Buka Open House KB 16/TK 18 ABA Bubutan Surabaya, Ini Pesan Zuhro - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 8 bulan yang lalu

Surabaya, Suara ‘Aisyiyah – KB ‘Aisyiyah 16 dan TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 18 Bubutan Surabaya menggelar open house, Sabtu (22/2/25). Kegiatan tersebut diikuti 120 anak dari 7 Pos Paud Terpadu (PPT) sekitar.

Bertema “Sayangi Anak, Sayangi Energi Kehidupan”, aktivitas tersebut melangkah semarak dengan dilaksanakannya lomba mewarnai kipas dari kertas untuk anak usia 3-4 tahun.

Kegiatan tersebut juga dihadiri personil Komisi D DPRD Kota Surabaya, Zuhrotul Mar’ah Lailatusholichah.

Kepala KB Aisyiyah 16 dan TK ABA 18 Surabaya, Endang Insaf Priyastutik menyatakan, tujuan dilaksanakannya aktivitas tersebut ialah untuk memberikan info langsung kepada orang tua tentang metode pembelajaran yangg diterapkan di TK, kurikulum, serta akomodasi yangg ada.

“Selain itu aktivitas ini juga bermaksud untuk meningkatkan komunikasi dan hubungan antara pihak sekolah dan orang tua, serta membangun kerja sama dalam mendukung perkembangan anak,” tuturnya.

Lebih lanjut, Endang Insaf menambahkan dengan dilaksanakannya aktivitas Open House bakal memberikan kesempatan bagi orang tua yangg sedang mencari tempat pendidikan untuk anak-anak mereka, untuk memandang langsung suasana dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.

“Jadi, para orang tua calon wali siswa bakal dapat memandang langsung gimana anak-anak mereka belajar dan berinteraksi dengan teman-temannya, serta mengawasi kegiatan-kegiatan yangg dapat mendukung perkembangan sosial dan kognitif anak,” tegasnya.

Sementara itu, personil Komisi D DPRD Kota Surabaya, Zuhrotul Mar’ah Lailatusholichah ketika menghadiri dan membuka aktivitas sangat mengapresiasi Open House KB 16/TK 18 ABA Bubutan Surabaya.

Baca Juga: Merawat Optimisme dan Kesadaran Hukum Anak Muda

“TK ABA 18 walupun sekolahnya mini namun banyak melahirkan anak-anak hebat, sholih dan cerdas,” ujarnya.

Anak itu seperti kertas, sambung Zuhro, tetap putih dan bersih, yangg menjadikan ke merah, kuning, maupun hijau adalah orang tuanya.

“Kalau di rumah yangg berkedudukan sangat krusial adalah orang tua, baik ibu maupun ayah, maka ciptakan suasana yangg lezat buat anak-anak kita, lebih banyak berinteraksi, jangan dibiarkan anak sendirian di rumah,” tuturnya.

Zuhro menambahkan, usia 0-7 tahun, perlakuan anak sebagai raja, dalam artian anak kudu dituruti kemauannya yangg baik-baik saja, jika tidak baik, dilihat dulu, jika membahayakan dirinya baru diberitahu.

“Jadi, anak-anak usia 0-7 tahun, jika melakukan kesalahan jangan dibentak alias dicubit, cukup diberitahu dengan kontak mata yangg sama, lantaran di usia tersebut mereka belum tahu apa-apa, tugas kita hanya mengarahkan,” paparnya.

Orang tua itu sebagai contoh, sambung Zuhro, jika mau anaknya belajar, orang tuanya juga kudu ikut belajar, jika mau menyuruh salat, maka orang tua juga kudu ikut melaksanakan salat, jadi di rumah kudu betul-betul memberikan contoh yangg baik, agar anak menjadi baik dan nyaman di rumah.

“Saya pesan, tahun 2045 itu kan 100 tahun Indonesia merdeka, kita sudah mencanangkan mau membentuk generasi emas, kudu kerja sama dengan semuanya. Di lingkungan kita ada kader Surabaya hebat, ada ibu-ibu PAUD, dan Pusat Pembelajaran Keluarga dalam rangka menciptakan dan meneruskan perjuangan para pendahulu kita, agar mendapatkan generasi yangg baik,” tegasnya. (Yuda)-sa

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id