Krisis Imkanur Rukyah, Kemapanan Wujudul Hilal, dan Kebutuhan Kalender Global - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Penggunaan kriteria Imkanur Rukyah (IR) sebagai kriteria untuk menentukan awal bulan Kamariah di Indonesia dalam perpektif makulat pengetahuan merupakan krisis nyata dari Ilmu Falak.

Secara ontologis, Imkanur Rukyah (IR) memandang bulan pada malam penggenapan usia bulan Kamariah menjadi 30 hari tetap berada di siklus bulanan lama. Sehingga lahir di siklus bulanan baru sudah berumur lebih dari 24 jam.

Jika digunakan analog 30 hari usia bulan Kamariah sama dengan usia manusia 60 tahun. Maka sebenarnya manusia “IR” begitu lahir sudah berumur 2 tahun.

Secara epistemologis, Imkanur Rukyah (IR) tidak menggunakan tolok ukur kebenaran korespondensi nan menjadi tolok ukur kebenaran ilmu-ilmu alam. Yakni kesesuaian pernyataan dengan kenyataan.

Hilal pada sore hari tanggal 29 bulan melangkah saat mentari terbenam sebenarnya sudah wujud, tapi wujudnya dianggap tidak ada hanya lantaran kurang dari 3 derajat.

Secara aksiologis, pengetahuan falak semestinya memberi maslahat universal untuk membangun almanak global. Tetapi oleh IR hanya digunakan untuk memberi pembenaran aliran rukyah nan dipahami dari sabda nan sebenarnya disabdakan Nabi untuk menentukan awal bulan Kamariah pada era beliau ketika Ilmu Falak belum maju.

Dalam pada itu Wujudul Hilal (WH) dalam perspektif makulat pengetahuan adalah kriteria nan benar.

Secara ontologis WH memandang bulan nan berada di siklus baru diterima sebagai sudah berada di siklus baru sehingga ketika lahir baru berumur kurang dari 1 jam.

Dan dengan analog manusia, manusia WH ketika lahir berumur 0 bulan.

Kemudian secara epistemologis, WH menggunakan tolok ukur kebenaran korenpondensi. Hilal nan sudah berada di atas ufuk diterima sudah berada di atas ufuk meskipun kurang dari 3 derajat dan tidak bisa dirukyah.

Kemudian secara aksiologis, WH terbukti telah memberi kepastian almanak waktu ibadah. Sehingga diikuti tidak hanya oleh penduduk Muhammadiyah, tapi juga penduduk ormas lain penganut hisab.

Jadi Muhammadiyah kukuh menggunakan WH tidak lantaran ego organisasi tapi lantaran mengamalkan kebenaran pengetahuan pengetahuan.

Karena mengamalkan kebenaran, Muhammadiyah mau melangkah maju menggunakan almanak Hijriah dunia untuk memajukan peradaban umat dalam berkalender.

Kalender global telah dirasakan banyak umat sebagai kebutuhan. Alhamdulillah Muhammadiyah merintis perjuangan mewujudkannya. Cepat alias lambat almanak dunia pasti terwujud.

Hasilnya umat senang dan tidak perlu ada pecundang.

Editor: Soleh

-->
Sumber ibtimes.id
ibtimes.id