Syarat Wajib Kalender adalah Menerima Hisab - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 2 tahun yang lalu

Medan, Sumatera Utara – Sesi kedua Seminar dan Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal diselenggarakan oleh MTT PP Muhammadih di Aula kampus utama UMSU(13/10). Ada dua pemateri yangg menyampaikan dalam sesi tersebut. Pertama adalah Muhamad Rofiq Muzakkir, Lc., M.A., Ph.D yangg memaparkan materi dengan titel “Mengapa KHGT”. Kedua, Prof. Tono Saksono, Ph.D yangg mempresentasikan materi dengan titel “Argumen Syar’I dan ‘Ilmi KHGT”.

Rofiq menjelaskan pandangan ustadz pra-modern tentang kesatuan matlak. Ulama yangg mendukung kesatuan matlak adalah ustadz Hanafiyah, Malikiyah, dan Hanabilah. Sehingga dari empat ajaran fikih. Hanya ajaran Syafi’i yangg beranggapan ikhtilaf mathali’ (perbedaan matlak). Ulama yangg mendukung kesatuan matlak berfaedah mereka mempunyai visi almanak global. Karena memungkinkan penerimaan transfer imkanurrukyat. Apabila di suatu tempat dimungkinkan memandang hilal, maka wilayah lain menerima kemugkinan tersebut. Inilah yangg disebut dengan kesatuan matlak. Sedangkan ustadz yangg beranggapan perbedaan matlak, tidak mewajibkan adanya transfer imkanurrukyat. Daerah yangg menjadi satu matlak kudu berdekatan, jika jaraknya jauh maka untuk memulai awal bulan bakal terjadi perbedaan. Daerah yangg bisa memandang bulansabit bakal memulai awal bulan lebih awal (besok), sedangkan wilayah yangg jauh bakal memulai lusa. Pada akhir sesi rofiq menekankan “Hanya hisablah yangg dapat menyatukan muslim di seluruh bumi dan dapat menjadi injakan almanak hijriyah global”. Sehingga melalaui pernyataanya tersebut, hisab menjadi syarat wajib untuk mewujudkan almanak hijriah dunia tunggal.

Tono menyampaikan bahwa kata rukyat tidak hanya mempunyai makna “melihat”. Sehingga sabda tentang “melihat hilal” diartikan sebagai “mengetui/memperhatikan hilal”. Kata dasar rukyat adalah ro’a, dalam al-qur’an ro’a muncul sebanyak 328 kali. Dari jumlah tersebut ada yangg mempunyai makna memperhatikan, memahami, memandang dengan mata, mengehatui, dll. Terkait dengan almanak global, tono mengatakan “Umat Islam mempunyai hutang peradaban lantaran tidak bisa menghitung dengan almanak hijriyah”. Menurut Tono, andaikan umat Islam menghitung amal menggunakan haul satu tahun almanak masehi, maka ada 11,5 hari yangg tidak dibayarkan zakatnya. Karena selisih antara almanak masehi dan hijriah adalah 11,5 hari. Dari 11,5 hari tersebut andaikan dihimpun bakal menghasilkan hutang yangg sangat besar. Inilah hutang peradaban umat Islam lantaran tidak mempunyai almanak dunia yangg dipakai

Muhammad Siregar, PDM Kota Medan memberi pertanyaan tentang argumen Muhammadiyah tidak menghapus kecenderungan muhammadiyah yangg memilih rukyat dalam HPT jilid 1. Kemudian Rofiq menjawab bahwa tidak ada penghapusan dalam HPT lantaran itu merupakan bagian dari sejarah. Muhammadiyah merevisi pernyataan tersebut dengan menerbitkan HPT Jilid 3 yangg menyebut bahwa pada dasarnya dalam penentuan awal bulan adalah dengan hisab. _Njm.

-->
Sumber Tarjih.or.id
Tarjih.or.id