Bagaimana Seharusnya Puasa Ramadhan Kita Tahun Ini? - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

Tak terasa kita sudah mulai memasuki bulan Ramadhan 1444 H. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, umat muslim di seluruh penjuru bumi pasti menjalankan ibadah nan di siang harinya diisi dengan ibadah puasa dan ibadah wajib serta sunah nan lainnya.

Kemudian malam harinya diisi dengan qiyamullail, tilawah, dzikir, dan beragam aktivitas nan lainnya. Akan tetapi dari bulan Ramadhan nan sudah kita lalui selama ini, dari tahun ke tahun hingga kita bakal memasuki lagi bulan Ramadhan di tahun ini. Sudahkah kita mengetahui tujuan diperintahkannya berpuasa oleh Allah? alias apakah selama ini sudah merasakan faedah dari berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan? mungkin bisa jadi pula selama ini kita berpuasa tidak memperoleh apapun selain hanya sekadar lapar dan dahaga saja.

Perintah Berpuasa dalam Al-Qur’an

Perlu kita ketahui berbareng bahwa Allah perintahkan kita berpuasa. Sebagaimana dalam firmannya di dalam Al-Qur’an pada surat Al-Baqarah 183:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai orang-orang nan beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”

Ayat di atas sudah sangat dekat di antara kita semua. sebagaimana firman Allah pada ayat di atas, Allah perintahkan kita sebagai umat muslim nan beragama untuk berpuasa, pada tujuan akhirnya adalah agar kita bisa menjadi seorang hamba nan bertaqwa.

Sebagaimana dalam kitab tafsir Ibnu Katsir, menurut beliau puasa merupakan suatu upaya pensucian badan alias diri dari segala corak dosa maupun keburukan serta puasa adalah penghambat dari keburukan nan ditimbulkan akiban bujukan setan.

Imam Ibnu Katsir menyebut suatu sebuah hadits:

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

Wahai para pemuda, barangsiapa nan sudah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa nan belum mampu, maka berpuasalah lantaran puasa itu obat pengekang nafsunya” (HR. Bukhari no. 5056, Muslim no. 1400).

Dalam hadits di atas disebutkan berpuasa dapat menahan hawa nafsu. Sehingga dengan ditahannya hawa nafsu tersebut, maka bujukan setan untuk melakukan maksiat dapat ditekan. Dengan demikian, jika perbuatan maksiat tersebut seperti riya, kikir, iri, dengki dan lain sebagainya dapat ditekan. Maka tujuan untuk menjadi seorang hamba nan bertaqwa dapat tercapai dengan baik.

Puasa untuk Mendididik Diri

Kemudian puasa merupakan corak kasih sayang Allah kepada hambanya. Hikmah dari adanya puasa adalah untuk mendidik hambanya agar menjadi seorang nan bertaqwa.

Sebagaimana dalam firman Allah di surat Ali Imran ayat 102 ( اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ) Allah perintahkan dalam ayat tersebut untuk bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa. Salah satu perintah nan Allah anjurkan agar hambanya bertaqwa adalah dengan adanya perintah untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini.

Ibadah di bulan Ramadhan tidak hanya ibadah nan berangkaian antara hubungan hamba dengan Allah saja. Akan tetapi juga ibadah nan berangkaian dengan hubungan antara manusia dengan sesama manusia. Salah satu contoh ibadah dalam perihal ini ialah adanya pembayaran amal fitrah.

Selain, hikmah diperintahkannya puasa Ramadhan dari terbit fajar hingga terbenamnya mentari adalah upaya agar kita mempunyai rasa prihatin dan rasa empati pada kondisi kaum faqir, miskin nan lemah. Sehingga kita bisa lebih banyak berterima kasih lagi. Maka dari itu, Allah perintahkan kita sebagai seorang muslim nan beragama untuk berpuasa adalah semata-mata agar kita menjadi seorang hamba nan muttaqin.

Meningkatkan Kualitas Puasa Ramadhan Kita

Dengan demikian, jika kita selama ini sekian kali berpuasa di bulan Ramadhan namun biasa saja, bisa jadi selama ini nan diperoleh dari puasa nan telah dilalui hanya sekadar lapar dan dahaga.

Sebagaimana dalam hadits nan diriwayatkan oleh Imam AT-Thabrani nan dishahihkan oleh Syaikh Albani, yaitu:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang nan berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut selain rasa lapar dan dahaga.”

Banyak orang berambisi bisa berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan, bakal tetapi tidak semua bisa berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan tahun ini. Maka dari itu, mulai dari sekarang kita persiapkan lagi, sebelum memasuki bulan Ramadhan, agar bulan Ramadhan tahun ini bisa lebih baik dari Ramadhan tahun sebelumnya.

Jika Allah berikan kesempatan untuk berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan di tahun ini, maka tidak ada ucapan lain selain alhamdulillah sebagai corak rasa syukur dan rasa terima kasih nan terdalam pada-Nya lantaran telah dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. Marhaban Ya Ramadhan!

Editor: Soleh

-->
Sumber ibtimes.id
ibtimes.id