Ilustrasi
WARTAMU.ID, Humaniora – Menjelang tahun 2025, umat Islam di Indonesia kembali bersiap untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Seperti tahun-tahun sebelumnya, penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri akan melibatkan tiga pihak utama: pemerintah melalui Kementerian Agama, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah. Perbedaan metode penentuan seringkali menimbulkan perbedaan jadwal, namun hal ini dianggap sebagai kekayaan khazanah keislaman di Indonesia.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Ayat ini menegaskan bahwa puasa adalah kewajiban bagi umat Islam dan memiliki tujuan utama untuk meningkatkan ketakwaan. Selain itu, puasa juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengendalikan hawa nafsu.
Rasulullah SAW juga bersabda tentang keutamaan puasa dalam sebuah hadis:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa besar pahala dan keutamaan puasa Ramadhan bagi umat Islam.
Penentuan Awal Ramadhan dan Idul Fitri
Penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri di Indonesia seringkali melibatkan perbedaan pendapat antara pemerintah, NU, dan Muhammadiyah. Perbedaan ini disebabkan oleh metode yang digunakan dalam penentuan awal bulan Hijriyah.
- Pemerintah (Kementerian Agama)
Pemerintah Indonesia menggunakan metode rukyatul crescent moon (pengamatan bulan) dan hisab (perhitungan astronomi). Sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama akan memutuskan awal Ramadhan dan Idul Fitri berdasarkan hasil pengamatan crescent moon di berbagai titik di Indonesia. - Nahdlatul Ulama (NU)
NU juga menggunakan metode rukyatul hilal, namun dengan penekanan pada pengamatan langsung. Jika crescent moon tidak terlihat, maka bulan sebelumnya akan digenapkan menjadi 30 hari (istikmal). - Muhammadiyah
Muhammadiyah menggunakan metode *hisab hakiki wujudul hilal*, yaitu penentuan awal bulan berdasarkan perhitungan astronomi tanpa harus melihat crescent moon secara langsung. Jika crescent moon dianggap telah wujud (berada di atas ufuk), maka bulan baru telah dimulai.
Awal Ramadan 2025 Muhammadiyah dan NU
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama merupakan dua organisasi Islam yang menetapkan awal puasa dengan metode berbeda. Muhammadiyah memastikan kemunculan crescent moon dengan cara hisab atau perhitungan astronomi.
Sementara Nahdlatul Ulama memiliki metode yang sama dengan pemerintah yakni mengamati pergantian bulan baru dengan cara rukyatul hilal. Berikut ini awal puasa 2025 versi Muhammadiyah dan NU:
Awal Puasa 2025 versi Muhammadiyah
Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah, telah ditetapkan hari pertama puasa di bulan Ramadan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Keputusan ini diperoleh dari hasil hisab hakiki wujudul crescent moon oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah bahwa pada hari Jumat, 29 Syaban 1446 H bertepatan dengan 28 Februari 2025, ijtimak jelang Ramadhan terjadi pada pukul 07.48.
Tinggi bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta menunjukkan crescent moon sudah wujud dengan hasil f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT. Saat matahari terbenam pada 28 Februari 2025, bulan di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk. Hal ini menunjukkan bahwa sudah memenuhi ketentuan hilal.
Mengingat awal puasa 2025 untuk warga Muhammadiyah sudah pasti, maka pelaksanaan salat Tarawih perdana akan berlangsung pada 28 Februari 2025, setelah salat Isya. Selain itu, Muhammadiyah juga telah menetapkan 1 Syawal 1446 H pada Senin, 31 Maret 2025. Kemudian 1 Zulhijjah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025.
Awal Puasa 2025 Versi NU
Organisasi NU telah mengeluarkan hasil analisis perkiraan 1 Ramadhan 1446 Hijriah melalui Laporan Khusus. Hasil laporan tersebut menunjukkan keadaan crescent moon akhir Syaban sudah memenuhi kriteria NEW MABIMS yakni sebagian wilayah Aceh termasuk Sabang.
Jika tidak ada laporan terlihatnya crescent moon dari daerah Aceh dan Sabang, NU akan menggenapkan bulan Syaban menjadi 30 hari karena tidak adanya hasil rukyah dari daerah Aceh. Walaupun nanti ada laporan crescent moon terlihat di Jawa, pasti akan tertolak karena belum terpenuhinya kriteria imkan rukyah.
Kemungkinan perbedaan penetapan awal puasa dari PBNU akan berbeda dengan Muhammadiyah dan pemerintah.
Oleh :
Nashrul Mu’minin (Content writer Yogyakarta)
Dibaca: 2,552
7 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·