
Ilustrasi: USA Today
Oleh: Riza Nuzulul Huda*
Pernahkah Anda mengalami kebingungan, kecemasan, alias tidak dapat mempercayai diri sendiri? Atau pernahkah Anda merasa orang lain mengontrol semua keputusan untukmu alias apalagi mengontrol ingatanmu? Hati-hati, Sobat Muda, mungkin seseorang telah bertindak gaslighting padamu!
Istilah ‘gaslighting’ alias penyemaian ragu berasal dari titel drama tahun 1938, ‘Gas Light’, yangg ditulis oleh Patrick Hamilton. Drama ini bercerita tentang seorang laki-laki mencoba membikin istrinya percaya bahwa dia gila. Sang suami mengakali sang istri dengan melakukan aktivitas di loteng rumahnya yangg menyebabkan lampu gas mereka redup. Kepada sang istri, dia bersikeras menyampaikan bahwa lampu rumahnya tidak meredup sama sekali. Bahkan sang suami mengatakan bahwa persepsi sang istri tidak dapat dipercaya.
Kini, kata gaslighting dapat diartikan sebagai manipulasi psikologis pada seseorang yangg berasosiasi dekat dan biasanya dalam jangka waktu yangg panjang. Manipulasi ini menyebabkan korban mempertanyakan validitas pikiran, persepsi terhadap realitas, alias ingatan mereka sendiri. Hal ini bisa bertindak pada hubungan antar kekasih, pertemanan, rekan kerja, maupun family loh, Sobat Muda!
Gaslighting dapat diasosiasikan dengan perampasan kuasa pada orang lain. Para pelaku sering melakukan ketidakejujuran dan memutarbalikkan kebenaran untuk terlihat benar. Sehingga tak segan-segan, pelaku meremehkan emosi alias pikiran orang lain. Selain itu, pelaku sering mengalihkan dengan mengubah konsentrasi percakapan dengan mempertanyakan kredibilitas orang lain. Dibandingkan mempertanyakan topik permasalahan, pelaku kemungkinan mempertanyakan keahlian seseorang dalam mengurai permasalahan.
Stereotip negatif tentang jenis kelamin, ras, etnis, kebangsaan alias usia seseorang juga sering digunakan sebagai perangkat manipulasi. Misalnya dengan mengatakan tidak ada seorangpun yangg percaya jika seorang istri melaporkan pelecehan/ KDRT suaminya sendiri.
Untuk terhindar dari corak manipulasi ini, cara-cara ini layak untuk kita coba. Dimulai dari langkah pencegahan untuk terhindar dari gaslighting, maupun langkah pembebasan dari manipulasi ini.
Pertama, pahami kewenangan pribadi. Kita semua berkuasa untuk diperlakukan hormat, mengungkapkan emosi dan keinginan, menentukan prioritas pribadi, menolak tanpa rasa bersalah, mendapatkan perihal yangg diinginkan, mempunyai pandangan yangg berbeda, dan hidup dengan bahagia. Dengan menggarisbawahi hak-hak pribadi ini, sekiranya kita bakal menyadari jika mendapatkan perlakuan gaslighting.
Baca Juga: Seni untuk Berusaha Bodo Amat
Kedua, buat batas yangg tegas. Menentukan batas untuk diri sendiri dan orang lain sangatlah penting, termasuk batas dengan orang terdekat. Menjadi pribadi yangg teguh pada pendirian maupun tegas dalam pengambilan keputusan bisa menjauhkan keraguan dan kekhawatiran dalam diri untuk terhindar dari perilaku gaslighting. Utamakan keputusan yangg dilandasi obrolan dan saling berdiskusi dengan rasional.
Ketiga, kenali perilaku gaslighting. Bagi sebagian korban, tindakan manipulasi psikologis ini sering kali tidak disadari sehingga yangg muncul adalah menurunnya self-esteem/self- confidence. Oleh lantaran itu, krusial bagi kita untuk mengenali tanda-tanda gaslighting sehingga dapat melakukan langkah- langkah selanjutnya.
Keempat, berani melawan. Perilaku manipulasi ini memanfaatkan perlakuan merendahkan dan ketidakejujuran untuk mengendalikan korbannya. Sehingga sebagai korban, jangan ragu untuk melawan. Korban bisa dengan tegas mengatakan yangg semestinya jika pelaku mendusta maupun merendahkan dan percaya ini adalah perihal yangg valid. Walaupun pelaku mempunyai hubungan dekat maupun kuasa yangg lebih darimu, tanamkan bahwa perilaku ini adalah perihal yangg buruk.
Kelima, kumpulkan bukti. Walaupun bakal sangat susah untuk korban mengetahui jika mengalami gaslighting, melakukan hal-hal berikut dapat memperkuat validitas untuk lebih mempercayai diri sendiri. Kamu dapat membikin diary alias sekadar kitab catatan. Seperti layaknya kitab diary, seseorang dapat merekam memori dengan menuliskan hari, tanggal, dan perincian pengalaman. Selain itu, merekam gambar/video juga dapat membantu memeriksa kebenaran yangg terjadi.
Keenam, berbincang dengan seseorang yangg terpercaya alias cari support profesional. Berbicara dengan kawan dekat alias personil family yangg dapat membantu seseorang mendapatkan perspektif pada suatu situasi yangg dihadapi. Sehingga korban dapat dengan kondusif mempercayai diri sendiri kembali. Kita juga dapat berkonsultasi dengan mahir ilmu jiwa untuk memberikan saran ahli dalam mengatasi manipulasi psikologis ini dengan lebih terarah.
Ketujuh, menghadapi perilaku gaslighting memerlukan keberanian dan pendirian kuat untuk keluar dari hubungan tersebut. Untuk itu, pahami kewenangan pribadi dan buat batas yangg tegas, kenali perilaku gaslighting, dan berani melawan jika perilaku gaslighting ini diperlakukan padamu. [12/24]
*Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah
English (US) ·
Indonesian (ID) ·