Konsep Hifzun Nafs dalam Pendidikan Islam: Menjaga Kehidupan dan Martabat Manusia - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

PWMJATENG.COM – Dalam khazanah Islam, konsep maqāṣid al-syarī‘ah alias tujuan-tujuan hukum menempati posisi yangg sangat penting. Salah satu di antara tujuan utama tersebut adalah ḥifẓ al-nafs (حفظ النفس), yangg berfaedah menjaga jiwa alias melindungi kehidupan manusia. Nilai ini tidak hanya berkarakter teologis, tetapi juga menjadi prinsip dasar dalam sistem pendidikan Islam yangg berorientasi pada pembinaan manusia seutuhnya.

Pendidikan Islam sejatinya tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan pribadi yangg bisa menghargai dan menjaga kehidupan, baik dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam konteks ini, ḥifẓ al-nafs menjadi landasan moral dan spiritual yangg mendorong terciptanya peradaban yangg beradab dan berkeadilan.

Landasan Teologis Hifzun Nafs

Al-Qur’an secara definitif menegaskan pentingnya menjaga jiwa manusia. Allah Swt. berfirman:

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ

“Dan janganlah Anda membunuh jiwa yangg diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu argumen yangg benar.” (QS. Al-Isra’: 33)

Ayat tersebut menegaskan bahwa kehidupan manusia mempunyai nilai yangg sakral dan tidak boleh dirusak dengan argumen apa pun, selain berasas norma yangg sah. Dalam konteks pendidikan, prinsip ini mengandung makna bahwa seluruh proses pembelajaran kudu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kekerasan, diskriminasi, dan pelecehan dalam bumi pendidikan adalah corak pelanggaran terhadap prinsip ḥifẓ al-nafs.

Selain itu, Allah Swt. juga menegaskan dalam firman-Nya:

وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا

“Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan seluruh manusia.” (QS. Al-Ma’idah: 32)

Ayat ini memberikan dasar spiritual bagi pendidik untuk berkedudukan sebagai penjaga kehidupan — bukan sekadar pengajar ilmu, tetapi juga pembimbing moral dan penjaga martabat kemanusiaan.

Implementasi Hifzun Nafs dalam Pendidikan Islam

Dalam praktiknya, konsep ḥifẓ al-nafs dapat diimplementasikan dalam beberapa dimensi pendidikan. Pertama, pendidikan akhlak. Peserta didik diarahkan untuk menjaga diri dari perbuatan yangg dapat membahayakan fisik, mental, dan spiritual. Nilai seperti disiplin, tanggung jawab, dan empati kudu ditanamkan sejak awal agar terbentuk karakter pelindung kehidupan, bukan perusak.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

Kedua, pendidikan kesehatan dan kebersihan. Islam sangat menekankan kebersihan sebagai bagian dari iman. Rasulullah saw. bersabda:

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ

“Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim)

Melalui pendidikan, nilai ini diterjemahkan ke dalam kesadaran menjaga kebersihan diri, lingkungan sekolah, serta pola hidup sehat. Hal ini merupakan bagian dari penerapan nyata ḥifẓ al-nafs lantaran kesehatan adalah modal utama bagi kehidupan.

Ketiga, pendidikan sosial dan kemanusiaan. Peserta didik diajarkan untuk peka terhadap penderitaan orang lain, menolong sesama, dan tidak melakukan zalim. Sikap solidaritas dan kasih sayang menjadi pilar dalam menjaga keberlangsungan kehidupan sosial. Dengan demikian, ḥifẓ al-nafs tidak hanya berorientasi pada diri sendiri, tetapi juga pada kehidupan bersama.

Hifzun Nafs dan Penguatan Karakter

Konsep ḥifẓ al-nafs juga relevan dalam pembentukan karakter peserta didik di era modern. Tantangan seperti kekerasan di sekolah, perundungan (bullying), dan penyalahgunaan teknologi dapat dihadapi dengan menanamkan nilai penghormatan terhadap jiwa manusia. Pendidikan Islam yangg berbasis ḥifẓ al-nafs menumbuhkan kesadaran bahwa setiap manusia mempunyai kewenangan untuk hidup tenteram dan dihormati.

Guru, orang tua, dan masyarakat kudu bersinergi membangun lingkungan pendidikan yangg aman, menenangkan, dan memanusiakan. Melalui penguatan nilai ḥifẓ al-nafs, lembaga pendidikan Islam diharapkan tidak hanya mencetak insan pandai secara intelektual, tetapi juga beradab mulia dan peduli pada kehidupan.

Ikhtisar

Konsep ḥifẓ al-nafs dalam pendidikan Islam menegaskan bahwa menjaga jiwa bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga misi kemanusiaan yangg melekat dalam setiap proses pendidikan. Ketika nilai ini diinternalisasikan secara utuh, pendidikan Islam bakal melahirkan generasi yangg menghargai kehidupan, menebarkan kasih sayang, dan menjadi pelindung bagi sesamanya — sebagaimana pesan suci Al-Qur’an:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107)

Dengan demikian, ḥifẓ al-nafs menjadi inti dari pendidikan Islam yangg berorientasi pada rahmat, kemanusiaan, dan keberlanjutan kehidupan.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Jumlah Pengunjung : 81

-->
Sumber pwmjateng.com
pwmjateng.com