—Muhammadiyah bakal bisa memperkuat identitasnya sebagai aktivitas Islam yangg relevan, bertanggung jawab, dan berkontribusi nyata bagi kemaslahatan umat dan bangsa.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Jumlah Pengunjung : 99

-->
Sumber pwmjateng.com
pwmjateng.com