Bicara di Gelisim University – Turki, Guru Besar Unismuh Tekankan Kompetensi Antarbudaya - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Khittah.co, Istanbul, – Guru Besar Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof. Dr. Eny Syatriana, M.Pd., menjadi salah satu pembicara dalam konvensi internasional berjudul “Building Cultural Literacy in the Global Era: The Importance of Intercultural Competence” yangg diselenggarakan di Istanbul Gelisim University, Turki, Jumat 17 Oktober 2025.

Dalam presentasinya, Prof. Eny menekankan bahwa literasi budaya merupakan keahlian esensial yangg kudu dimiliki generasi global, terutama di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yangg kian pesat.

“Literasi budaya bukan sekadar mengenali perbedaan, melainkan mencakup keahlian untuk berinteraksi dengan penuh hormat, empati, dan pemahaman lintas budaya,” ujarnya di hadapan peserta konvensi dari beragam negara.

Ia mengutip sejumlah ahli filsafat seperti Hirsch, Hofstede, Hall, dan Bennett, yangg menegaskan bahwa literasi budaya dan kompetensi antarbudaya memainkan peran krusial dalam pendidikan, diplomasi, serta relasi sosial. Tanpa pemahaman tersebut, hubungan dunia rentan menimbulkan kesalahpahaman dan bentrok yangg tidak perlu.

Prof. Eny juga menggarisbawahi pentingnya peran pendidikan tinggi dalam membangun ruang-ruang inklusif yangg mendorong toleransi dan perbincangan antarbangsa. Menurut dia, penguatan identitas nasional juga dapat dilakukan melalui integrasi nilai-nilai budaya lokal dalam proses pembelajaran.

Dalam sesi budaya, Prof. Eny turut memperkenalkan Baju Bodo, busana tradisional masyarakat Bugis-Makassar yangg sarat nilai filosofis. Ia menjelaskan, setiap warna Baju Bodo mempunyai makna tersendiri: putih melambangkan kesucian, merah keberanian, hijau kesuburan, kuning kebangsawanan, ungu kebijaksanaan, dan hitam kekuatan spiritual.

“Melalui pemahaman terhadap filosofi busana tradisional seperti Baju Bodo, kita belajar bahwa budaya tidak hanya warisan, tetapi juga jembatan krusial dalam membangun kompetensi antarbudaya,” tutur Prof. Eny.

Kehadiran Prof. Eny dalam forum internasional tersebut mendapat sambutan hangat dari peserta konferensi. Momentum ini menjadi pengingat bahwa literasi budaya dan kompetensi antarbudaya merupakan fondasi krusial dalam membentuk penduduk bumi yangg cerdas, empatik, dan toleran.

-->
Sumber khittah.co
khittah.co