Perbesar
pelatihan bagi tiga pilar pemerintahan desa/kelurahan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/7/2024),
SURABAYA, PIJARNEWS.ID – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mengatakan tiga pilar pemerintahan desa dan kelurahan (bintara pembina desa/babinsa, bhayangkara pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat/bhabinkamtibmas, serta kepala desa/lurah) kudu peka dan tanggap terhadap aktivitas dan perubahan perilaku masyarakatnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigjen Pol. Wawan Ridwan dalam training bagi tiga pilar pemerintahan desa/kelurahan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/7/2024), Sebab modus penyebaran mengerti radikal terus berkembang dan menyasar golongan rentan seperti perempuan, anak-anak, dan remaja.
“Penyebaran mengerti radikal terorisme saat ini sangat berkembang sehingga mereka kudu diberikan pengetahuan agar lebih mempunyai keahlian dalam mencegah dan mendeteksi kemungkinan penyebaran yangg terjadi di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.
Maka dari itu, BNPT RI menyelenggarakan training bagi tiga pilar pemerintahan desa/kelurahan sebagai upaya memperkuat keamanan nasional serta mencegah radikalisme dan terorisme di Surabaya dan sekitarnya.
Mengingat Indeks Risiko Terorisme (IRT) yangg cukup tinggi di Jawa Timur, training tersebut tidak hanya untuk meningkatkan kapabilitas perseorangan tiga pilar tersebut saja, tetapi juga memperkuat koordinasi dan kerjasama antara tiga pilar dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Ia menekankan bahwa tugas penanggulangan terorisme kudu secara berbareng sehingga pencegahan di tengah masyarakat dapat terlaksana secara optimal. “Tugas penanggulangan terorisme tidak mungkin bisa oleh satu lembaga saja. Oleh lantaran itu, kudu bersama-sama untuk mencegahnya,” jelasnya sebagaimana dikutip Antara.
Pelatihan yangg berjalan selama 3 hari tersebut, mulai 23 hingga 25 Juli 2024, mencakup beragam materi penting, mulai dari pemahaman dasar mengenai radikalisme dan terorisme, teknik-teknik penemuan dini, hingga strategi pencegahan yangg efektif.
Peserta juga diajak untuk berbincang dan berbagi pengalaman mengenai dengan tantangan yangg mereka hadapi di lapangan serta solusi yangg dapat diterapkan dalam konteks lokal.
Artikel ini telah dibaca 4 kali
1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·