Oleh : Prof. Dr. Imam Sutomo, M.Ag.*
PWMJATENG.COM – Seorang muslim membuka harinya dengan salat dan menutupnya dengan salat pula. Sementara itu, dia tetap berada di antara dua macam salat, ialah salat Isya dan Subuh, sedangkan dia senantiasa dilingkupi waktu terus menerus, dalam pengawasan Allah selama alam tetap berputar, malam dan siang pun tetap bergantian. (hlm. 7).
Sebagian ustadz salaf menamakan ibadah salat lima waktu dengan nama neraca harian ( mîzânul yaum), ibadah salat Jumat dengan nama neraca sepekan (mîzânul usbû’), puasa Ramadan dengan nama neraca tahunan (mîzânul âm), dan ibadah haji dengan nama neraca umur (mîzânul ‘umri).
Itu semua dilakukan dengan penuh rasa optimis agar seseorang dapat berupaya untuk yangg pertama, ialah hari yangg dihayatinya selamat.
Jika upaya menyelamatkan hari telah dapat dicapai dengan baik, maka perhatian selanjutnya adalah menyelamatkan masa sepekan. Lalu menyelamatkan masa setahun, dan pada akhirnya menyelamatkan usia. Dengan demikian, dapat dicapai akhir yangg baik (husnul khatimah). (hlm.10).
Dikutip dari Yusuf Qardhawi, Demi Masa Mendedah Komitmen dan Kiat Manajemen Waktu Menurut Islam, terj. Abu Ulya, Yogyakarta: Qudsi Media, 2014, hlm. 7&10.
*Guru Besar Bidang Ilmu Pemikiran Pendidikan Islam UIN Salatiga, Ketua PDM Kota Salatiga 2010-2015 & 2015-2022
Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 11
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·