Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Masjid Abdullah Ibn Abbas yangg terletak di kota Thaif mengingatkan kita bakal sosok Abdullah Ibn Abbas. Namanya tidak asing saat kita mengulas perihal ibadah haji, lantaran banyak sabda shahih dan terkenal tentang haji sebagaimana dipraktikkan nabi berasal dari Ibn Abbas.
Masjid yangg didominasi warna coklat ini banyak dikunjungi jemaah haji saat berkunjung ke kota Thaif.
Ia dibangun tahun 592 H tidak jauh dari makam Abdullah ibn Abbas yangg wafat pada tahun 68 H. Oleh lantaran itu pula masjid tersebut dinamai masjid Abdullah ibn Abbas.
Profil Abdullah ibn Abbas
Ia adalah sepupu nabi, tepatnya putra Abbas, om dari pihak ayah Nabi. Ibunya adalah Umm al-Fadl yangg notabene merupakan kerabat wanita Maymoonah, salah satu istri nabi.
Tiga tahun sebelum hijrah, Abdullah ibn Abbas lahir. Praktik tahnik yangg masyhur dilakukan nabi pun dipraktikkan pada Abdullah ibn Abbas.
Kala itu, ibunya membawanya menemui nabi sebelum disusui. Nabi pun meletakkan sebagian ludahnya di lidah bayi yangg baru lahir tersebut.
Perpustakaan Ibn Abbas
Saat berjamu ke masjid Abdullah ibn Abbas, selain shalat di masjidnya, kita juga bisa berjamu ke Maktabah alias perpustakaan Ibn Abbas yangg berada di samping masjid.
Sayangnya saat Media Center Haji berjamu ke sana pada 22 Juni 2024, perpustakaan tampak tutup sehingga jemaah hanya bisa memandang dan berpotret di depannya.
Perpustakaan ini merupakan salah satu maktabah sumbangan tertua di bumi Islam. Tradisi menyumbang kitab bagi para pencari pengetahuan sudah lama tumbuh sejak sebelum perpustakaan ini berdiri.
Terdapat beragam koleksi literatur cerita Islam, buku, dan manuskrip sejak tumbuhnya percetakan Islam yangg dikelola sebagai bagian dari masjid. Sampai kemudian Muhammad al-Shirwani mendirikan perpustakaan ini antara tahun 1250-1270 sesudah hijrah nabi.
Pendirian maktabah tersebut bermaksud untuk memberikan akses bagi para pelajar, peneliti, dan masyarakat umum yangg suka membaca maupun meneliti.
Pada masa pemerintahan Raja Saud ibn Abdulaziz Saud, masjid direkonstruksi secara menyeluruh termasuk perpustakaan pada 1378 H. Perpustakaan mulai dibuka kembali pada 1384 H kala pemerintahan Raja Faisal bin Abdulaziz Saud.
Selanjutnya dilakukan proses indeks dan penomoran buku.
Kecendekiawanan Abdullah Ibn Abbas
Keberadaan perpustakaan itu lantas mengingatkan kita pada kecendekiawanan Ibn Abbas. Ia memang dikenal sebagai mahir tafsir dan sunnah nabi, serta banyak meriwayatkan sabda shahih.
Sepupu nabi itu sering berada di sisi nabi, bermohon berbareng nabi, mengikuti majelis pengetahuan nabi, dan membersamai nabi dalam perjalanannya. Bahkan dia juga melayani nabi seperti mengambilkan air untuk berwudhu.
Nabi pun pernah menepuk pundaknya kemudian mendoakan, “Ya Allah, jadikan dia memperoleh pemahaman yangg mendalam tentang Islam, dan berilah petunjuk tentang makna dan penafsiran.”
Ibnu Abbas juga pernah meriwayatkan, “Rasulullah mengusap dadaku dan berkata, Ya Tuhan, berilah dia kebijaksanaan.”
Kepakaran dan kebijaksanaan Ibn Abbas pun diakui Saad bin Abi Waqqas yangg menyatakan, “Saya belum pernah memandang seseorang yangg lebih sigap pemahaman, mempunyai pengetahuan lebih banyak, dan kebijaksanaan yangg lebih besar dari Ibn Abbas.”
Saad juga mengungkapkan, bahwa dia pernah memandang Umar memanggil Ibn Abbas untuk membahas masalah yangg susah di hadapan para veteran Badar dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Saat itulah Ibn Abbas memberikan masukan dan Umar tidak mengabaikan apa yangg dia katakan. (Hns).
English (US) ·
Indonesian (ID) ·