“Pelatihan Citizen Journalism dan Content Creator” nan diikuti oleh 25 Siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (SMAMDA) di Gedung Nyai Walidah (18/3)SIDOARJO, PIJARNEWS.ID – Zaman terus berubah, tuntutan kreatifitas tak bisa dihindari lantaran teknologi terus bergerak maju. Hal demikian juga tak terkecuali dengan proses pengiriman info kepada masyarakat luas.
Pengiriman pesan juga mengalami revolusi nan cepat, sesuai perkembangan era dan memerlukan produktivitas nan mumpuni. Siswa sekolah menjadi salah satu calon generasi nan bakal terpengaruh perkembangan itu, juga menjadi penggerak di masa depan.
Mengaca dari perkembangan di atas, Tim Pengabdian Masyarakat dari Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) turut mengambil peran dengan memberikan worskhop berjudul “Pelatihan Citizen Journalism dan Content Creator” nan diikuti oleh 25 Siswa SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (SMAMDA) di Gedung Nyai Walidah (18/3).
Peserta dari aktivitas tersebut diantaranya siswa nan ikut dalam beberapa aktivitas ekstra kurikuler SMAMDA, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Hizbul Wathan (HW), Jurnalistik, Literasi, Paskib, Multimedia, Tapak Suci, dan Korps Mubaligh Muda Muhammadiyah (KM3).
Materi training terdiri dari ; “Jurnalisme Warga; Semua Bisa Jadi Jurnalis”, “Content Creator: Fotografi Dasar, Videografi, Smartphone Editing”. Pada bagian akhir mereka diberikan kiat langkah membikin video pendek kreatif.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Moh. Ernam dalam sambutannya berharap, agar training ini bisa mendorong siswa untuk membikin konten nan sehat, kreatif, dan berfaedah tidak saja untuk sekolah tetapi juga masyarakat umum.
“Perkembangan teknologi sudah sedemikian sigap sehingga perlu antisipasi. Teknologi mempermudah kita, tetapi teknologi juga membikin kita kudu kreatif. Para siswa juga kudu begitu. Buatlah video kreatif, edukatif, dan komunikatif. Bentuk laporan buletin dan promosi saja juga sudah semakin imajinatif sekarang, kan?,“ katanya Ernam.
Saat ditanya kenapa aktivitas ini memilih video, Widiya Yutanti, Ketua Tim Pengabdian menyampaikan alasannya kenapa lebih menekankan pada konten audio visual daripada nan lainnya.
“Kita memilih konten pembuat audio visual lantaran menyesuaikan dengan perkembangan zaman, dan juga kondisi peserta pelatihan. Karena peserta training tetap anak-anak sekolah, mereka berkawan dengan video. Maka ini nan kita pilih untuk dijadikan ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kepala Laboratorium Komunikasi UMM mengatakan bahwa dalam training ini siswa tidak sekadar diajari membikin video semata, tetapi video nan berdasar fakta. “Karena prinsip dalam jurnalisme, semua orang bisa menjadi jurnalis. Tetapi wartawan penduduk nan tak sekadar menyebar info tetapi semua punya fakta-fakta sebagaimana dalam berita,” terang Widiya.
Menurutnya, banyak video hanya sekadar video, tetapi bagi anak-anak sekolah nan terpelajar tentu kudu di ingatkan dan ditekankan membikin tayangan dengan kebenaran nan ada.
“Kami terbuka jika suatu saat kelak sekolah meminta untuk memberikan training media cetak alias buletin online. Itu sesuai dengan semangat Prodi Komunikasi nan menggelorakan semangat literasi media,“ jelas Widiya.
Menurut Widiya perihal ini sangat penting, terutama di era digital seperti sekarang. “Apalagi kampus UMM juga membuka Pendaftaran Mahasiswa Baru (PMB) melalui jalur pembuat konten. Jalur pendaftaran terbuka bagi mereka nan punya produktivitas membikin video nan edukatif dan prositif,” pungkasnya. (Slm/Hen)
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·