Jemaah Sakit dan Dirawat, Akan Dipulangkan Lebih Awal Ke Tanah Air Melalui Skema Tanazul - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Jemaah haji Indonesia secara berjenjang telah kembali ke tanah air. Namun demikian, terdapat jemaah yangg sampai saat ini tetap memerlukan perawatan kesehatan.

Hilman Latief, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) menyampaikan, “Ada beberapa jamaah yangg memungkinkan untuk dipercepat melalui skema tanazul, ialah pulang ke tanah air tidak berbareng kelompoknya. Kita sedang memandang kesempatan bagi jemaah tersebut agar bisa kembali ke tanah air dalam waktu dekat, kita sesuaikan dengan agenda pesawat yangg ada, dan embarkasi yangg lebih mudah mereka tempuh.”

Pulang Lebih Cepat dengan Skema Tanazul

Ia mencontohkan, jika jemaah merupakan jemaah gelombang dua yangg semestinya bergeser ke Madinah terlebih dulu sebelum kembali ke tanah air, maka mereka bakal dipulangkan segera dari Jeddah agar tidak perlu ke Madinah untuk menjaga kesehatannya. Demikian halnya, jika jemaah merupakan jemaah gelombang pertama yangg rupanya kudu pulang ke tanah air dari Madinah, maka dia bakal diupayakan untuk kembali dari Jeddah lebih awal.

Sampai 24 Juni 2024, ungkap Nurul Jamal, Kasie Kesehatan Daker Makkah, terdapat 11 orang yangg sudah pulang ke tanah air dengan skema tanazul. “Insya Allah kami bakal mengupayakan agar jemaah yangg sudah bisa ditanazulkan segera mendapatkan kloter dan pulang lebih awal ke Indonesia  sehingga bisa menekan akibat kesehatan.”

Rencananya, terdapat lebih dari 40 jemaah yangg bakal pulang dengan skema tanazul. “Bisa jadi bertambah memandang kondisi jemaah juga. Jemaah yangg ditanazulkan baik berasal dari gelombang 1 maupun gelombang 2, begitu tanazul masuk kepulangan gelombang 1 semua,” terang Jamal.

Jamal kemudian menyebut beberapa kriteria jemaah yangg ditanazulkan, pertama, layak terbang. Kedua, transportable. Ketiga, adanya indikasi medis yangg harus  dipenuhi. “Alhamdulillah  proses tanazul dari penerbangan di hari pertama sampai hari ini melangkah lancar,” Jamal mengucap syukur. Nantinya, jemaah yangg ditanazulkan bakal didampingi oleh tim kesehatan haji kloter.

Saat Hilman berjamu ke bangsal psikiatri di KKHI, lantai 5, dia berjumpa dengan salah satu jemaah laki-laki asal Pemalang. Sambil duduk dan mengenakan peci putih, dia bercerita, tak sabar mau segera pulang. “Istri saya di rumah stroke, saya kepikiran gimana istri saya di rumah, saya mau sigap pulang,” ungkapnya.

Andi, master ahli psikologis di bangsa tersebut, lantas menjelaskan bahwa jemaah tersebut memang acapkali menyampaikan mau pulang segera dan memandang istrinya yangg sedang sakit di rumah. Hilman yangg didampingi Slamet Sodali, Kabid Layanan Lansia dan Disabilitas, kemudian menyampaikan jika bakal diusahakan segera pulang melalui embarkasi SOC, sesuai wilayah asal jemaah.

Diupayakan Melihat Masjidil Haram dan Kabah

Terkait jemaah yangg sakit dan dirawat di KKHI ini, Hilman mengungkapkan, “Ternyata tidak sedikit alias ada beberapa jamaah  yangg sejak kehadiran kudu dirawat oleh KKHI. Sebagian ada yangg bisa mengikuti proses safari wukuf, tapi juga sebagian lain kudu dibadalkan lantaran tidak memungkinkan untuk pemindahan alias diajak  melakukan perjalanan.”

Lebih lanjut, jelas Hilman, “Kita bakal terus berkoordinasi dengan teman-teman kesehatan, mana jemaah yangg tetap membutuhkan, barangkali kita bisa menyiapkan untuk memandang masjidil haram alias mungkin bisa memandang kabah.”

Nur Ali misalnya, jemaah haji asal Bekasi yangg tetap dirawat di bangsal psikiatri Klinik Kesehatan Haji Indonesia. Ia tinggal di KKHI sejak tiba di Jeddah dan kudu badal haji, sehingga belum memandang masjidil haram dan ka’bah. Lelaki usia 90 tahun ini sehari-hari menjadi pembimbing ngaji, tetap ingat tas slempangnya lenyap saat tiba di Jeddah sehingga barangnya lenyap termasuk arsip pasport.

Akibatnya dia sempat kena tegur petugas Arab Saudi. Setelah itu dia resah berlebih alias mengalami gangguan psikologis dan diputuskan untuk dibawa ke KKHI. Ia pun senang jika nantinya bisa pergi ke masjidil haram dan memandang kabah. Nur Ali pun tak sabar mau pulang agar bisa segera berjumpa dengan anak-anak dan cucunya. (hns)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id