Jawab Kebutuhan Pendidikan, PPG UMM Kukuhkan 1.238 Guru - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Sebanyak 1.238 mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiyah Malang dikukuhkan pada Selasa (14/3). (Humas UMM/KLIKMU.CO)

Malang, KLIKMU.CO – Sebanyak 1.238 mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) resmi dikukuhkan pada Selasa (14/3). Mereka nan berasal dari beragam wilayah juga mengucapkan sumpah pekerjaan pembimbing serta mendapatkan bekal dari dua orasi ilmiah para pemateri.

Keduanya adalah Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Prof Dr Nunuk Suryani MPd dan Direktur Eksekutif APCE UNESCO Prof Dr Ignasius D.A. Sutapa MSc.

Menariknya, para mahasiswa dalam kedudukan dan prajabatan PPG UMM juga menelurkan beberapa karya. Di antaranya 11 kewenangan kekayaan intelektual dan 17 kitab ber-ISBN nan berisi tentang pengalaman imajinatif best practice selama ini. Pun beragam prestasi lain dalam perihal mengajar dan pendidikan.

Nunur Suryani menilai, salah satu persoalan pendidikan di Indonesia adalah kurangnya kesiapan pembimbing di Indonesia. Sebagian besar diakibatkan oleh banyaknya pembimbing nan bakal pensiun.

“Di tahun 2022, info menunjukkan bahwa kekurangan pembimbing di Indonesia sebanyak 781 ribu. Untuk mengatasi kekosongan alias kekurangan pembimbing itu, caranya dengan melangsungkan seleksi ASN P3K,” katanya.

Nunuk juga menjelaskan tentang rumor strategis pembangunan pendidikan nasional nan kudu diselesaikan. Utamanya mengenai jasa pendidikan nan belum merata dan kualitas pendidikan nan tetap rendah. Menurut data, ada 288 kecamatan di Indonesia nan tidak mempunyai SMP dan 681 kecamatan nan tidak mempunyai SMA.

Sementara itu, kualitas pendidikan nyatanya dipengaruhi oleh kompetensi pembimbing nan tetap rendah dengan sebaran nan belum merata. Selain itu, tidak tersedianya metode penilaian hasil belajar nan ajek.

“Ditambah lagi dengan daya saing perguruan tinggi Indonesia nan tetap lemah berasas publikasi, inovasi, dan juga sitasi. Tapi menariknya, saya lihat UMM tidak demikian. Bahkan UMM menjadi kampus nan mempunyai kapabilitas tinggi dalam tiga perihal tadi,” tambahnya.

Maka dari itu, Nunuk menilai Indonesia memerlukan transformasi baru untuk pendidikan Indonesia. Transformasi tersebut bukan hanya untuk calon guru. Namun juga untuk membuka mindset para pembimbing nan ada sehingga bisa menjawab sasaran Sustainable Development Goals (SDGs).

Pada kesempatan nan sama, Ignasius menjelaskan mengenai peran krusial FKIP dalam menyiapkan pembimbing ahli di era digital. Menurutnya, pendidikan era digital ditandai dengan integrasi teknologi info dan komunikasi ke dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Para siswa dan mengajar bisa dengan mudah mengakses sumber pengetahuan nan melimpah.

Kemudahan ini juga memberikan tantangan tersendiri. Terutama keahlian daya penemuan dan kerjasama nan dapat mnejadi modal krusial dalam memajukan lembaga pendidikan. Hingga akhirnya bisa menciptakan sumber daya manusia (SDM) nan berbobot dan dapat bersaing secara global.

“Cara pandang lama mengenai literasi dalam bumi pendidikan ialah membaca, menulis, dan menghitung tidak lagi memadai saat ini. Para pendidik dan siswa didik kudu memaknai literasi baru di era digital nan mencakup tiga hal, ialah literasi data, keahlian membaca dan menganalisis menggunakan info di bumi digital, serta literasi teknologi,” tambah Ignasius.

Dalam pengukuhan itu, ada empat mahasiswa berprestasi nan mendapatkan penghargaan. Keempatnya aktif di beragam bagian seperti olahraga, MC, hingga menelurkan karya buku. Bahkan ada pula nan sukses memasukkan penelitiannya di jurnal Sinta 2.

Terkait pengukuhan guru, Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin MSi berambisi ribuan pembimbing nan baru saja dikukuhkan bisa merespons tantangan kebutuhan zaman. Apalagi sudah ada banyak bekal nan telah diberikan, baik itu materi maupun metodologi nan bisa digunakan saat mendidik nanti.

Ia juga berterima kasih kepada Kemendikbudristek nan telah memberikan kepercayaan pada UMM. Utamanya FKIP dalam upaya menyiapkan pendidik ahli masa depan. Sekaligus berkontribusi menyiapkan SDM nan unggul untuk memajukan bangsa Indonesia.

Hal serupa disampaikan Dekan FKIP UMM Dr Trisakti Handayani MM. Salah satu persoalan Indonesia saat ini adalah lemahnya SDM.

“Maka perlu adanya pembimbing kreatif, kritis, dan inovatif agar bisa melahirkan generasi penerus. Selain itu, skill kerjasama untuk menghadapi era nan tidak pasti,” pungkasnya. (Wildan/AS)

-->
Sumber Klikmu.co
Klikmu.co