Kajian Senja Kampus PK IMM FAI UMY : Perbaharui Niat di Awal Perkuliahan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 5 hari yang lalu

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Bidang Tabligh Islam dan Keagamaan (TKK) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Yoogyakarta (UMY) mengadakan Kajian Senja Kampus.

Kajian ini rutin dilaksanakan setiap sebulan sekali. Kali ini kajian mengusung tema ”Memperbaharui Niat Di Awal Perkuliahan,” yangg diisi oleh Ketua Bidang TKK FAI periode 2024-2025, Burhanudin.

Kajian Senja Kampus terselenggara di Taman Mustofa dan dihadiri sekitar 54 kader, mulai dari kehadiran 25 ketua komisariat IMM FAI UMY dan 29 Keluarga Ikatan IMM FAI UMY.

Dalam paparannya, Burhan mempunyai satu referensi karya Syaikh Al-Zarnuji, kitab Ilmu Ta’lim al-Muta’allim Thariqat at-Ta’allum yangg menekankan pentingnya niat yangg tulus dalam mencari ilmu, ialah niat mencari rida Allah, kebahagiaan akhirat, dan menghilangkan ketidaktahuan diri serta orang lain.

Syaikh Al-Zarnuji menekankan bahwa niat adalah fondasi dari semua perbuatan, termasuk belajar, sehingga wajib bagi mahasiswa untuk menata niatnya dengan benar.

Burhan menegaskan, ”Segala sesuatu itu tergantung niatnya. Hijrah nya itu apa yangg dihijrahkan. Dan janganlah niat itu untuk penerimaan oleh manusia. Dan janganlah juga Anda mencari niat itu untuk kenikmatan bumi dan kehormatan.”

Diharapkan dengan kajian ini, peserta bisa mengawali kuliah dengan niat yangg kuat dan tulus. Karena niat adalah fondasi alias landasan dari setiap tindakan yangg bakal dilakukan. Jika niatnya sudah kokoh, maka langkah-langkah selanjutnya bakal lebih terarah dan bermakna.

Baca Juga: Kewajiban Menuntut Ilmu bagi Seorang Muslim

Burhan menjelaskan, niat yangg betul itu kudu mencakup beberapa perihal penting, ialah untuk mencari rida Allah SWT, menggapai kebahagiaan akhirat, dan menghilangkan ketidaktahuan diri sendiri juga orang lain alias masyarakat di sekitarnya.

Niat yangg tulus juga digunakan untuk menghidupkan kepercayaan Islam, lantaran kelestarian kepercayaan hanya dapat terwujud dengan ilmu. Selain itu, menuntut pengetahuan juga dapat diniatkan sebagai corak rasa syukur atas nikmat logika dan kesehatan badan yangg telah Allah anugerahkan.

Syaikh Al-Zarnuji dalam bukunya mengingatkan dengan tegas agar niat dalam belajar tidak dicari untuk kenikmatan dunia, kehormatan, alias penerimaan dan sanjungan oleh manusia.

“Niat yangg tidak lurus, yangg tujuannya hanya untuk dipandang manusia alias mendapat pujian, dapat menghalangi seorang penuntut pengetahuan dari faedah pengetahuan itu sendiri. Bahkan, beliau menasihati agar janganlah niat itu untuk penerimaan oleh manusia, dan jadilah orang yangg ikhlas,” imbuhnya.

Niat yangg tulus dan kuat bakal menjadi sumber motivasi yangg besar, memungkinkan mahasiswa untuk terus melangkah maju, fokus, dan bertanggung jawab dalam menjalani perkuliahan, serta menghadapi setiap tantangan yangg ada.

Dengan niat yangg ikhlas, segala aktivitas duniawi yangg mengenai dengan proses belajar—seperti menghadiri kelas, mengerjakan tugas, alias berorganisasi dapat berubah nilainya menjadi kebaikan akhirat.

Dengan begitu, seorang kader alias mahasiswa dapat memastikan bahwa upaya kerasnya dalam menuntut pengetahuan tidak menjadi capek yangg sia-sia, melainkan capek yangg lillah (karena Allah).

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id