Warga Indonesia tetap banyak yangg lebih memilih berobat ke rumah sakit di luar negeri, terutama di Malaysia dan Singapura. (Ilustrasi dibuat menggunakan SORA)
MAKLUMAT — Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI, Desy Ratnasari, menyoroti tetap tingginya minat masyarakat Indonesia, terutama penduduk Batam, yangg memilih berobat ke Malaysia dan Singapura dibandingkan rumah sakit dalam negeri.
Menurutnya, peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap jasa kesehatan nasional menjadi kunci utama untuk mengurangi ketergantungan terhadap rumah sakit luar negeri. Ia menekankan pentingnya kualitas pelayanan, profesionalitas tenaga kesehatan, serta support teknologi medis agar masyarakat percaya terhadap rumah sakit di tanah air.
“Yang paling utama adalah gimana meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dari para master dan tenaga medis di RS Awal Bros ini,” ujar Desy, usai memimpin langsung Tim Kunjungan Kerja BURT DPR RI ke RS Awal Bros Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (25/10/2025).
“Dengan begitu, rumah sakit mempunyai competitiveness value untuk menumbuhkan kepercayaan publik dan membuktikannya melalui pelayanan serta teknologi kesehatan yangg dimiliki,” sambungnya.
Desy menyebut, kejadian penduduk Batam berobat ke luar negeri bukanlah perihal baru. Berdasarkan info Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, sebelum pandemi Covid-19, lebih dari 200 ribu penduduk Batam setiap tahunnya melakukan perjalanan medis ke Johor Bahru, Kuala Lumpur, dan Singapura.
Nilai shopping kesehatan masyarakat Indonesia di luar negeri apalagi diperkirakan mencapai Rp160 triliun per tahun, dengan Batam menjadi salah satu penyumbang terbesar lantaran kedekatan geografis dengan negara tetangga.
Legislator dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menandaskan, kondisi tersebut menjadi tantangan serius bagi rumah sakit swasta maupun pemerintah di Indonesia untuk meningkatkan mutu jasa dan akomodasi medis agar tidak kalah bersaing dengan akomodasi kesehatan di luar negeri.
“Kalau kepercayaan publik sudah tumbuh, saya percaya masyarakat bakal lebih memilih berobat di dalam negeri. Apalagi jika pelayanan dan teknologi medis kita bisa menandingi rumah sakit di luar,” kata Desy.
Kunjungan kerja BURT DPR RI ke RS Awal Bros Batam sendiri, kata Desy, salah satunya bermaksud untuk memastikan kesiapan akomodasi rumah sakit mitra program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Utama (Jamkestama) bagi Anggota DPR RI, serta mengevaluasi kualitas pelayanan kesehatan agar dapat menjadi contoh bagi peningkatan jasa di seluruh Indonesia.
Senada dengan pelantun lagu Tenda Biru itu, Anggota BURT DPR RI, Irma Suryani Chaniago, meminta agar pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk memperkuat daya saing rumah sakit nasional, terutama dalam menghadapi kejuaraan dengan jasa kesehatan luar negeri.
“Kalau kita mau bersaing dengan Malaysia dan Penang, kita kudu bisa membikin pelayanan jauh lebih baik. nan kedua, tentu nilai alias tarif yangg dikenakan kepada pasien juga kudu lebih murah,” tandasnya.
Irma menjelaskan, tingginya biaya jasa kesehatan di Indonesia dipicu oleh beban pajak yangg tinggi, serta nilai perangkat kesehatan dan obat-obatan yangg mahal akibat ketergantungan impor dan pungutan besar.
Sebab itu, dia mengaku telah meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mencari solusi atas kebijakan fiskal dan perdagangan perangkat kesehatan.
“Saya sudah meminta Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan juga Menteri Keuangan, lantaran pajak juga di bawah Kementerian Keuangan,” terang politisi Partai NasDem itu.
Lebih lanjut, Irma juga menyebut bahwa pemberian stimulus bagi rumah sakit adalah tanggung jawab negara dalam menjamin kewenangan kesehatan masyarakat.
“Kesehatan itu wajib diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Pemerintah tidak boleh berbisnis kepada masyarakat, harusnya pemerintah bisa membikin nilai perawatan pasien jauh lebih murah daripada sekarang,” tegasnya.
Irma berharap, kebijakan kesehatan nasional ke depan dapat diarahkan agar jasa medis di Indonesia menjadi lebih kompetitif dan terjangkau, sehingga masyarakat tidak perlu lagi berobat ke luar negeri.
*) Penulis: Ubay NA
11 jam yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·