PWMJATENG.COM, Jakarta – Suasana berbeda terasa dalam ruang kuliah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) semester V Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) pada Kamis, 25 September 2025. Mata kuliah Teknik Jurnalistik yangg dipandu langsung oleh Hendra Apriyadi menghadirkan pengalaman belajar yangg penuh inspirasi.
Hendra, pengajar sekaligus wartawan aktif di Muhammadiyah, tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membagikan perjalanan kariernya di bumi pers. Ia menuturkan pengalamannya sejak menjadi reporter tvMu pada 2015 hingga 2023, serta menampilkan sejumlah karya jurnalistiknya yangg pernah dimuat di Majalah Suara Muhammadiyah dan beragam media cetak lainnya.
“Jurnalistik bagi saya awalnya hanya sebatas minat ketika kuliah, lampau berkembang menjadi hobi, dan akhirnya menjadi salah satu pekerjaan yangg saya jalani hingga saat ini,” ujar Hendra kepada mahasiswa. Ia menambahkan, kiprahnya di bumi jurnalistik sempat diapresiasi dengan penghargaan dari Majalah Suara Muhammadiyah pada 2016 sebagai Penggerak Konsistensi Dakwah Melalui Media.
Dalam pemaparannya, Hendra menjelaskan proses panjang yangg dilalui sebuah buletin sebelum bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Ia menguraikan pentingnya unsur 5W+1H (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana) sebagai pondasi dasar dalam penulisan berita. Tidak hanya itu, dia juga menekankan kegunaan jurnalistik secara umum, termasuk gimana etika menjadi prinsip utama dalam setiap karya jurnalistik.
“Berita bukan sekadar informasi, tetapi juga tanggung jawab. Ada proses verifikasi dan etika yangg kudu dijunjung tinggi agar buletin berfaedah dan tidak menyesatkan publik,” jelasnya.
Baca juga, Segudang Keistimewaan Salat Subuh yangg Tak Boleh Tertinggalkan
Antusiasme mahasiswa tampak jelas sepanjang perkuliahan. Mereka menyimak dengan penuh perhatian dan sesekali mengusulkan pertanyaan seputar pengalaman praktis di lapangan. Beberapa mahasiswa apalagi menceritakan kesukaan mereka terhadap bumi jurnalistik.
Nada Zahirah dan Panita Nur Amaliah, misalnya, mengaku tertarik pada bagian penyiaran radio. Menurut keduanya, pengalaman Hendra memberi gambaran nyata tentang kesempatan berkarier di media penyiaran. Sementara itu, Afisya Azzahra menceritakan pengalamannya menulis buletin semasa duduk di bangku SMK. Karyanya apalagi sempat terpajang di majalah tembok sekolah, dan pengalaman itu semakin memotivasi dirinya untuk serius mengasah keahlian jurnalistik di bangku kuliah.
Bagi mahasiswa, kisah perjalanan Hendra menjadi bukti nyata bahwa bumi jurnalistik dapat menjadi lahan dakwah sekaligus pekerjaan yangg menjanjikan. Kehadirannya sebagai pengampu mata kuliah tidak hanya memberi materi, tetapi juga membuka wawasan baru bagi generasi muda yangg mau berkecimpung di bumi media.
Perkuliahan ini juga menjadi ruang pembelajaran yangg mempertemukan teori dan praktik. Mahasiswa tidak sekadar mempelajari teknik menulis berita, melainkan juga memahami nilai-nilai moral yangg melekat dalam setiap produk jurnalistik.
“Harapan saya, mahasiswa kelas jurnalistik ini dapat terus berlatih menulis buletin dari lingkungan sekitar, khususnya di bumi kampus. Dengan begitu, pengalaman mereka bertambah dan keahlian jurnalistik semakin terasah,” tutup Hendra Apriyadi saat mengakhiri perkuliahan.
Kontributor : Hendra
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 28
1 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·