Mahasiswa FK Unimus Belajar Hitung Zakat Sejak Dini: Latihan Bersihkan Harta dan Jiwa - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

PWMJATENG.COM, Semarang – Pesantren Mahasiswa (PISMA) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) menggelar kajian fiqih amal di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah, Selasa (14/10). Kegiatan yangg diikuti 95 mahasiswa ini bermaksud menanamkan kesadaran tentang pentingnya amal sejak awal sebagai bekal spiritual dan sosial.

Dengan tema “Fiqih Kontemporer Zakat Mal”, aktivitas tersebut tidak sekadar membahas teori, tetapi juga praktik langsung menghitung zakat. Beragam jenis amal dibahas, mulai dari amal profesi, perusahaan, emas, perak, tabungan, investasi, hingga rikaz seperti bingkisan dan undian.

Pemateri kajian, Ikhwanushoffa, menjelaskan bahwa amal bukan hanya tanggungjawab finansial, melainkan juga sarana untuk membersihkan kekayaan dan jiwa. “Zakat adalah corak nyata ketaatan kepada Allah SWT. Dalam Q.S. Al-Hasyr ayat 18, Allah mengingatkan kita agar bertakwa dengan mempersiapkan kebaikan untuk hari akhir. Begitu pula dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 43, umat Islam diperintahkan menegakkan salat dan menunaikan zakat,” ujarnya di hadapan peserta.

Ia juga menyinggung sikap tegas Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq yangg memerangi orang-orang yangg memisahkan antara salat dan zakat. Menurutnya, ketegasan tersebut menjadi bukti bahwa perintah amal menempati posisi sangat krusial dalam aliran Islam.

Dalam penjelasannya, Ikhwanushoffa memaparkan bahwa tidak semua kekayaan wajib dizakati. Beberapa kekayaan yangg dikecualikan antara lain rumah tinggal, kendaraan kerja, kekayaan warisan, serta kekayaan yangg telah disucikan melalui sedekah, wakaf, alias tabungan haji. Meski demikian, dia mendorong mahasiswa agar berlatih menunaikan amal sejak dini, apalagi jika belum mempunyai penghasilan tetap.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

“Walaupun kalian belum bekerja, biasakan sejak sekarang. Uang jajan alias duit bulanan dari orang tua bisa disisihkan 2,5 persen untuk zakat, infak, dan sedekah. Dengan begitu, kekayaan yangg kita miliki menjadi bersih dan membawa keberkahan,” pesannya.

Ikhwanushoffa juga menyoroti persoalan amal yangg ditunaikan sebelum genap setahun alias haul. Menurutnya, perihal tersebut diperbolehkan sebagaimana sabda riwayat Abu Daud dan Tirmidzi, yangg menceritakan bahwa Rasulullah SAW memberi keringanan kepada Al-‘Abbas untuk menunaikan amal sebelum waktu haul tiba. “Kelonggaran ini menunjukkan bahwa Islam memberi ruang bagi kemudahan beramal,” tambahnya.

Isu tentang amal dan hutang pun tidak luput dari pembahasan. Ia menegaskan, tanggungjawab berzakat sebaiknya tetap diutamakan meskipun seseorang mempunyai hutang. “Kini banyak orang berhutang bukan lantaran kebutuhan mendesak, tetapi lantaran style hidup, seperti membeli gawai alias kendaraan. Maka amal tetap kudu ditunaikan terlebih dahulu, baru kemudian bayar hutang,” jelasnya.

Sesi praktik menghitung amal menjadi bagian yangg paling menarik bagi para peserta. Mereka diajak mengerjakan simulasi kasus sehari-hari untuk memahami langkah menghitung amal dengan benar. Melalui metode ini, mahasiswa tidak hanya mempelajari konsep amal secara teoritis, tetapi juga belajar menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari program pembinaan spiritual PISMA FK Unimus. Tujuannya membentuk karakter mahasiswa kedokteran yangg unggul dalam bagian akademik dan ahli sekaligus mempunyai kepekaan sosial serta kesadaran keagamaan. Melalui training seperti ini, diharapkan lahir generasi master yangg tidak hanya terampil menyembuhkan jasmani, tetapi juga memahami makna membersihkan jiwa.

Kontributor : Rizky Maradona
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Jumlah Pengunjung : 94

-->
Sumber pwmjateng.com
pwmjateng.com