aksi tenteram pada Rabu (3/9/2025). di Alun-Alun Kota Makang
MALANG, PIJARNEWS.ID – Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) Cabang Kota Malang dan beberapa Organisasi Daerah (Orda), seperti Madasamba (Orda Desa Kab.Bima), Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Dompu-Malang (IKPMD-Malang), Ikatan Mahasiswa Kedang Malang (IMAKMA) menggelar tindakan tenteram pada Rabu (3/9/2025). di Alun-Alun Kota Makang.
Aksi tenteram yangg diikuti 50 orang ini dilakukan dalam corak angan berbareng dan pembagian kembang sebagai corak penghormatan dan duka cita mendalam atas sepuluh korban yangg gugur dalam tindakan unjuk rasa penolakan kenaikan tunjangan personil DPR RI beberapa waktu lalu.
Aksi yangg berjudul “Merawat Ingatan, Menjaga Kohesi Bangsa” ini tidak hanya berfokus pada duka, tetapi juga menyampaikan pernyataan sikap mendukung pemerintah dan seruan untuk menjaga stabilitas serta keamanan Kota Malang.
Para peserta aksi, yangg didominasi oleh kalangan mahasiswa dan pelajar, terlihat mengenakan busana serba hitam. Mereka membawa poster bertuliskan nama-nama korban serta poster dengan pesan-pesan perdamaian.
Karangan kembang diletakkan membentuk sebuah lingkaran sebagai simbol penghormatan. Inti dari aktivitas adalah angan berbareng lintas kepercayaan untuk korban dan family yangg ditinggalkan, serta orasi yangg menekankan pada nilai-nilai persatuan.
Fadhil Fathurochman, S.Si., M.Si., Ketua GMPK Cabang Malang, dalam orasi sikapnya menyampaikan apresiasi tinggi kepada abdi negara keamanan yangg bekerja untuk menjaga jalannya tindakan dengan sangat profesional, kondusif, dan damai.
“Kehadiran Bapak-Bapak bukanlah sebagai pengawas, melainkan sebagai penjaga konstitusi dan keamanan kita bersama. Kami berambisi sinergi positif seperti ini dapat terus terjaga sehingga Kota Malang tetap menjadi kota yangg sejuk, aman, dan tenteram bagi seluruh warganya,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa tindakan ini adalah corak keprihatinan mendalam sekaligus kontrol sosial. Ia juga menyampaikan duka cita yangg sedalam-dalamnya kepada family dari sepuluh pahlawan kerakyatan yangg gugur.
“Jiwa dan pengorbanan mereka tidak bakal kami lupakan. Ini adalah catatan kelam yangg kudu menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama para pemangku kebijakan, untuk lebih mendengarkan bunyi rakyat,” tegasnya.
Di sisi lain, dia juga menyampaikan sikap konstruktif organisasinya bahwa dalam semangat membangun, GMPK mendukung penuh pemerintahan Presiden Prabowo untuk membuka ruang partisipasi publik yangg lebih luas, inklusif, dan substantif.
“Kami berambisi tragedi seperti ini tidak terulang lagi. Keterbukaan dan perbincangan adalah kunci untuk menyelesaikan beragam perbedaan pendapat tanpa kudu ada lagi korban jiwa,” katanya.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Abdul Fatah Alaudin Benihingan, menjelaskan makna simbolis dari pembagian kembang kepada masyarakat adalah simbol permohonan maaf atas kegaduhan yangg mungkin terjadi sebelumnya dan sebagai ikon perdamaian.
“Kami mau aktivitas mini ini bisa memberikan kembali rasa kondusif dan nyaman bagi masyarakat Kota Malang,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan pesan krusial tentang ancaman perpecahan. Terlebih Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan dan religius, tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu sensitif dan hoaks yangg sengaja dihembuskan untuk memecah belah bangsa.
“Mari kita jaga berbareng semangat kebangsaan, persatuan, dan kesatuan. Perbedaan pendapat adalah perihal yangg wajar dalam demokrasi, tetapi penyampaiannya kudu tetap dijaga dengan elegan dan tanpa kekerasan,” pesannya.
Dengan angan bersama, tindakan pun dibubarkan secara tertib. Aksi GMPK sore hari ini menjadi contoh nyata bahwa bunyi kritik dan aspirasi dapat disampaikan dengan langkah yangg bermartabat, penuh khidmat, dan justru memperkuat fondasi perdamaian sosial di masyarakat.
Mereka tidak hanya merawat ingatan bakal para korban, tetapi juga aktif menanam bibit angan untuk masa depan bangsa yangg lebih kohesif dan partisipatif.
1 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·