Gunungkidul, Suara ‘Aisyiyah – Dalam upaya mengatasi akibat perubahan suasana dan ancaman kekeringan, Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MLH PP Muhammadiyah) berbareng Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Aisyiyah (LLHPB Aisyiyah) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menggelar tindakan penghijauan dengan menanam 1000 pohon di area Kelompok Tani Hutan (KTH) Sedyo Makmur, Gunungkidul. Kegiatan ini menegaskan komitmen kedua organisasi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan ketahanan ekosistem.
Gunungkidul dikenal sebagai wilayah dengan curah hujan rendah dan kondisi tanah kapur yangg susah menyimpan air. Kekeringan yangg berulang menjadi tantangan utama bagi masyarakat setempat. Melalui program penghijauan ini, diharapkan dapat meningkatkan tutupan hijau, memperbaiki daya serap air tanah, serta memitigasi akibat perubahan suasana di wilayah tersebut.
Djihadul Mubarak, Sekretaris MLH, dalam sambutannya menekankan pentingnya memasuki bulan Ramadan dengan tindakan nyata untuk lingkungan dan masyarakat. “Menanam pohon adalah corak kepedulian kita terhadap alam dan masa depan generasi mendatang. Dengan menanam 1000 pohon ini, kita tidak hanya menghadapi kekeringan, tetapi juga membangun ketahanan ekosistem yangg lebih baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Djihad menambahkan bahwa penghijauan ini bukan hanya simbolis, tetapi mempunyai akibat jangka panjang. “Kita kudu memahami bahwa setiap pohon yangg kita tanam hari ini bakal memberikan faedah bagi anak cucu kita. Selain menyerap karbon, pohon-pohon ini bakal membantu menjaga kesiapan air tanah dan memperbaiki kualitas udara di sekitar kita. Ini adalah investasi yangg tidak ternilai bagi lingkungan kita,” katanya.
Baca Juga: Berkunjung ke Museum: Tempat Wisata yangg Menjelma Laboratorium
Djihad juga membujuk masyarakat, penduduk Muhammadiyah dan mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam upaya konservasi ini. “Menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah alias organisasi tertentu, tetapi tanggung jawab kita bersama. Kita kudu mulai dari langkah kecil, seperti menanam pohon, menghemat air, dan tidak membuang sampah sembarangan. Jika kita semua bergerak bersama, perubahan besar bisa terjadi,” tegasnya.
Pemilihan KTH Sedyo Makmur sebagai letak penghijauan bukan tanpa alasan. KTH ini telah dikenal sebagai contoh sukses dalam mengelola Hutan Kemasyarakatan (HKM) secara berkelanjutan, menggabungkan aspek konservasi dengan faedah ekonomi bagi masyarakat sekitar. Keberhasilannya menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam menjaga keseimbangan lingkungan sembari tetap mendukung kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, personil KTH Sedyo Makmur juga aktif dalam mengembangkan beragam program berbasis lingkungan, seperti agroforestri dan ekowisata. “KTH Sedyo Makmur bukan hanya menjaga hutan, tetapi juga memastikan bahwa masyarakat sekitar mendapatkan faedah ekonomi dari lingkungan yangg lestari. Ini yangg perlu ditiru oleh golongan lain,” ujar Mardi Mulut, Ketua KTH Sedyo Makmur.
Kegiatan ini melibatkan beragam pihak dan diharapkan dapat menjadi aktivitas yangg lebih luas dalam melestarikan lingkungan. Dengan partisipasi aktif masyarakat, tindakan penghijauan ini tidak hanya berakibat pada kelestarian rimba tetapi juga menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan perubahan suasana secara berkelanjutan.
Gatot Supangkat, ketua LPM UMY menyampaikan “Harapan saya, tindakan seperti ini bisa menjadi budaya yangg terus kita lakukan. Jangan hanya berakhir di 1000 pohon ini. Kita kudu terus berupaya untuk menjaga bumi kita tetap hijau dan lestari. Ramadan adalah momen refleksi dan perbaikan diri, jadi mari kita mulai dari perihal yangg nyata: mencintai dan menjaga alam kita,” pungkas Gatot. (-lsz)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·