Banyumas, Suara ‘Aisyiyah – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Santri Baru (MPLSSB) SMP dan SMA Muhammadiyah Boarding School (MBS) Zam-Zam Cilongok berjalan Senin-Rabu (22-24/7/2024).
Kegiatan dibuka oleh Direktur MBS Zam-Zam, Arif Fauzi, bertempat di Aula Gedung Fadhillah Kampus 2. Pada hari kedua dan ketiga pelaksanaannya dipisah. Untuk SMP tetap di Kampus 2, sedangkan SMA MBS Zam-Zam di aula Kampus 3 Desa Karanglo.
Penutupan dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono. Dalam sambutannya, Kadindik menyampaikan apresiasi kepada segenap Pimpinan MBS Zam-Zam yangg telah menyelenggarakan MPLSSB.
“Dengan aktivitas ini mengandung dua nilai tambah. Pertama, menjadikan anak-anak yangg berasal dari beragam latar belakang dan beda asal wilayah bisa saling mengenal. Kedua, menjadikan anak-anak para santri saling mengenal secara mendalam tentang MBS Zam-Zam. Karena tidak semua anak yangg mendaftar di MBS Zam-Zam bisa diterima di sini, maka bersyukurlah,” katanya.
Kadindik juga menyapa santri yangg berasal dari wilayah Indonesia paling jauh, antara lain Papua, Timika dan Sumatera Selatan. Ia tegaskan bahwa emosi santri di awal tahun biasanya bakal merasakan homesick alias kangen dengan orang tua dan suasana di rumah, itu wajar. Tapi dengan mengikuti semua aktivitas yangg dirancang oleh asatizah, insyaAllah tidak ada lagi homesick pada santri.
Disampaikan juga tiga nasihat dari Kadindik Banyumas yangg notabene alumni sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Surakarta ini, bahwa tiga langkah mengatasi kangen rumah.
Pertama, agar para santri meluruskan niat. Kedua, sadari betul MBS Zam-Zam sebagai tempat untuk mengasah attitude alias adab. Sebagaimana dikatakan Syekh Abdul Qadir al-Jailani, bahwa beliau lebih menghargai orang yangg beradab daripada orang yangg berilmu. Ketiga, agar pengetahuan yangg didapatkan dijadikan bahan ibadah untuk diri dan kepada orang lain, lantaran pengetahuan yangg berfaedah itu kelak bakal menjadi bekal di hadapan Allah.
Pesan dan motivasi juga disampaikan Direktur MBS Zam-Zam, Arif Fauzi ketika sambutan pembukaan MPLSSB Tahun Ajaran 2024-2025. Agar kehadiran para santri di MBS Zam-Zam yangg berjumlah 603 terdiri dari SMP MBS Zam-Zam sebanyak 355 anak dan SMA MBS Zam-Zam 268 anak menjadi arena taa’ruf.
Mereka berasal dari sembilan provinsi di Indonesia ialah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Kalimantan Tengah, Lampung, Papua, dan Papua Barat.
Hal itu dapat dijadikan kesempatan untuk membangun relasi, beradaptasi, menggali potensi dan belajar banyak dari teman-teman lain. Bisa dari kawan satu kamarnya, kawan satu kelasnya, bisa dengan kakak-kakak kelas di SMP ataupun di SMA.
“Kita semuanya kudu melangkah menuju ke depan dan melangkah untuk menyongsong kesuksesan. Kuncinya adalah kalian kudu berkelana, kalian kudu keluar dari rumah, kalian kudu belajar di tempat yangg jauh ini. Tetapi insyaAllah bakal ada para orang tua yangg baru yangg menggantikan orang tua di rumah. Ikhlaskan orang tua yangg di rumah bekerja dengan baik, bermohon untuk kalian. Sedangkan kalian di sini berjuang untuk meraih masa depan kalian. Tidak ada kesuksesan yangg diraih dan didapat dengan bermalas-malasan,” pesan Direktur.
Baca Juga: Harga Mahal Komersialisasi Pendidikan
Selain materi utama, panitia menambahkan materi yang membikin suasana anak-anak gempar berteriak-teriak ria. Sehingga suasana aktivitas pada hari kedua lain dari biasanya. Tak lain adanya game berupa Yelling Contest untuk santri SMP dan Zam-Zam of Champions untuk SMA.
Dikatakan pemandu game, Fathurrozak, permainan ini berupa adu kepintaran untuk santri SMA. Tujuannya untuk mengasah keahlian menghitung, seni menghitung dan praktik manajemen waktu.
Pada sesi ini, anak-anak lintas kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Untuk golongan SMP membikin kreasi yel-yel. Sedangkan golongan SMA untuk saling berkompetisi menguras otak untuk mengerjakan tantangan demi tantangan.
Meliputi game menghitung 64 soal matematik (numeric) dalam lama waktu yangg sangat singkat. Setelah selesai baru mengerjakan tantangan soal-soal berkata arab (arabic) dan terakhir soal mengenai pengetahuan kemasyarakatan (social science).
Adapun materi pokok meliputi Materi 1, ‘Wawasan Wiyatamandala’ oleh Kepala SMP MBS Zam-Zam, Evy Nurhidayati. Materi 2, ‘Tata Krama dan Budaya Sekolah alias Pesantren’ oleh Kepala SMA MBS ZAm-Zam, Pandi Yusron. Materi 3, ‘Sosialisasi Program Ekstrakulikuler’ oleh Dimas Hirzi Zulrihad. Materi 4, tentang ‘Mars Zam-Zam’ oleh Riswanto. Materi 5, ‘Kenakalan Remaja (Stop Bullying dan Bahaya Narkoba)’ oleh Muhammad Sani Roehan bagi siswa SMP sedangkan materi untuk SMA disampaikan oleh Kapolsek Cilongok, AKP Haryanto. Materi 6, ‘Pengenalan Struktural Sekolah dan Pesantren’ oleh Semi Priyatno dan Materi 7, ‘Pola Hidup Sehat dan Pengenalan Poskestren’ oleh Irhas Caesar Tranfi Salsabila. Untuk SMA ada Materi 5, ‘Kurikulum Merdeka dan P5’ oleh Ari Eka Setyaningrum. Materi 6, ‘Pengenalan BK SMA’ oleh M. Wafiq Firdaus Izmi Azis.
Di akhir sesi, Joko Wiyono sebelum menutup rangkaian MPLSSB, beliau kembaali berpesan agar para santri baru tetap istikamah untuk menuntut ilmu, beramal dan menjunjung tinggi adab.
“Karena sekolah ini berasrama, saya pesan jadikan MBS ini menjadi tempat yangg ramah dan berkawan bagi dan untuk siapa saja. Kedua, tempat bersemainya kebhinekaan. Ketiga moderasi beragama. Jadi tidak boleh terjadi adanya bulyying di pondok pesantren ini. Pastikan yangg senior-senior menjadi sosok yangg baik-baik dan dirindukan oleh para yuniornya. Karena ini sekolah yangg mengedepankan adab dan adab,” tandas Kadindik Banyumas. (hamidin/sa)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·