Oleh : Prof. Dr. Imam Sutomo, M.Ag.*
PWMJATENG.COM – Bersabar dalam menahan syahwat lebih mudah daripada bersabar dalam menanggung akibat memperturutkan syahwat. Sungguh, sikap menuruti syahwat ini tidak pernah luput dari akibat jelek berikut ini:
- Menimbulkan kepedihan dan balasan (siksaan)-Nya.
- Menghilangkan kelezatan yangg lebih nikmat daripada syahwat itu sendiri.
- Menyia-nyiakan waktu yangg berujung penyesalan.
- Mencederai kehormatan diri;padahal, menyempurnakan kehormatan diri lebih berfaedah daripada mencederainya.
- Menghabiskan harta, padahal menyimpannya lebih baik daripada menghambur-hamburkannya.
- Menjatuhkan kedudukan; padahal, meninggikan derajat lebih baik daripada merendahkannya.
- Menghilangkan nikmat, padahal kekekalannya lebih lezat dan lebih baik daripada pemuasan syahwat tersebut.
- Memberikan jalan kepada orang yangg buruk untuk mencemooh Anda, padahal sebelumnya dia tidak menemukan jalan tersebut.
- Menimbulkan kecemasan, kekhawatiran, kesedihan, dan ketakutan yangg tidak sebanding dengan kelezatan memperturutkan syahwat.
- Membuat lupa terhadap sebagian ilmu, padahal mengingatnya lebih lezat daripada kelezatan syahwat itu sendiri.
- Menjadikan musuh berbahagia ketika memandang kita terkena musibah dan membikin sedih orang yangg melindungi kita.
- Memutuskan aliran nikmat yangg bakal dianugerahkan-Nya.
- Mendatangkan kejelekan yangg melekat sepaniang masa.Karena, setiap perbuatan bakal mewujudkan sebagai sifat dan watak bagi pelakunya.
Dikutip dari Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Fawaidul Fawaid Menyelami Samudra Hikmah dan Lautan Ilmu Menggapai Puncak Ketajaman Batin Menuju Allah, terj. A. Sjinqithi Djamaluddin, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2012, hlm. 561-562.
*Guru Besar Bidang Ilmu Pemikiran Pendidikan Islam UIN Salatiga, Ketua PDM Kota Salatiga 2010-2015 & 2015-2022
Editor : M Taufiq Ulinuha
Jumlah Pengunjung : 20
2 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·