Mahasiswa UMS Ciptakan Alat Cek Gula Darah Tanpa Tusuk Jari, Sabet Emas di Ajang Internasional - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Melalui pendapat inovatif berjudul “GluScan: Innovative Ray Based Non Invasive Blood Sugar Detection With Real Time Visualization on Mobile App”, sekelompok mahasiswa UMS sukses mencuri perhatian dunia. Mereka memperkenalkan perangkat penemuan kadar gula darah berbasis sinar infrared yangg terintegrasi langsung dengan aplikasi ponsel pintar.

Inovasi ini mengantarkan Tim GluScan meraih lencana emas pada arena bergengsi World Invention Competition and Exhibition (WICE) 2025. Kompetisi tersebut berjalan pada 21–25 September 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia, diselenggarakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) berbareng SEGi University. Ajang ini diikuti peserta dari lebih sepuluh negara.

Tim GluScan terdiri atas lima mahasiswa, ialah Syaban Al Musyaffaa Ibnu Ahmad sebagai ketua, berbareng Nandifa Azzahra Salsabila, Dita Nur Aulia Anggraini, Muhammad Mukhorroja Adz Dzaka, dan Ammar Miftahudin Anshori. Mereka berasal dari program studi berbeda, tetapi disatukan oleh tujuan menciptakan teknologi kesehatan yangg lebih praktis dan ramah pengguna.

Syaban menuturkan bahwa kemenangan tersebut merupakan buah dari perjuangan panjang. “Senang sekali, soalnya kami persiapkan ini dari bulan Juli dan itu banyak sekali hambatan dan hambatan. Pokoknya trouble-nya banyak banget,” ungkapnya pada Jumat (3/10).

Baca juga, Brand ID Milad ke-113

Menurut Syaban, buahpikiran dasar GluScan lahir dari keprihatinan terhadap metode pemeriksaan gula darah yangg umumnya tetap menggunakan tusuk jari. “Sekarang ini, kebanyakan orang tetap kudu menusuk jarinya untuk cek gula darah. Sementara perangkat non-invasif yangg sudah ada umumnya belum terintegrasi dengan aplikasi. Jadi tetap berdiri sendiri,” jelasnya.

Syaban menjabarkan sistem penggunaan perangkat ini. GluScan memanfaatkan pancaran sinar infrared yangg diarahkan ke jari kelingking. Sinar tersebut kemudian ditangkap kembali oleh sensor. Hasil tangkapan diproses untuk memperkirakan kadar gula darah, lampau dikirimkan ke microcontroller dan diteruskan ke aplikasi ponsel secara real-time.

“Setelah dipancarkan ke jari, sensor bakal mendeteksi kadar gula darah. Data langsung dikirim ke aplikasi, jadi pengguna bisa memantau hasilnya secara praktis,” terang Syaban.

Sebelum tampil di WICE, tim GluScan sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan nasional dan internasional. Namun pengalaman di Malaysia memberi cerita tersendiri. Dzaka, salah satu personil tim, mengungkapkan tantangan terberat muncul ketika perangkat solder yangg mereka bawa dari Indonesia mengalami kerusakan.

“Terus dengan suasana yangg emang rame, terus pusing juga. Pokoknya perasaannya campur-campur waktu itu panik. Tapi qadarullah, alhamdulillah, bisa selesai sebelum presentasi dan presentasi melangkah dengan lancar,” kata Dzaka penuh rasa syukur.

Prestasi ini tidak hanya disambut ceria oleh para mahasiswa, tetapi juga mendapat apresiasi tinggi dari pengajar pembimbing, Muhammad Al Fatih Hendrawan. Ia menilai kemenangan tersebut bukan sekadar trofi, melainkan bukti nyata pembinaan kampus dalam mencetak mahasiswa berkekuatan saing global.

“Universitas mendukung penuh penemuan mahasiswa. Saya berpesan agar mereka terus mengembangkan diri, tidak hanya mengejar prestasi, tetapi juga menjadikannya sebagai investasi masa depan,” tegas Fatih.

Kontributor : Roselia
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Jumlah Pengunjung : 77

-->
Sumber pwmjateng.com
pwmjateng.com