Sedekah Sampah Ranting Aisyiyah di Depok, Menebar Berkah dari Rumah - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 8 bulan yang lalu

Depok, Suara ‘Aisyiyah – Ibu-Ibu ‘Aisyiyah dari Depok, Jawa Barat, yangg tergabung dalam personil Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Depok, Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Sawangan, PCA Bojong Sari, dan PCA Sukmajaya, mendorong keterlibatan golongan wanita di lingkungannya seperti Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah, Perwakilan Guru TK ABA, PKK, Muslimat, hingga pegiat Bank Sampah, tingkatkan kapabilitas pemanfaatan sampah dari rumah agar berbobot ekonomi.

Bekerja sama dengan Eco Bhinneka Muhammadiyah, Ibu-Ibu ‘Aisyiyah tersebut antusias menggelar training dan lokakarya infak sampah, berjudul “Women Eco – Preneurship: Membangun Ekonomi Kreatif dalam Pengelolaan Shodaqoh Sampah”.

Acara yangg dihadiri 82 orang peserta ini dilaksanakan pada Jumat (24/1/25) di Aula Masjid Jami’ Al Biru, Cinangka, Depok, Jawa Barat. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sawangan dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cinangka turut datang mendukung aktivitas ini.

Warnisma, Ketua PDA Depok Koordinator LLHPB, mengungkapkan komitmen ‘Aisyiyah untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dengan dibentuknya LLHPB ‘Aisyiyah pasca Muktamar 2015 di Makassar.

“Sebagai wanita maupun Ibu, mari kita bangun kepedulian kita dalam mencegah kerusakan lingkungan, kita bisa mulai dengan pengelolaan sampah dari aktivitas keseharian kita di rumah,” ajaknya.

Selain berkontribusi memberikan solusi terhadap persoalan kondisi sampah di Depok, Warnisma berambisi aktivitas ini bisa meningkatkan pendapatan Ibu-Ibu di rumah.

“Setelah aktivitas ini, pengetahuan yangg kita dapatkan mari kita tularkan ke Ibu-Ibu yangg lain hingga dasa wisma di RT dan RW kita,” pungkasnya.

Sekjen Eco Enzyme Nusantara Pusat, Juliana Ojong datang membagikan pengalamannya dalam mempraktikkan pemilahan sampah rumah tangga sebagai kompos, biopori, dan Eco Enzyme.

Mengingat lebih dari separuh sampah ke TPA adalah organik dan bisa mencemari lingkungan, Ia membujuk para peserta untuk mengenali jenis sampah organik, dan memperagakan mana bahan sampah organik yangg bisa dimasukkan sebagai kompos dan biopori, dan mana yangg bisa dijadikan eco enzyme.

“Minyak jelantah bisa dikirim ke bank sampah, sampah dapur lainnya bisa dimasukkan ke dalam komposter sebagai pupuk organik cair, sampah rumput dan daun kering bisa sebagai kompos alias media tanam, dan sampah kulit buah segar bisa dijadikan eco enzyme,” terangnya.

“Eco enzyme adalah cairan multiguna yangg merupakan hasil fermentasi sampah kulit buah alias sayur. Eco enzyme bisa dimanfaatkan sebagai penjernih air, pembersih alias sabun, pupuk, hingga pengobatan luka luar,” ungkap Juliana. Ibu-Ibu ‘Aisyiyah makin antusias setelah mencoba produk-produk eco enzyme yangg dibagikan oleh Juliana.

Formula pembuatan eco enzyme ini, imbuh Juliana, ditemukan oleh Rosukan Pompanvong seorang master dan pegiat pertanian asal Thailand.

“Formula eco enzyme mudah sekali kita ingat dengan rumus komparasi 1, 3, dan 10. 1 kg molase alias gula merah, 3 kg kulit buah & sayur segar tidak busuk dan tidak jejak masak, dan 10 liter air,” paparnya.

Bahan-bahan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam jirigen plastik rapat udara dan didiamkan selama 3 bulan kemudian dipanen. “Biar makin semangat, Ibu-Ibu sebaiknya membikin golongan untuk mempraktekkan pembuatan Komposter, Biopori, dan eco enzyme ini,” ajaknya.

