Riwayat Kiblat Bani Israil yang Menghadap Baitul Maqdis - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Jakarta, InfoMu.co – Sebelum turunnya perintah Allah SWT untuk peralihan arah kiblat ke Ka’bah, kiblat Umat Islam  menghadap ke Masjidil Aqsa alias Baitul Maqdis, Palestina. Menurut Tafsir Al Azhar Jilid 1 karangan Hamka, Baitul Maqdis tersebut didirikan oleh nabi Bani Israil nan berjulukan Nabi Sulaiman AS.

Rasulullah SAW pun pernah mengamalkan salat dengan menghadap kiblat pada Baitul Maqdis selama enam belas alias tujuh belas bulan. Keterangan ini diriwayatkan dalam salah satu hadits melalui al-Barra’ bin Azib RA, dia berkata,  “Pertama kali ketika Rasulullah SAW datang (hijrah) di Madinah, beliau tinggal di rumah para kakek dan pamannya dari jalur ibu dari kalangan kaum Anshar. Dan, sesungguhnya beliau salat menghadap Baitul Maqdis selama enam belas bulan alias tujuh belas bulan.”

Menurut kitab Historitas Syariah karangan Siti Mahmudah, perihal itu juga dilakukan Rasulullah SAW untuk pendekatan dan membangun hubungan berkawan dengan Bani Israil melalui arah kiblat dalam salat.

Bukti bahwa ada beberapa kiblat nan diyakini tiap umat terdapat dalam firman Allah SWT pada Surah Al Baqarah ayat 148, yaitu:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ١٤٨

Artinya: “Bagi setiap umat ada kiblat nan mereka menghadap ke arahnya. Maka, berlomba-lombalah Anda dalam beragam kebajikan. Di mana pun Anda berada, pasti Allah bakal mengumpulkan Anda semuanya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Menurut tafsir Quran Kemenag, dijelaskan bahwa setiap umat-Nya mempunyai kiblat masing-masing. Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS menghadap ke Ka’bah, kiblat Bani Israil menghadap ke Baitul Maqdis dan orang Nasrani menghadap ke timur nan prinsipnya adalah beragama kepada Allah SWT dan mematuhi segala perintah-Nya.

Serupa dengan ayat di atas, diterangkan juga oleh Allah SWT kenapa tiap umat dibagi arah kiblatnya. perihal ini tertuang dalam Al-Qur’an Surah Al Maidah ayat 48, yaitu:

لِكُلٍّ جَعَلْنا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهاجاً وَلَوْ شاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً واحِدَةً وَلكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْراتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعا

Artinya: Untuk tiap-tiap umat di antara kalian, Kami berikan patokan dan jalan nan terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kalian dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kalian terhadap pemberian-Nya kepada kalian, maka berlomba-lombalah melakukan kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kalian semuanya.

Pemindahan Kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah
Mengutip situs AboutIslam, perubahan arah kiblat dilakukan akibat adanya bentrok nan terjadi antara muslim dengan golongan nan menentang aliran Islam. Kelompok tersebut menganggap aliran Islam sama dengan mereka lantaran arah dan langkah ibadah nan serupa.

Teori tersebut ini dimanfaatkan mereka untuk menyebarkan keraguan dan berita tidak baik mengenai Islam pada masyarakat umum. Belum lagi, golongan mereka juga dikisahkan mau membujuk Nabi Muhammad SAW bergabung.

Sekitar 16-17 bulan Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW untuk menghadap ke Masjidil Haram melalui ayat nan diturunkan-Nya ialah surah Al Baqarah ayat 144. Sejak saat itulah umat muslim menggunakan Masjidil Haram sebagai kiblat hingga sekarang.

Awal pemindahan arah salat itu terjadi pada waktu beliau melakukan salat Ashar. Ketika itu ada sekelompok orang nan sedang melakukan sholat, lampau lewatlah seorang laki-laki di tempat mereka sholat.

Maka, orang laki-laki itu berkata, “Aku bersaksi dengan nama Allah SWT, sungguh saya telah salat dengan Rasulullah SAW menghadap Ka’bah,” demikian bunyi hadits dari al-Barra’ bin Azib RA.

Meski tidak lagi menjadi arah salat, kiblat Bani Israil alias Baitul Maqdis di sebut sebagai kota suci ketiga dalam Islam setelah Makkah dan Madinah. (detik-hikmah)

-->
Sumber infomu.co medan
infomu.co medan