Banjarmasin, mu4.co.id – Perintah puasa Ramadan pertama kali turun pada tahun kedua Hijriah alias 624 Masehi, ialah pada Senin, 10 Sya’ban. Ketika itu Rasulullah ﷺ sudah tinggal di Madinah al-Munawwarah.
Sebelumnya, Rasulullah ﷺ juga baru saja menerima perintah untuk mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke arah Masjidil Haram di Makkah.
Baca juga: Masjid Qiblatain, Impian Rasulullah Terwujud dalam Perubahan Arah Kiblat
Perintah puasa Ramadan tersebut terdapat dalam Al-Quran, ialah Surat Al-Baqarah ayat 183.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: Hai orang-orang yangg beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183).
Perintah Puasa untuk Kaum Terdahulu
Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa puasa telah dilakukan oleh kaum sebelumnya. Lantas siapa yangg pertama kali menjalankan ibadah puasa ini? Menurut Imam al-Qurthubi, seperti yangg dikutip dalam kitab “Misteri Bulan Ramadhan” karya Yusuf Burhanudin, menyatakan bahwa Nabi Nuh AS adalah orang pertama yangg berpuasa pada bulan Ramadan. Nabi Nuh melakukannya setelah turun dari bahteranya setelah angin besar menghantam negeri kaumnya.
Puasa pada era Nabi Nuh dilakukan sebagai tanda syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas keselamatan dirinya dan kaumnya dari angin besar dan banjir.
Menurut As Sya’by dan Qotadah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga telah mewajibkan puasa Ramadan kepada Kaum Nabi Musa as dan kaum Nabi Isa as lampau pastur-pastur mereka menambahnya sepuluh hari dan ketika salah seorang pastur mereka tersebut sakit maka mereka bernazar jika sang pastur yangg sakit itu sembuh mereka bakal menambah puasa mereka lagi sepuluh hari lagi, hingga genaplah puasa mereka lima puluh hari.
Baca juga: Adakah Do’a yangg Diajarkan Nabi Muhammad Menjelang Ramadan? Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat
Selain itu, dikisahkan pula saat Rasulullah ﷺ tiba di Madinah pada masa hijrah, beliau memandang orang-orang Yahudi juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Rasul ﷺ kemudian bertanya kepada salah satu dari mereka tentang argumen mereka berpuasa, dan orang Yahudi itu menjawab bahwa mereka berpuasa sebagai corak syukur lantaran Allah telah menyelamatkan Nabi Musa as dan kaumnya dari serangan Firaun. Nabi Musa as kemudian berpuasa pada hari 10 Muharram sebagai corak syukur kepada Allah. Ini menunjukkan bahwa puasa juga telah dilaksanakan oleh umat Nabi Musa.
Rasulullah ﷺ kemudian menjelaskan peristiwa tersebut kepada umatnya dan memerintahkan umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram namun Beliau ﷺ juga meminta agar para sahabat menyelisihi puasa yangg dilakukan kaum Yahudi tersebut dengan menambah hari agar tak sama.
Diterangkan pula dalam sebuah hadits yangg diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berbicara bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْـدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ.
“Puasa yangg paling utama setelah puasa Ramadan adalah (berpuasa pada) bulan Allah yangg mulia (Muharram) dan shalat yangg paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.“ [HR. Muslim, no. 1163]
Lafaz hadits ini menjelaskan bahwa kedudukan puasa Muharram berada dibawah tingkatan puasa Ramadan. Artinya dulu puasa Muharram ini telah dikerjakan dan mempunyai derajat yangg tinggi.
Turunnya Perintah Puasa Ramadan
Dikutip dari kitab karya Moenawar Khalil, yangg berjudul Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, sebelum turunnya ayat dari Allah SWT yangg memerintahkan mengenai puasa Ramadan, Rasulullah ﷺ dan umatnya telah mengerjakan puasa di setiap bulannya ialah pada tanggal 13, 14, dan 15, (Ayyamul Bidh) dan juga berpuasa setiap tanggal 10 Muharram (puasa Asyura).
Pada awalnya, perintah puasa dilakukan secara bertahap, belum menjadi tanggungjawab agar tak memberatkan. Sehingga waktu itu, siapa pun yangg mau berpuasa boleh melakukannya, dan siapa pun yangg mau membatalkan puasanya diperbolehkan tetapi kudu menggantinya dengan memberi makan orang miskin.
Baca juga: Bagaimana Bayar Utang Puasa yangg Terlewat, Ini Penjelasannya!
Begini tahapan turunnya perintah puasa:
Pertama: Diwajibkan pertama kali dalam corak boleh memilih, apakah berpuasa alias memberi makan setiap satu hari satu orang miskin, dan disertai motivasi untuk berpuasa.
Kedua: Diwajibkan berpuasa, dengan patokan bahwa andaikan orang yangg berpuasa tertidur sebelum berbuka maka haram atasnya berbuka sampai malam berikutnya.
Ketiga: Diwajibkan berpuasa, bagi seluruh umat yangg sehat dan tidak dalam perjalanan dimulai sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, inilah yangg bertindak sampai hari kiamat.
Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 185:
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“…Barangsiapa di antara Anda datang (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu…” (QS. Al Baqarah: 185)
Namun bagi mereka yangg lanjut usia, tetap diberikan keringanan untuk berbuka dengan syarat tetap memberikan makanan untuk orang miskin. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 184:
أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya: (yaitu) dalam beberapa hari yangg tertentu. Maka barangsiapa diantara Anda ada yangg sakit alias dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yangg ditinggalkan itu pada hari-hari yangg lain. Dan wajib bagi orang-orang yangg berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) bayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yangg dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yangg lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika Anda mengetahui. (QS. Al Baqarah: 184)
Sejak turunnya perintah puasa Ramadan tersebut hingga Rasulullah ﷺ wafat, beliau berpuasa sebanyak sembilan kali Ramadan.
7 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·