PDNA Kabupaten Magelang mengadakan peluncuran Pendidikan Politik Perempuan pertama yangg merupakan salah satu corak penyetaraan bagi wanita dimana setiap kader NA bakal dibekali gimana wanita kudu bisa terjun dan menghadapi bumi politik. Kegiatan ini dilaksanakan pada (17/11/2024) yangg bertempat di aula PDM Kabupaten Magelang.
Dimulai dari sambutan Ketua PDNA Kabupaten Magelang Marina Melani, S.Pd menyampaikan sepatah dua patah kata yangg menjadi penyemangat kader NA kedepannya. Marina juga mengucapkan terimakasih atas kehadiran ayunda PCNA dan PDNA, “Acara ini merupakan pendidikan politik wanita yangg pertama dan aktivitas berfaedah ini bakal dilaksanakan secara berjilid-jilid agar karakter berpolitik pada perempuan-perempuan pandai ini bisa terbentuk” tuturnya. Marina juga berambisi aktivitas ini dapat dijadikan pembelajaran dalam meningkatkan kapabilitas diri.
Kemudian dilanjutkan sosialisasi pemilu dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik bapak Sapari, S.Pd.I. “Muhammadiyah tidak condong dan memihak pada kedua paslon, penduduk Muhammadiyah dalam memilih kudu mengidentifikasi paslon, menelaah kontribusi kedua paslon untuk persyarikatan, bukan paslon yangg sentimen terhadap Muhammadiyah.” Sebagai pungkasan dari sosialisasinya.
Ibu Siti Nurhayati, S.H sebagai pemateri pertama memberi kalimat pembuka untuk kader NA “Tahun 2024 merupakan tahun dimana Pilkada dilakukan serentak pertama kali di Indonesia. Kader nasyiah diharapkan dapat terjun ke bumi pemilu agar jangakuannya luas dan penyelenggara pemilu kudu berintegritas juga netral” sambutnya.
Siti Nurhayati juga memaparkan beberapa peran wanita dalam berpolitik seperti menjadi pemilih aktif yangg berintegritas, wanita dapat menjadi kandidat pasangan calon, juga sebagai pemasok perubahan di dalam masyarakat.
Dilanjutkan dengan obrolan kedua berbareng Monica Subastia, S.Pd yangg berbagi pengetahuan mengenai politik dengan mengusung topik “Mendinaminasi Dakwah Advokasi Nasyiah(Aksiologi Jihad Politik Perempuan Muda)”.
Monica memaparkan bahwa politik adalah cara, politik berkedudukan krusial lantaran berangkaian langsung dengan masyarakat, kemudian telah dijelaskan dalam al-quran Q.S Al-Baqarah:30 dan Q.S Sad:26 yangg memuat makna bahwa Manusia Sebagai Pemimpin.
“besarharapan saya bahwa wanita kudu menjadi bagian krusial di bumi ini, bukan hanya mengikuti saja. Perempuan memiiki kewenangan untuk berilmu tinggi tidak hanya berurusan dengan dapur dan kasur, walaupun tetap banyak halangan wanita untuk mengekspresikan dirinya seperti keterbatasan waktu, kekerasan terhadap perempuan, dan pelayanan sosial untuk wanita yangg tetap sangat kurang. Akan tetapi itu tidak menjadi pematah semangat, wanita dan laki-laki kudu mempunyai akses yangg sama, punya kesempatan yangg sama dalam mengambil kebijakan” tuturnya.
Aksiologi wanita saat ini baru menjadi representasi, selanjutnya kita kudu bisa ikut menjadi partisipasi, dan kemudian keterlibatan substantif. Imbuhnya sebagai kalimat penutup dalam obrolan ini.
-pusintek PDNA Kabupaten Magelang, danisa febrianasari (17/11/2024)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·