Dakwah Kesehatan ‘Aisyiyah Bukti Implementasi Al-Maun - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Sleman, Suara ‘Aisyiyah – Dakwah kesehatan ‘Aisyiyah dalam pendirian kebaikan upaya kesehatan, program kesehatan masyarakat, termasuk pemberdayaan wanita dalam aspek kesehatan adalah salah satu bukti penerapan Al-Maun.

Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Evi Sofia Inayati dalam Konsolidasi Nasional Batch 4 yangg digelar Majelis Kesehatan (MKes) PP ‘Aisyiyah, Sabtu–Ahad, (11–12/10/25).

Kegiatan dilaksanakan secara luring dan daring. Daring melalui Zoom Meeting, sementara luring bertempat di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Tirtomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mengangkat tema “Penguatan Kepemimpinan untuk Percepatan Aksi Dakwah Kesehatan ‘Aisyiyah”.

Peserta merupakan delegasi Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY dan Se-Kalimantan. Selain itu perwakilan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) dari wilayah-wilayah tersebut.

Baca Juga: MKes PP Aisyiyah Gelar Konsolidasi Nasional Batch 4, Perkuat Kepemimpinan Dakwah Kesehatan

Evi Sofia Inayati memaparkan materi Risalah Perempuan Berkemajuan dan Praksis Al Maun Gerakan Dakwah Kesehatan pada Ahad, (12/10/25).

Dia menjelaskan, bahwa konsep risalah wanita berkemajuan adalah pandangan ideologis persyarikatan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tentang wanita dalam beragam aspek kehidupannya.

“Ada tujuh karakter wanita berkemajuan ialah ketaatan dan takwa, alim beribadah, adab karimah, berpikir tajdid, bersikap wasatiyah, amaliah salihah dan bersikap inklusif,” katanya.

Sementara itu, ada 10 komitmen wanita berkemajuan. Anatara lain: penguasaan iptek, pelestarian lingkungan, penguatan family sakinah, pemberdayaan masyarakat, filantropi berkemajuan, tokoh perdamaian, partisipasi publik, kemandirian ekonomi, peran kebangsaan dan kemanusiaan universal.

Perempuan Berkemajuan dan Praksis Al-Maun

Dari 10 komitmen itu, Evi mengaitkannya dengan Al-Maun sebagai salah satu semangat spirit kepedulian sosial Muhammadiyah.

“Kiai Dahlan mengajarkan Surat Al-Maun ini, bahwa tidak mungkin kita sebagai seorang muslim melepaskan diri alias tidak peduli dengan duafa dan mustadafin,” ucapnya.

Dia juga menjabarkan, bahwa jika duafa itu memang secara kultur sudah miskin dan lemah. Sementara mustadafin itu adalah golongan alias organisasi yangg terpinggirkan lantaran sistem. Misalnya perseorangan alias masyarakat yangg tidak bisa mengakses akomodasi kesehatan, inilah yangg disebut mustadafin.

“Jadi intinya, Al-Maun ini adalah Surat tentang kepedulian sosial. Ini sangat relate dengan aktivitas ibu-ibu yangg peduli terhadap pemberdayaan masyarakat. Kaitannya dengan fikih Al-Maun, sebetulnya ini adalah bukti bahwa kita berakidah itu kudu secara otentik, yangg sebenar-benarnya,” ucapnya.

Evi mengatakan, jika kita menunjukkan bahwa kita itu baik di hadapan Allah (hablun minallah), maka hablun minannaas dan minal alam itu juga kudu baik. “Otentiknya kudu seperti itu. Maka digambarkan dalam Surat Al-Maun itu, orang yangg salat, tapi jika tidak peduli, berfaedah dia mendustakan agama,” ungkapnya.

Menurutnya, Allah sendiri mewajibkan dirinya (diri Allah itu) sebagai Tuhan yangg ar-Rahman ar-Rahim. Maka di dalam Al-Quran, kalimat yangg pertama tertera di Surat al-Fatihah adalah kata Bismillahirrahmanirrahim. Kata ar-Rahman ar-Rahim itu, Allah menunjukkan bahwa dirinya sendiri itu juga mesti pengasih dan penyayang.

“Nah, inilah kepedulian Allah, kasih sayang Allah kepada hamba-hambanya, kepada alam, dan juga makhluknya. Kemudian Rasulullah juga diutus sebagai nabi yangg menyebarkan rahmat bagi sekalian alam. Maka karakter Islam itu membawa kepada kebaikan,” paparnya.

Spirit Al-Maun dalam Dakwah Kesehatan

Oleh lantaran itu, dia menuturkan, bahwa Muhammadiyah sangat memahami beragam pikiran, memahami Al-Qur’an, dan memahami nash juga kudu dengan pikiran. “Itulah yangg disebut dengan tajdid. Bahwa kepercayaan itu peduli, kepercayaan mengusung peradaban, dan kepercayaan mengarah kepada kemajuan,” ulasnya.

Jadi, imbuhnya, Al-Maun adalah surat yangg mendorong kita untuk nyambung antara ibadah kita, ketaatan kita kepada Allah dengan kepedulian kita kepada masyarakat. Menurut Evi, Surat Al-Ma’un ini juga diaplikasikan oleh ibu-ibu Majelis Kesehatan ini di dalam kebaikan kesehatannya.

“Jadi saya menafsirkan bahwa pendirian kebaikan upaya kesehatan, program kesehatan masyarakat, pemberdayaan wanita dalam aspek kesehatan, termasuk advokasi, itu bagian-bagian yangg sudah dilakukan oleh ibu-ibu Majelis Kesehatan ini,” ucapnya.

Selanjutnya, Evi berambisi dakwah ini bisa menginspirasi dan semakin memperkuat yangg ada di lapangan. “Bagaimana kemudian ibu-ibu menerjemahkan nilai-nilai Islam ini ke dalam program yangg lebih inovatif dan kreatif. Bahwa spirit Al-Maun itu bukan hanya mengenai dengan pribadi tapi juga mengenai dengan kesehatan, termasuk memajukan kebaikan usaha,” pungkasnya. (Nely)

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id