PWMJATENG.COM, Semarang – Pada Ramadan tahun ini, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama sebagai dua organisasi Islam terbesar di Indonesia mengawali bulan puasa di tanggal nan sama. Hal ini mungkin tidak terjadi pada beberapa tahun sebelum ini. Meskipun mengawali Bulan Ramadan pada tanggal nan sama. Terdapat kemungkinan 1 Syawal 1444 H terdapat perbedaan.
Merespon perbedaan di atas, Ketua PWM Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag. menyampaikan bahwa perbedaan penentuan awal bulan hijriah sangat memungkinkan terjadi lantaran perbedaan metode penentuan.
Kiai Tafsir mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia, termasuk di dalamnya Nahdlatul Ulama menentukan awal bulan, khususnya Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah menggunakan metode rukyatul hilal, alias memandang bulan secara langsung. Berbeda dengan Muhammadiyah nan menggunakan rukyatul bil ilmi alias memandang dengan pengetahuan dalam penentuan awal bulan.
“Muhammadiyah bakal memulai ramadan/puasa pada tanggal 23 Maret 2023, tentu pemerintah menunggu hasil Isbat. Sidang penetapan nan telah lebih dulu melalui proses bulansabit memandang bulan dengan perangkat teropong. Tapi jika Muhammadiyah namanya rukyah bil ilmi, memandang dengan ilmu. Kalau pemerintah di samping menghitung dengan pengetahuan juga memandang dengan mata kepala, rukyah bin ain,” ucap Tafsir saat diwawancari menjelang Bulan Ramadan 1444 H.
Baca juga, Usai Didemo BEM UM Madiun, Ini Respon dan Tanggapan PP Muhammadiyah!
Ia juga mengeaskan bahwasanya perbedaan antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama bukan mempunyai niatan untuk berbeda. Melainkan terdapat kesulitan mengenai arti tanggal 1/awal bulan hijriah.
“Sampai sekarang umat Islam belum ada kata seragam tentang arti tanggal 1. Misalnya menurut Muhammadiyah, tanggal 1 adalah ketika bulan muncul di atas wukuf berapapun derajatnya. Tapi jika NU alias pemerintah tanggal 1 itu tidak cukup bulan muncul di atas wukuf. Tapi juga bulan sudah pada posisi (yang) dapat dilihat pada posisi berapa bulan dapat dilihat, kira-kira 3 derajat,” imbuh Tafsir.
Sebagaimana diberitakan oleh BRIN, Ketua PWM Jawa Tengah juga mengamini bahwa awal Ramadan 1444 H antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Pemerintah jatuh pada tanggal nan sama. Namun tidak dengan awal Syawal esok.
“Untuk tahun ini awal Ramadan sepertinya sama, tapi beda di Lebaran sepertinya. Tapi memang tidak mudah menentukan tanggal 1, itulah maka masyarakat saya kira sudah dewasa memandang ini sehingga masyarakat sudah mengerti gimana menyikapi dan langkah memahaminya ketika ada seperti ini nan krusial masyarakat pedoman salah satu nan ada,” tegas Tafsir.
Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 9
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·