“Kalaupun tidak dijual, dengan membikin Eco Enzyme, selain lingkungan jadi bersih dan sehat, kita juga bisa menghemat pengeluaran shopping cairan pembersih,” ucap Juliana, yangg sekarang juga aktif sebagai tim wanita dan anak, serta lingkungan, Persatuan Umat Buddha Indonesia.

Baca Juga: Ikhtiar Semesta Merawat Lingkungan

Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan membujuk seluruh peserta berasosiasi dalam aktivitas Green ‘Aisyiyah. “Gerakan Green ‘Aisyiyah bermaksud untuk menjaga bumi dan merawat generasi, sesuai dengan yangg diajarkan oleh al-Quran dan Rasulullah SAW,” ungkapnya.

Hening yangg saat ini juga sebagai Wakil Ketua LLHPB Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah itu menegaskan bahwa style hidup ‘green’ bukan dari Barat, namun justru dari ajaran-ajaran Rasulullan SAW.

“Rasulullah berwudu menggunakan 1 mud air alias 0,7 liter, memperbaiki sandalnya, dan menjahit bajunya sendiri, sikap ini menjadi teladan agar kita berhemat air dan tidak mudah membeli peralatan baru jika peralatan yangg lama tetap bisa dikenakan,” ujarnya.

Eco Sociopreneurship sebagai upaya melestarikan lingkungan melalui tindakan sosial yangg dapat berbobot ekonomi, menurut Hening, kuncinya adalah kreatifitas, inovasi, dan membangun jaringan.

“Kita bisa mulai membangun Eco Sociopreneurship menuju Green ‘Aisyiyah, dengan membikin surat edaran, mempraktikkannya di lingkungan ‘Aisyiyah seperti mengadakan pengajian dengan membawa kotak makan dan botol minum sendiri yangg bisa digunakan secara berulang, membikin poster, hingga membikin penemuan di tingkat ranting dengan berkelompok,” sarannya.

“Inovasi bisa dimulai dari misalnya memanfaatkan baju jejak sebagai kerajinan keset, tas, memanfaatkan sampah makanan menjadi pupuk, eco enzyme, menanam pohon dan sayuran, dan penemuan menarik lainnya,” imbuhnya.

Adapun Gerakan Shodaqoh Sampah saat ini sudah melangkah di 3 PRA di Cabang Sawangan Depok. Hal ini disebutkan oleh Ketua LLHPB PDA Depok, Siti Wastiyah.

“Anggota ‘Aisyiyah di ranting memilah dan mengumpulkan jenis sampah kertas, botol-botol, galon, kayu alias seng, kemudian kelak dikumpulkan di posko Shodaqoh Sampah yangg telah ditentukan, setelah terkumpul, sampah tersebut bakal diambil oleh pengepul,” tuturnya.

Hasil dari penjualan sampah, imbuh Wastiyah, digunakan sebagai kas Ranting ‘Aisyiyah, mendukung operasional aktivitas Ranting ‘Aisyiyah, dan juga untuk aktivitas sosial seperti membantu meringankan pembayaran SPP sekolah bagi personil family kurang mampu.

“Semoga aktivitas training ini makin memotivasi Ibu-Ibu Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah untuk mengembangkan rantingnya melalui aktivitas shodaqoh sampah,” harapnya.

Rangkaian aktivitas ditutup dengan obrolan dan presentasi kelompok. Peserta diminta mendisksikan potensi sampah yangg bisa dikelola untuk infak sampah di kawasannya, mengidentifikasi ketrampilan telah yangg dimiliki, serta rencana kerja dan kerjasama ke depan dengan siapa saja. Hasil obrolan dipresentasikan dan disepakati berbareng sebagai rencana tindak lanjut.

Noviyanti, Ketua Arisan dari PKK RW 8 Cinangka dan Komariyah dari PRA Cinangka, mengaku senang bisa terlibat di kegiatan ini. “Banyak pengetahuan baru yangg saya dapatkan dalam pertemuan ini dan ke depan mau coba membikin grup Eco Enzyme bekerja-sama dengan ‘Aisyiyah,” ungkapnya.

“Penting agar sampah bisa dimanfaatkan kembali dan berbobot ekonomi, sehingga menambah pemasukan di keluarga, dan dalam waktu dekat kami mau studi banding ke kelompok-kelompok wanita yangg sudah sukses mengembangkan inisiasi ini, agar Ranting kami makin berkembang dan berdaya,” imbuh Komariyah.

(Dzikrina Farah Adiba)-sa

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id