Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Lebih dari 1000 orang telah memenuhi pelataran Masjid Gede Kauman pada Sabtu pagi (6/7). Di letak itu, agenda Puncak Milad ke-96 Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA) dilaksanakan dengan beragam rangkaian kegiatan, mulai dari Fun Walk, Talkshow, beragam pertunjukkan, pembagian doorprize, hingga sore hari ditutup dengan Tabligh Akbar. Di antara semua yangg hadir, terdapat peserta dari tanah Teluk Bintuni, Papua Barat dan tanah Palu, Sulawesi Tengah.
Adalah Tri Wahyuni, Ketua Pimpinan Daerah NA (PDNA) Teluk Bintuni, yangg sengaja datang di aktivitas pagi itu berbareng rombongan, termasuk suaminya. Sebenarnya, Yuni dan rombongan sedang dalam perjalanan mengurus izin pendirian Universitas Muhammadiyah Teluk Bintuni, namun menyempatkan untuk datang di aktivitas Milad ini.
“Saya di sini sudah sejak tanggal 21 Juni sebenarnya,” ungkap wanita yangg berdarah original Lampung lampau menikah dengan orang Teluk Bintuni tersebut. Ia menyampaikan alasannya menyempatkan untuk ikut aktivitas Puncak Milad NA itu, “Karena kita sudah jiwa Nasyiatul ‘Aisyiyah. Saya ber-Nasyiatul ‘Aisyiyah sudah dari 2010.”
Baca Juga: Konsesi Tambang untuk Ormas dalam Perspekif Keadilan Antar Generasi
Lain cerita, Nova Herlina, Ketua Pimpinan Wilayah NA (PWNA) Sulawesi Tengah, sebenarnya tidak mencatat agenda Puncak Milad NA dalam daftar rencana liburannya berbareng keluarga. Baru saja pagi tadi Nova dan family memutuskan salat Subuh di Masjid Gede Kauman lampau tidak sengaja berjumpa dengan Budi Setiawan, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), yangg menunjukkan adanya aktivitas ini.
“Ini mah rezeki. Mana pas di koper itu yangg tetap bersih tinggal baju NA lho,” serunya dengan antusias sembari menunjukkan kaos bertuliskan Nasyiatul ‘Aisyiyah yangg digunakannya. “Itu mungkin lantaran hati kita ada untuk Nasyiatul ‘Aisyiyah ya,” ungkapnya. Meskipun tidak ada di agenda, dia merasa berterima kasih ditakdirkan untuk bisa berjumpa teman-temannya lagi. (Ahimsa)–lsz
English (US) ·
Indonesian (ID) ·