Kisah Haru Bocah Cilongok: Enam Tahun Hidup dalam Sunyi, Kini Karan Bisa Mendengar Dunia Berkat Lazismu Banyumas - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

PWMJATENG.COM, Banyumas – Setelah enam tahun hidup dalam keheningan, Karan, bocah asal Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, akhirnya bisa mendengar bumi di sekelilingnya. Keajaiban mini itu terwujud berkah support perangkat bantu dengar yangg disalurkan oleh Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Banyumas melalui program kesehatan pada Kamis (9/10/2025).

Sejak lahir, Karan hanya bisa menangkap bunyi dengan gelombang tinggi. Di luar itu, bumi baginya hanyalah hening. Meski demikian, semangatnya untuk berguru dan berinteraksi dengan teman-temannya tak pernah padam. Kini, setelah perangkat bantu dengar terpasang di telinganya, dia mulai menatap masa depan dengan senyum dan angan baru.

Proses penyerahan perangkat bantu dengar dilakukan di Audiotune Purwokerto. Acara itu disaksikan langsung oleh Irfan Awaludin, Penanggung Jawab Program Kesehatan Lazismu Banyumas, serta Daniar Rifaldi, Manajer Penghimpunan. Karan datang berbareng ibu dan neneknya. Air mata haru tak bisa mereka tahan ketika mendengar Karan untuk pertama kalinya mulai merespons suara-suara di sekelilingnya.

Baca juga, Muhammadiyah Umumkan Jadwal Puasa Ramadan 2026, Catat Tanggal Resminya!

Menurut Irfan, proses pemberian perangkat bantu dengar ini merupakan bagian dari program jasa kesehatan Lazismu yangg ditujukan untuk membantu masyarakat kurang mampu, terutama mereka yangg mempunyai keterbatasan fisik. “Kami mau memastikan bahwa anak-anak seperti Karan juga punya kesempatan yangg sama untuk tumbuh dan belajar seperti anak-anak lainnya,” katanya.

Sementara itu, Daniar Rifaldi menuturkan bahwa perangkat bantu dengar senilai Rp28 juta itu bisa diwujudkan setelah Lazismu Banyumas menggalang biaya selama satu bulan. Donasi berasal dari para murah hati yangg peduli terhadap rumor kesehatan anak. “Ini bukan sekadar alat, melainkan bunyi angan bagi Karan dan keluarganya,” ujar Daniar dengan penuh rasa syukur.

Daniar menambahkan, masyarakat Banyumas menunjukkan kepedulian luar biasa dengan ikut berdonasi. Menurutnya, kisah Karan menjadi bukti nyata bahwa gotong royong dan kepedulian sosial bisa mengubah hidup seseorang. “Ketika banyak tangan bergerak bersama, maka keajaiban bisa terjadi,” tuturnya.

Kini, Karan tengah menjalani masa penyesuaian dengan perangkat bantu dengarnya. Meski perlu waktu untuk menyesuaikan diri, setiap bunyi yangg mulai dia dengar menjadi hidayah besar bagi keluarganya. Ibunya mengaku, selama enam tahun, dia hanya bisa bermohon agar anaknya suatu hari dapat mendengar panggilannya. “Saya tidak pernah menyangka hari itu akhirnya datang,” ungkap sang ibu dengan bunyi bergetar.

Kontributor : Romi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Jumlah Pengunjung : 112

-->
Sumber pwmjateng.com
pwmjateng.com