PWMJATENG.COM, Surakarta – Gema Kampus Ramadan (GKR) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan Kajian An-Nisa untuk kali pertamanya dalam Ramadan 1444 H. Kajian An-Nisa diselenggarakan di Masjid Fadhlurrahman UMS Minggu (2/4) dan disiarkan secara langsung melalui akun instagram @gkr.ums.
Kajian An-Nisa, jenis kali pertama ini menghadirkan narasumber seorang mualaf untuk mendakwahkan materi, “Berjalan Menuju Kematian, Sedangkan Dunia Semakin Tua. Bekal Apa yangg Harus Disiapkan?”. Mualaf tersebut adalah Hj. Endang Purwani, S.Pd, yangg juga merupakan pengurus dari Divisi Pendampingan Mualaf Dakwah Khusus di Majelis Tablig Aisyiyah Jawa Tengah.
Endang menyampaikan beberapa bekal yangg perlu disiapkan dalam menyambut kematian. Disebutkan bahwa yangg pertama adalah pengetahuan mengenal Allah, Rasul, dan Islam, kemudian kebaikan yangg selanjutnya didakwahkan, dan terakhir adalah sabar dan ikhlas.
Dia menceritakan pada saat dia dakwah pada tahun 90-an, yangg datang dalam kajiannya hanya lah dua orang, dan seterusnya dalam beberapa tahun bertambah menjadi enam orang.
“Kita kudu tetap berusaha. Artinya dengan sabar itu, saya menuai jamaah yangg banyak. Saya bisa membujuk mereka untuk mendapatkan hidayah dari Allah,” tegasnya.
Baca juga, Ketua PP Muhammadiyah : Kerja Pemberdayaan Merupakan Usaha Muhammadiyah Mentransformasikan Masyarakat
Dia menegaskan dirinya bukan mengislamkan, tetapi menyampaikan pengetahuan yangg telah diterimanya, sehingga orang lain mendapatkan pengetahuan dan dapat hidayah dari Allah.
Dia juga berpesan kepada para remaja yangg datang dan menyaksikan untuk tidak bangga dengan garis keturunan mereka melainkan bangga dengan ketaatan mereka.
“Untuk para remaja itu saya garis bawahi, bahwasanya untuk mencari pengetahuan itu dari hati sendiri dulu, diniatkan dulu. Kemudian untuk lingkup yangg lebih luas lagi, bahwasanya kita jangan bangga dengan aspek keturunan, tapi banggalah dengan ketaqwaan,” pesannya.

Karena taqwa kita kepada Allah, lanjut Endang, itu yangg paling utama untuk mencapai surganya Allah.
Identitas aktivitas dakwah dari Muhammadiyah adalah Dakwah Muslim dan Dakwah Non Muslim. Endang alias yangg dulunya berjulukan Maria Ferdinan mengatakan dalam dakwah tidak melulu kudu dengan memberikan support berupa sembako ataupun perlengkapan sholat. Disebutkan bahwa para mualaf di dekatnya mengatakan bahwa mereka memerlukan pengetahuan agama, lantaran untuk sembako mereka sudah berkecukupan.
“Jadi untuk teman-teman yangg mualaf itu lebih baik dibantu ilmunya, agar mereka semakin dekat dengan Alloh,” kata Endang.
Kontributor : Maysali/Humas
Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 10
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·