
YOGYA – Forum Komunikasi Alumni (FOKAL) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (IMM DIY) turut mengecam keras ASN Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yangg menghina dan menakut-nakuti bakal membunuh penduduk Muhammadiyah melalui postingan status di akun media sosialnya lantaran perbedaan waktu Hari Raya Idul Fitri 1444 H.
Menurut Ketua FOKAL IMM DIY Mohammad Saleh Tjan melalui pernyataan sikapnya, apa yangg dilakukan oleh Andi Pangerang Hasanuddin (APH) dan Thomas Djamaluddin (TD) sangat provokatif dan berpotensi memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Tindakan provokatif yangg dilakukan Andi Pangerang Hasanuddin (APH) dan Thomas Djamaluddin (TD) di media sosial memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, terlebih dilakukan oleh seorang peneliti BRIN yangg juga ASN,” ujar Saleh.

FOKAL IMM DIY menilai, tindakan yangg dilakukan oleh APH dan TD merupakan sikap yangg dilakukan dengan sadar dan tergolong tindakan pidana melanggar UU ITE dan KUHP, ialah menyebarkan ujaran kebencian sebagaimana diatur dalam pasal 28 ayat (2) dan pasal 24 ayat (2) UU ITE serta KUHP pasal 369.
“Untuk itu kami mendesak POLRI agar mengusut tindak pidana yangg dilakukan oleh APH atas pelanggaran UU ITE dan KUHP,” lanjut Saleh.
BRIN sebagai lembaga terdepan bagian riset, kata Saleh, kudu mengedepankan prinsip dan sikap keilmuan yangg ilmiah dan objektif bukan memelihara orang yangg tuna etika, tuna moral dan dungu dengan menakut-nakuti membunuh lantaran perbedaan di panggung kuasa.
Untuk itu, FOKAL IMM DIY turut mendesak agar Ketua BRIN dan Menteri PAN-RB menindak tegas APH sebagai peneliti BRIN dan ASN yangg berbincang tanpa pengetahuan serta tindakan premanisme dan provokatif menakut-nakuti pembunuhan dan TD yangg mengatakan Muhammadiyah tidak alim pada putusan pemerintah tetap minta akomodasi salat ‘Ied dan pemerintah pun memberikan fasilitas.
“Maka kami mendesak agar memberhentikan APH dan TD dari ASN dan peneliti BRIN,” imbuh Saleh.
Di akhir pernyataan sikap, FOKAL IMM DIY membujuk kepada semua komponen bangsa terutama para elit bangsa untuk bersama-sama menyusun batu bata peradaban kerakyatan baru Indonesia yangg lebih terhormat di 2024 untuk kemajuan kerakyatan Indonesia. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
English (US) ·
Indonesian (ID) ·