Dr. Nazaruddin Malik, Wakil Ketua PWM Jatim saat memberikan sambutan pada aktivitas Raker Bersama, Senin (20/3) kemarin. (PIJARNews.ID)

MALANG, PIJARNEWS.ID – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur periode 2022-2027 telah merampungkan beragam pembentukan struktural nan ada, seperti dari Majelis-Majelis dan Lembaga nan ada dibawah naungan PWM Jatim. Beberapa Majelis pun langsung bergerak dengan menggelar Rapat Kerja (Raker) untuk mempersiapkan program lima tahun kedepan.

Diantaranya Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS), Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP), dan Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halalan Thoyyiban nan menggelar Rapat Kerja Bersama, Senin (20/3) kemarin di Hall Taman Sengkaling UMM.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Nazaruddin Malik MSi mengatakan, prioritas utama dari Majelis dan Lembaga di lingkungan Muhammadiyah Jatim adalah bisa bersinergi dan bekerja-sama program satu dengan lainnya.

“Bersinergi ini persoalan prioritas. Maka, baik dari MPM, MPKS, LHKP, UMKM, dan Lembaga Pemeriksa Halal itu kudu ketemu dalam satu program, nan mana program itu bisa dilaksanakan secara bersama-sama,” ujar Dr. Nazar.

Raker berbareng ini diikuti oleh seluruh Ketua dan Anggota dari MPM, MPKS, LHKP, dan Lembaga Pemeriksa Halal dan Kajian Halalan Thoyibah PWM Jatim.

Dr Nazar mengungkapkan, argumen utama rapat kerja beberapa majelis dan lembaga ini diadakan secara berbareng dan dijadikan dalam satu forum. “Tidak lain adalah sebagai upaya untuk menemukan titik jumpa alias irisan program nan serupa, dan bisa dikerjakan secara bersama-sama oleh Majelis dan Lembaga PWM Jatim,” ungkapnya.

“Memang rencana program itu bakal dirapatkan dan dibahas dulu di intern Majelis dan Lembaga, tapi dibagian akhir bakal dilakukan pleno program. Nah, dengan langkah di pleno ini kita bisa menemukan irisannya. Apa program nan bisa disinergikan bersama,” papar Wakil Rektor II UMM ini.

Seringkali kan begini, lanjut Dr Nazar, ketika sebuah program, misalnya, dikerjakan oleh Majelis alias Lembaga lain, kita baru terhenyak. “Sebelumnya, ketika belum dikerjakan oleh Majelis dan Lembaga lainnya, kita tak bersuara saja. Tidak dikerjakan. Baru ketika dikerjakan oleh orang lain kita kebakaran jenggot,” katanya.

Padahal, menurut dia, dalam bumi Muhammadiyah tidak boleh ada seseorang kebakaran jenggot. “Kalau kebakaran jenggot ya kudu dirapikan. Jangan dirawat. Salah satu karakter Muhammadiyah itu tidak banyak bicara tiba-tiba wujud. Maka kudu bersinergi karana dengan itu kita bisa berkomunikasi dengan semua pihak,” terangnya.

Maka, Dr Nazar pun berambisi rapat kerja berbareng Majelis-Lembaga PWM Jatim ini bisa menjadi pemicu, pelopor dan pilot projects gimana bersinergi merancang program bersama.

“Kita ini sering ngomong integrasi dan sinergi, tapi kok agaknya susah sekali untuk melakukan itu. Mungkin arena saking besarnya, jadi semburat sendiri-sendiri,” kritiknya.

“Insya Allah, ba’da Lebaran kita adakan pleno berbareng Majelis dan Lembaga agar bisa bersinergi. Kita bakal satukan program nan bisa kita eksekusi bersama. Kita juga kudu saling support dan bekerjasama. Sebagai bantuk Ta’awun,” tandas Nazar. (Aan Hariyanto/Hen)