Dosen Sosiologi UMM Sebut Judol Bikin Candu - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 11 bulan yang lalu
Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Abdus Salam, M.Si.

MALANG, PIJARNEWS.ID – Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Abdus Salam, M.Si. menerangkan bahwa gambling online tidak menjanjikan masa depan yangg sejahtera. Berjudi hanya bakal mendapatkan kebangkrutan dan kesengsaraan.

Menurutnya, kasus gambling online (judol) yangg meresahkan ini bakal selalu ada di tengah era digital sekarang. Berbagai aspek muncul untuk melatarbelakangi kasus gambling online ini, seperti aspek sosial, ekonomi, hingga budaya.

Ia menjelaskan dalam teori Max Weber disebutkan adanya hubungan dan relasi sosial yangg melahirkan suatu tindakan sosial. Maka lahirnya era digital ataupun media sosial di bumi ini memunculkan adanya beragam tindakan sosial tersebut, salah satunya perilaku menyimpang gambling online.

Selain itu, arus penyebaran info yangg sigap juga menjadi salah satu aspek utama kenapa gambling online hingga sekarang tetap merajalela di masyarakat. Kasus gambling online ini tentunya menjadi tugas yangg berat bagi pemerintah. Meski sudah ada banyak upaya hingga kebijakan telah dilakukan, namun sayangnya tidak membuahkan hasil.

Menurutnya, perihal itu dikarenakan sifat dari gambling yangg sakau alias membikin pecandu para pelakunya. Sehingga andaikan sudah candu, bakal sangat susah untuk dihentikan. Apalagi mengingat sasaran lembek dari aktivitas gambling online ini banyak berasal dari generasi muda yangg tumbuh di ruang-ruang digital.

“Banyak dari mereka berasal dari kalangan generasi milenial dan gen Z yangg tumbuh dan besar di ruang digital. Tentunya, kepintaran mereka bisa dikatakan luar biasa dalam bagian digital. Adanya pemikiran untuk mendapatkan banyak penghasilan tetapi tidak memerlukan upaya yangg keras alias hanya melalui handphone juga menjadi latar belakang maraknya judol. Selama ada internet dan tidak diproteksi, maka para pelaku tersebut bakal semakin menikmati permainan gambling online ini,” jelasnya.

Ia menjelaskan dalam perspektif sosiologi, perihal yangg dapat membikin masyarakat kembali sadar dari jebakan judol adalah dengan terus mensosialisasikan dan mengampanyekan bahwa bertaruh dapat merusak moral dan bakal terus membikin pecandu para pelaku untuk tidak produktif. Bisa juga melalui pendekatan kepercayaan untuk menyadarkan bahwa judol bukanlah perbuatan yangg betul untuk dilakukan.

“Di era digital ini, akibat judol kudu dikampanyekan sehingga anak muda tidak mudah terjebak dengan beragam tawaran sesat yangg menggiurkan. Tidak hanya melakukan sosialisasi kepada anak muda saja tetapi juga kalangan orang tua yangg mudah tergiur dengan penghasilan tinggi tanpa adanya usaha. Berbagai lembaga pendidikan tinggi juga dapat ikut serta mensosialisasikan akibat judol untuk kepentingan masa depan anak-anak bangsa,” paparnya.

-->
Sumber pijarnews.id
pijarnews.id