Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Menginjak usia ke-96 tahun, Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) sebagai sayap organisasi Muhammadiyah dalam rumor wanita muda menyelenggarakan serangkaian aktivitas untuk merayakan miladnya. Agenda Puncak Milad ke-96 yangg dilaksanakan pada Sabtu (6/7) di Masjid Gede Kauman tersebut diisi dengan aktivitas Fun Walk, Tabligh Akbar, beragam penampilan, serta pembagian doorprize. Namun, salah satu yangg memikat mata adalah antrean panjang yangg mengular di area selatan pelataran masjid.
Rupanya, orang-orang di situ sedang mengantre untuk mengakses jasa Pashmina yangg disediakan panitia. Pashmina adalah kependekan dari Pelayanan Remaja Sehat Milik NA yangg menyediakan beragam akses jasa pemeriksaan kesehatan, konsultasi, serta edukasi untuk masyarakat umum, khususnya remaja. Fakhrunnisa, salah seorang pengurus Pashmina, bercerita, “Pashmina itu datang keresahannya lantaran beragam kasus (yang dialami) perempuan, seperti stunting dan sebagainya, yangg bermulai dari remaja.”
Hari itu, pos jasa kesehatan yangg disediakan adalah pos pemeriksaan tensi, berat badan, tinggi badan, Hemoglobin (Hb), masam urat, gula, serta kolesterol. Hadirnya jasa ini di tengah-tengah mereka menjadi krusial untuk memberikan paparan edukasi kesehatan agar mereka lebih menyadari dan memahami langkah menjaga dirinya. “Pengecekan Hemoglobin remaja itu kan krusial ya. Dia jika mengandung kelak berisiko anaknya gimana. Paling enggak ada screening biar tahu, agar jika ada kurang, dia bisa mengubah lifestyle-nya gitu,” papar Fakhrun.
Baca Juga: Cantik dan Tampan (saja) Tidak Cukup
Selain itu, di antara pos-pos yangg ada, terdapat satu spot menarik yangg menyediakan jasa edukasi lewat permainan ular tangga. Para peserta bakal diminta untuk menjawab beragam teka-teki tentang kesehatan ketika mengikuti permainan tersebut. Fakhrun menjelaskan, “Kita siapkan edukasinya permainan ular tangga yangg kelak remaja-remaja bisa ikut bermain, bergerak, serta juga mengasah pengetahuan mereka.” Di samping itu, di akhir layanan, para peserta juga mendapatkan makanan bergizi berupa bubur kacang hijau.
Salah seorang peserta, Melani, yangg berasal dari Gunung Kidul, bercerita, “Baru pertama kali ya jadi pengalaman baru. Layanannya enak, Mbak-Mbaknya ramah, terus dapat bingkisan juga.” Ia lampau menunjukkan bubur kacang hijau yangg disebutnya sebagai hadiah. Peserta lainnya, Rahma, mahasiswi UIN Sunan Kalijaga yangg berasal dari Bengkulu juga mempunyai kesan positif terhadap aktivitas tersebut. “Tadi dapat saran jika kurang makan buah, perlu lebih banyak vitamin A sama C. Alhamdulillah Hb-nya normal jadi hanya diperkuat minum air putihnya aja,” ujarnya. (Ahimsa W Swadeshi)-lsz
English (US) ·
Indonesian (ID) ·