
YOGYA – Forum Keluarga Alumni (FOKAL) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Diskusi Publik dan Buka Bersama di Gedung DPD RI Perwakilan DIY. Mengangkat tema: “Jogja tenda Pendidikan, kebangsaan dan Demokrasi” datang sebagai narasumber dalam obrolan ini Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan, S.I.K., M.H. dan Anggota DPD RI dari DIY, M. Afnan Hadikusumo. dipandu oleh moderator kawakan Sobar M. Johari, Ph.D seorang Pengamat Kebijakan Publik dan ekonomi lulusan dari Taiwan.
Muhammad Saleh Tjan selaku Ketua Fokal IMM DIY, menjelaskan aktivitas ini sebagai bentuk kepedulian anak-anak muda terhadap eksistensi DIY sebagai bagian miniatur yangg berpengaruh terhadap keIndonesiaan yangg kudu dirawat.
Begitu juga dengan Sunanto dari Fokal IMM Pusat yangg dalam sambutannya juga menyampaikan jika ada payung kebangsaan yangg bisa dijadikan payung-payung bagi wilayah-wilayah lain di Indonesia adalah Yogyakarta.

“Maka, sudah tepat jika Yogyakarta bukan hanya payung, tapi lebih tepatnya tenda yangg bis menaungi masyarakat yangg lebih luas, ialah bangsa,” tutur Cak Nanto.
Kemudian, memasuki aktivitas inti, Sobar M. Johari sebagai moderator banyak mengulik kedua narasumber agar bisa menyampaikan secara obyektif tentang kondisi Yogyakarta yangg juga dalam beberapa hari belakangan diterpa rumor tentang “klitih” dan kemiskinan. Namun kedua narasumber bisa menanggapinya dengan tangkas dan bisa menyampaikan secara obyektif.
Suwondo Nainggolan yangg merupakan Kapolda berprestasi, terbukti dalam waktu kurang dari 6 bulan setelah menjabat sebagai Kapolda DIY sukses menurunkan jumlah kejahatan di DIY secara drastis. Meski begitu, Kapolda menyadari di Yogyakarta juga terdapat tetap terdapat beberapa pekerjaan rumah yangg perlu diselesaikan yangg tidak saja oleh apparat dan pemerintah, namun juga memerlukan peran para orang tua dan seluruh penduduk Jogja serta seluruh komponen dalam rangka menanggulanginya, seperti kasus klitih baru-baru ini.
“Bagaimanapun jika abdi negara kepolisian bisa menangkat pelaku klithih, itu bukan prestasi namun itu semestinya dianggap sebagai keprihatinan,” ujar Kapolda DIY.
Kemudian, M. Afnan Hadikusumo menegaskan Jogja merupakan miniatur Indonesia, dibuktikan dengan semua ragam budaya dari seluruh Indonesia ada di sini. Bahkan, pendatang yangg berasal dari seluruh Indonesia juga ada dan dari situlah muncul akulturasi budaya, yangg membikin dengan sendirinya berbaur dan saling tenggang rasa.
Dengan kebenaran tersebut, maka munculah banyak kearifan yangg bisa ditularkan ke seluruh Indonesia. “Selain itu dengan banyaknya pelajar dan mahasiswa yangg berdatangan menimpa pengetahuan di Kota Yogyakarta ini, ada angan bahwa Jogja menjadi bagian kawah candra dimuka bagi calon pemimpin-pemimpin di negeri Indonesia,” kata Afnan.
Berita ini diterima mediamu.id dari Haryono Kapitang (PUNDI)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
English (US) ·
Indonesian (ID) ·