Dari Dapur Jadi Ladang Berkah: Pelatihan Commercial Cookery bagi Mualaf Binaan - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 4 hari yang lalu

Semarang, Suara ‘Aisyiyah – Semangat pemberdayaan dan kepedulian sosial kembali menggema di tengah organisasi wanita berkemajuan. Sebanyak 20 mualaf bimbingan MCA (Mualaf Centre Aisyiyah) dan pembimbing TK ABA Semarang Tengah mengikuti Pelatihan Commercial Cookery.

Kegiatan difasilitasi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah. Acara bertempat di Balai Latihan Kerja (BLK) Semarang 1, Unit Pelaksana Teknis Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah, Ahad, 19 Oktober 2025 / 27 Rabiul Akhir 1447 H.

Kegiatan tersebut menghadirkan tiga pembimbing berpengalaman; Pak Didit, Pak Angger, dan Ibu Wulan. Mereka membimbing peserta membikin nastar dan kastengel sebagai produk kuliner berbobot ekonomi tinggi.

Hadir pula, Kepala Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah, Ahmad Aziz, serta Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PWM Jawa Tengah, A. M. Juma’i.

Dalam sambutannya, Kadisnaker, Ahmad Aziz menyampaikan apresiasi atas sinergi pemerintah dan Aisyiyah dalam menggerakkan dakwah pemberdayaan. “Program ini adalah corak nyata dakwah Al-Ma’un: menolong sesama dengan pengetahuan dan keterampilan, bukan sekadar belas kasihan,” ujarnya.

Arahan Kadisnaker: Serius, Disiplin, dan Berkomitmen

Dalam arahannya, Kadisnaker menegaskan pentingnya keseriusan, disiplin, dan tanggung jawab dalam mengikuti pelatihan. Harapannya, peserta bisa menyerap pengetahuan dengan sungguh-sungguhk. Sehingga eterampilan yangg diperoleh betul-betul berfaedah bagi peningkatan ekonomi keluarga.

Dia juga berpesan agar seluruh peserta mengikuti aktivitas dengan serius dan fokus. “Ikuti training ini dengan sepenuh hati untuk menyerap pengetahuan dan keahlian yangg diberikan,” katanya.

Dia juga membujuk seluruh peserta untuk meningkatkan keahlian dengan menguasai hard skill dan soft skill sesuai kebutuhan bumi usaha.

“Semuanya kudu berkomitmen menyelesaikan pelatihan. Tuntaskan training sesuai agenda dan patokan yangg berlaku. Semoga aktivitas ini bisa membuka kesempatan kerja alias usaha. Harapannya, seluruh peserta bisa menggunakan keahlian untuk membuka upaya berdikari alias bekerja sesuai bidangnya,” kata Ahmad Aziz.

Baca Juga: Majelis Tabligh PWA Jawa Tengah Gelar Silaturahmi Mualaf Binaan

Kadisnaker juga menyampaikan bahwa peserta training bakal memperoleh akomodasi duit saku alias duit transportasi selama aktivitas berlangsung. “Ke depan, peserta yangg siap membuka upaya bakal dievaluasi dan dikelompokkan agar mendapatkan support peralatan oven, sebagai support nyata pascapelatihan,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, bahwa training angkatan kedua bagi mualaf dari Purbalingga dan Banjarnegara telah dijadwalkan pada akhir November 2025 di BLK Klampok Banjarnegara.

Amaliah Salehah dan Teologi Al-Ma’un

Pelatihan ini menjadi bukti nyata aliran Kiai Ahmad Dahlan tentang Teologi Al-Ma’un dihidupkan dalam konteks kekinian. Islam mengajarkan bahwa kebaikan saleh tidak berakhir pada ibadah ritual, tetapi juga terwujud dalam kebaikan sosial yangg menolong dan memberdayakan sesama.

Melalui training ini, MCA Aisyiyah mengamalkan spirit Al-Ma’un: menguatkan kaum lemah agar berdikari dan bermartabat. Bagi golongan mualaf, training ini memberi akibat ganda, spiritual dan ekonomi.

Secara spiritual, mereka merasakan kehangatan ukhuwah dan pembinaan ketaatan dari organisasi Aisyiyah. Secara ekonomi, keahlian memasak membuka jalan menuju kemandirian finansial dan rasa percaya diri baru.

“Dulu saya hanya membantu di dapur orang lain, sekarang saya percaya bisa menjual produk sendiri,” ujar salah satu peserta dengan senyum bahagia.

Perempuan Berkemajuan dalam Amaliah Nyata

Kegiatan ini mencerminkan karakter wanita berkemajuan jenis Aisyiyah. Bahwa mereka adalah wanita yangg berilmu, mandiri, berkekuatan saing, dan memaknai setiap tindakan sebagai amaliah salehah. Amal yangg mendekatkan diri kepada Allah dan membawa faedah bagi sesama.

Melalui training ini, wanita Aisyiyah menunjukkan bahwa memberdayakan diri adalah bagian dari ibadah. Menyiapkan adukan kue, belajar manajemen usaha, hingga saling berbagi hasil kerja menjadi bentuk nyata dari Islam rahmatan lil ‘alamin.

“Alhamdulillah, semoga pengetahuan ini menjadi bekal untuk menambah penghasilan dan memperluas ladang kebaikan shalihah,” ungkap salah satu pembimbing ABA yangg ikut menjadi peserta.

Selain mendapatkan duit transportasi, peserta juga mendapatkan bingkisan lima kaleng kornet, hasil kue praktik, dan pengetahuan keahlian kuliner untuk membuka kesempatan upaya mandiri.

Di dapur sederhana BLK Semarang, aroma nastar dan kastengel hari itu bukan sekadar wangi kue, melainkan aroma perjuangan wanita beragama yangg menebar rahmat melalui amaliah shalihah dan teologi Al-Ma’un yangg hidup dalam tindakan. (Nur Ngazizah)-Nely

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id