Keteladanan dan Pemikiran Visioner KH Ahmad Dahlan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Sebagai penduduk Muhammadiyah, tentu kita sudah mengenal KH Ahmad Dahlan, seorang ustadz karismatik sang mendirikan organisasi Muhammadiyah. Beliau adalah anak seorang ustadz dan pemuka kepercayaan yangg bekerja sebagai pejabat khattib di Masjid gede kauman kesultanan Yogyakarta. Sedari mini sudah dididik dalam lingkungan yangg religius oleh kedua orang tuanya.

Dalam K.H. Ahmad Dahlan: sang pencerah, pendidik, dan pendiri Muhammadiyah (2010), ada 15 nama yangg menjadi gurunya ialah ayahnya, Kiai Abu Bakr, kakak iparnya ialah Kiai Muhammad Soleh, termasuk kepada Kiai Faqih Gresik.

Selain itu Ahmad Dahlan belajar fikih kepada Kiai Muchsin, pengetahuan nahwu kepada Kiai Abdul Hamid, ilmu falaq kepada Kiai Raden Dahlan, pengetahuan fikih dan sabda kepada Kiai Mahfud, pengetahuan sabda kepada Syekh Khayyat, Sayyid Baabusijjil dan Mufti Syafi’i, ilmu qira’atul quran kepada Syekh Amin dan Sayyid Bakri Syata’, pengetahuan pengobatan Islam kepada Syekh Hasan, serta ilmu qiraah dan falak kepada Kiai Asy’ari Baceyan dan Syekh Misri Makkah. Serta belajar kepada ustadz besar asal Semarang, Kiai Soleh Darat dan sewaktu nyantri berjumpa dengan Kyai Hasyim Asy’ari.

Setelah berhaji ke Makkah pada tahun 1903, di tanah Hidjaz Kiai Ahmad Dahlan kembali menimba pengetahuan dari ustadz besar asal Nusantara, ialah Syekh Ahmad Khatib, Kiai Nawawi Al-Bantani, Kiai Mas Abdullah Surabaya, dan Kiai Maskumambang. Saat belajar kepada Syekh Ahmad Khatib, Kiai Ahmad Dahlan kembali satu majelis dengan Kiai Hasyim Asy’ari, demikian tulis M. Nasruddin Anshoriy dalam Matahari Pembaruan Rekam Jejak K.H. Ahmad Dahlan (2010).

Dalam hajinya tersebut, atas support Haji Baqir, Kiai Ahmad Dahlan sukses berjumpa dan belajar dengan siswa dari Muhammad Abduh, ialah Muhammad Rashid Ridha selama dua tahun. Demikian catat Ahmad Faizin Karimi dalam Pemikiran dan Perilaku Politik Kiai Haji Ahmad Dahlan (2012).

Melihat para pembimbing yangg mempunyai kapabilitas besar, tidak mengherankan jika KH Ahmad Dahlan mempunyai pengetahuan yangg komprehensif. Sepulang dari Makkah, beliau memandang kondisi sosial masyarakat yangg tidak banyak berubah. Umat Islam tetap taqlid, kemiskinan meluas, dan kegoblokan merajalela. Pada masa itu, umat Islam menjadi kaum yangg tertindas oleh kolonialis Belanda. Keadaan ini menggugah hati dan pikiran KH Ahmad Dahlan untuk mencari solusi yangg dapat membawa perubahan positif bagi umat Islam dan masyarakat luas.

KH Ahmad Dahlan adalah seorang kyai dengan langkah pandang yangg berbeda dibandingkan para kyai pada umumnya. Beliau tidak hanya konsentrasi pada pengajaran kepercayaan secara konvensional, tetapi juga memikirkan gimana kepercayaan dapat diaplikasikan untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat. Melihat situasi yangg ada, KH Ahmad Dahlan berpikir secara mendalam, dan pemikiran beliau ini bisa digolongkan sebagai High Order Thinking Skills (HOTS). Pemikiran beliau didasarkan pada pengamatan keseharian di lingkungan sosial. Beliau memandang langsung gimana penderitaan rakyat dan ketidakadilan yangg terjadi.

