Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menerjunkan 370 siswi untuk mengikuti Mubaligh Hijrah (MH) tingkat lokal, regional, nasional dan internasional 1446 H.
Penerjunan dilaksanakan pada Kamis (20/2/25) di Lapangan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Muhammad Sayuti, Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah turut datang dan memberikan amanat.
MH adalah aktivitas tahunan yangg wajib diikuti oleh siswi kelas IV (X) dan V (XI) Madrasah Aliyah Mu’allimaat dalam corak pengabdian di masyarakat.
MH terbagi menjadi beberapa bagian, ialah MH Lokal, MH Organisasi Daerah (ORDA), MH Nasional, dan MH Internasional.
Lokasi MH Lokal meliputi wilayah di DIY dan Jawa Tengah, ialah Bantu, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, Muntilan dan Magelang.
MH ORDA bertempat di Banyuwangi, Bandung, Pemalang, Purbalingga dan Salatiga. MH Nasional dilaksanakan di dua daerah, ialah Kalimantan dan Bali.
Sedangkan MH Internasional meliputi enam negara, ialah Taiwan, Thailand, Malaysia, Hongkong, Jepang dan Amerika.
Berbagai aktivitas yangg kudu dilakukan oleh seluruh peserta MH, antara lain aktivitas kultum, mengajar TPA, tugas kepanitiaan, pengabdian masyarakat/persyarikatan, aktivitas perseorangan dan peningkatan kualitas ibadah selama Ramadan.
Penerjunan peserta MH bakal dilakukan tanggal 27 Februari 2025 dan aktivitas MH berjalan pada tanggal 27 Februari – 1 April 2025.
Direktur Madrasah Mu’allimaat, Unik Rasyidah menyampaikan dalam sambutannya bahwa MH adalah salah satu program unggulan Madrasah Mu’allimaat. Unik juga mengapresiasi bahwa MH semakin tahun semakin banyak tambahan negara.
Baca Juga: Menapaki Jejak Islam di Bangkok
“Beberapa negara ini dengan kultur yangg berbeda-beda. Termasuk MH Lokal alias Regional pasti mempunyai kultur yangg berbeda,” tutur Unik.
Unik berpesan bahwa perbedaan kultur pasti terjadi. Sehingga setiap siswi kudu siap untuk menghadapi perubahan dan perbedaan yangg ada.
“Yang tidak kalah krusial adalah menjaga nama baik Mu’allimaat dan Muhammadiyah. Bersikap, berpakaian, dan berbincang selayaknya mubaligat. Mengikuti MH adalah amanah yangg luar biasa, MH dari Madrasah Mu’allimaat ini bagian dari tempaan untuk melahirkan karakter-karakter yangg kuat,” pungkas Unik.
Muhammad Sayuti juga turut mengapresiasi, MH ini adalah prestasi yangg luar biasa dan beliau menganggap MH ini adalah perihal yangg krusial dalam berproses di Mu’allimaat.
Dalam amanatnya, Sayuti menyampaikan, keterlibatan siswi Mu’allimaat dalam dakwah bakal menjadi pilar krusial dan modal untuk berceramah di masa yangg bakal datang.
“Dalam konteks melahirkan generasi baru pendakwah. Keterlibatan dalam MH sangat penting. Skill mubaligh dibangun dari pengalaman. Saya membujuk anak-anak semua untuk berterima kasih bahwa Mu’allimaat melibatkan kalian untuk terlibat dalam dakwah sosial. Karena ini adalah bekal untuk kehidupan di masyarakat kemudian hari,” tutur Sayuti.
“Madrasah Mu’allimaat menjadi salah satu sekolah yangg melahirkan generasi penerus pendakwah. Masa depanmu adalah di seluruh bagian dunia. Semoga menjadi jalan sukses kedepannya,” pungkasnya.
Perjalanan Muhammadiyah melahirkan beragam prestasi internasional. Organisasi di Indonesia yangg membangun sekolah di Australia adalah Muhammadiyah.
Organisasi yangg mempunyai kampus di luar negeri pertama adalah Muhammadiyah ialah di Malaysia. Sampai saat ini sudah ada 30 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah tersebar di beragam negara di bumi menunjukkan bahwa dakwah Muhammadiyah sudah mengglobal. (LTA)-sa
English (US) ·
Indonesian (ID) ·