Indonesia Tempati Urutan ke-2 Tuberkulosis di Dunia, Apa Penyebabnya? - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Jakarta, mu4.co.id – Hari peringatan Tuberkulosis (TB) bumi diperingati setiap 24 Maret. TB merupakan salah satu kasus penyakit nan tetap cukup tinggi di Indonesia apalagi nomor kasus ini tetap cukup jauh dari capaian sasaran di tahun 2030 mendatang. 

Berdasarkan hasil catatan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan sebagai Rumah Sakit nan menangani penyakit paru-paru, sebanyak 969.000 penderita Tuberkulosis di Indonesia saat ini.

“Kita menduduki ranking kedua di bumi dan ranking kedua ini setelah China. Jumlah kasus kita adalah 969.000 jiwa alias 1 orang setiap 33 detik itu kena TB (Tuberkulosis),” kata Direktur Umum RSUP Persahabatan, Prof Dr. dr. Agus Dwi Susanto saat konvensi pers peringatan Hari TBC Sedunia, Jakarta (24/3).

Dokter ahli paru dan Pokja Infeksi Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), dr. Tutik Kusmiati, SpP (K) menjelaskan, penularan TB ini terbilang mudah. 

Kuman TB bakal dengan mudah menyerang masyarakat nan mempunyai daya tahan tubuh alias imun rendah.

“Jadi untuk kuman TB ini sangat mudah menginfeksi mereka-mereka nan imunnya rendah. Imun rendah ini bisa lantaran dia ada sakit imun, seperti TBC, kemudian diabet juga imunnya bisa menurun,” jelas dr. Tutik.

TB juga dapat menyerang pasien-pasien nan mempunyai penyakit kanker alias sedang jalani cuci darah. Selain itu, penyakit ini juga mudah menyerang bayi lantaran sistem imunnya belum sempurna.

Tak hanya itu, orang nan melakukan kontak erat dengan penderita juga berisiko tinggi. Ditambah, jika rumah penderita tersebut tidak mempunyai ventilasi nan baik. Kuman TB sangat mudah memperkuat lama pada situasi nan lembab.

Maka dari itu jika mengalami indikasi batuk nan tidak kunjung reda, penurunan nafsu makan nan disertai dengan penurunan berat badan, mengalami keringat di malam hari sebagai karakter awal TB, jangan segan-segan untuk memeriksa diri ke Fasilitas Layanan Kesehatan Sekitar (Fasyankes).

Pengobatan nan ditangani Fasyankes pemerintah diberikan secara cuma-cuma.

Dan jika melakukan kontak dengan penderita TBC maka lakukan pemeriksaan secara rutin.

Prof Dr. dr. Agus Dwi Susanto juga menjelaskan beberapa langkah nan perlu dilakukan untuk pencegahan Tb:

  1. Tingkatkan keimunan (makan bergizi, rehat nan cukup).
  2. Vaksinasi BCG bagi anak-anak itu satu upaya untuk mencegah agar tidak terkena TB nan berat.
  3. Apabila ada family nan sakit maka dipastikan family tersebut melakukan pola hidup baik, agar tidak menularkan kepada nan lain. Misal dengan etika batuk yg baik (batuk ditutup, tidak buang dahak sembarangan)
  4. Terakhir adalah gimana kepada seluruh masyarakat juga mengawasi andaikan ada family yg mempunyai gejala, penemuan awal batuk, berat badan turun, demam, segera lakukan periksakan ke dokter.

Sumber: suara.com apahabar.com

Terkait

-->
Sumber mu4.co.id
mu4.co.id