KH Ahmad Dahlan memanfaatkan pengamatan tersebut untuk mengolah pikirannya dan merumuskan langkah-langkah nyata yangg dapat membawa perubahan. Beliau tidak hanya berbincang tentang teori, tetapi juga mengaplikasikan pemikirannya dalam tindakan nyata. Salah satu langkah konkret yangg diambil KH Ahmad Dahlan adalah mendirikan Muhammadiyah pada tahun 1912. Organisasi ini bermaksud untuk memajukan pendidikan, memperkuat pemahaman agama, dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

Di bagian pendidikan, KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah yangg menggabungkan pendidikan kepercayaan dan umum. Beliau menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan umat dari kegoblokan dan kemiskinan. Melalui sekolah-sekolah yangg didirikannya, KH Ahmad Dahlan mau mencetak generasi yangg tidak hanya mengerti tentang agama, tetapi juga mempunyai keahlian yangg dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman.

Selain itu, KH Ahmad Dahlan juga aktif dalam bagian sosial. Beliau mendirikan panti didikan untuk menolong anak anak yangg terlantar. Langkah ini menunjukkan bahwa KH Ahmad Dahlan tidak hanya peduli pada aspek spiritual, tetapi juga pada aspek sosial umat. Beliau percaya bahwa Islam kudu membawa rahmat bagi seluruh alam, termasuk dalam aspek kehidupan sehari-hari.

Keteladanan KH Ahmad Dahlan juga terlihat dalam langkah beliau menjalankan kehidupannya. Beliau adalah sosok yangg sederhana, rendah hati, dan selalu siap membantu siapa saja yangg membutuhkan. Kepribadian beliau yangg demikian membuatnya disegani dan dihormati oleh masyarakat, baik dari kalangan umat Islam maupun non-Muslim. KH Ahmad Dahlan menunjukkan bahwa seorang ustadz tidak hanya berkedudukan dalam bagian keagamaan, tetapi juga kudu terlibat aktif dalam upaya perbaikan sosial.

Pemikiran KH Ahmad Dahlan berasal dari kegelisahan terhadap kondisi umat Islam yangg terbelakang. Namun, beliau tidak berakhir pada kegelisahan tersebut. KH Ahmad Dahlan berpikir, bergerak, dan bertindak untuk mencari solusi. Langkah-langkah yangg diambilnya membuktikan bahwa beliau adalah seorang pembaharu yangg membawa perubahan signifikan bagi masyarakat dan umat Islam pada masanya.

 Dengan keteladanan dan langkah nyata yangg diambilnya, KH Ahmad Dahlan tidak hanya menjadi seorang ulama, tetapi juga seorang pembaharu yangg visioner. Beliau mengajarkan kita bahwa pemikiran yangg mendalam kudu diiringi dengan tindakan nyata untuk mencapai perubahan yangg diinginkan. Pemikiran dan tindakan KH Ahmad Dahlan tetap relevan hingga saat ini dan menjadi inspirasi bagi kita semua dalam menghadapi tantangan zaman. Melalui contoh yangg diberikan KH Ahmad Dahlan, kita belajar bahwa perubahan yangg besar dimulai dari pemikiran yangg cerdas, pengamatan yangg tajam, dan tindakan yangg nyata.

Tentang Penulis :

1. Kader Pemuda Muhammadiyah Ranting Ngawen Muntilan Magelang
2. Mahasiswa Program doktoral Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
3. Junior researcher “Center for Integrative Science and Islamic Civilization” Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
4. Teaching Assistant Al Islam & Kemuhammadiyahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

-->
Sumber Surya gemilangnews
Surya gemilangnews