Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Focus Grup Discussion (FGD) merupakan salah satu langkah cepat untuk mendapatkan beragam info dari peserta obrolan dan pilihan ini menjadi pilihan aktivitas oleh PWA untuk mendapatkan info tentang Biro Informasi Konseling Keluarga Sakinah ‘Aisyiyah (BIKKSA) yangg dikomandani oleh Majelis Tabligh dan Ketarjihan.
Majelis Tabligh dan Ketarjihan merupakan majelis yangg menjadi leading sektor BIKKSA, pada hari Sabtu, tanggal (20/7) Majelis Tablih dan Ketarjihan mengundang BIKKSA yangg sudah terbentuk dan sudah melangkah di periode 2015 -2022 lampau dengan penggerak utamanya Zulaikhah yangg kemudian menajdi BIKKSA.
Rintisan/pilot proyek di DIY yangg berjumlah 11 dan tesebar disetiap wilayah dengan 2 BIKKSA ditambah dengan pilot proyek dari Majelis Kesejahteraan Sosial tentang aktivitas GACA yangg ada di PCA Kraton. Pada kesempatan FGD itu diundang BIKKSA buatan unik ialah BIKKSA Kalasan juga mengundang 2 PCA disetiap daerahnya untuk dijadikan rintisan kedua.
FGD ini sebagai aktivitas awal dari periode ini dengan rencana pembentukan BIKKSA baru di masing-masing wilayah 2 Cabang dan mengoptimalisasikan peran BIKKSA yangg sudah terbentuak awal, demikian laporan yangg disampaikan Ketua MTK PWA Hasta Dewi. Dalam kesempatan ini sebelum FGD dimulai Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DIY, Widiayastuti menyampaikan bahwa dengan banyaknya persoalan yangg ada di sekitar kita, baik masalah rumah tangga pada umumnya, KDRT, perceraian dan lain sebagainya menuntut ‘Aisyiyah untuk ikut berkedudukan dalam mengurangi alias menekan jumlahnya permasalahan-permasalahan tersebut.
Oleh lantaran itu, BIKKSA yangg merupakan Biro Konsultasi milik ‘Aisyiyah perlu digerakkan lagi apalagi dibentuk disetiap bagian diseluruh wilayah DIY sebanyak 82 bagian ditambah dengan setiap PDA juga ada BIKKSA yangg diharapkan setiap tahunnya bertambah dibentuknya BIKKSA sehingga di tahun 2027 semua bagian sudah ada BIKKSAnya dan sudah bergerak dalam masyarakat untuk mendampingi, membantu masyarakat yangg membutuhkan.
Baca Juga: Ummu Habibah Ramlah binti Abi Sufyan: Perempuan Periwayat Hadis
Sebelum FGD dimulai, peserta mendapatkan info tentang pedoman BIKKSA oleh Asmar, psikolog dan Wuri Astuti tentang manajemen BIKKSA, perihal ini perlu agar supaya BIKKSA lama yangg mungkin tetap belum bergerak lagi bisa mendapat suntikan wawasan dan bagi BIKKSA pembentukan baru semakin mantap mewujudkan berdirinya BIKKSA di cabang-cabang yangg sudah ditunjuk dengan didampingi dari PDA masing-masing.
Agar agar FGD melangkah lebih efektif dan menghasilkan info yangg jelas maka dibuat golongan mini masing-masing PDA sehingga ada 5 golongan FGD dengan pendamping dari BIKKSA PWA. Untuk Kota dengan pendamping Alfiah, Bantul dengan pendamping Khoiriyah, PDA Kulonprogo didampingi Emi, PDA Sleman oleh Ria dan PDA Gunungkidul sebagai pendampingnya adalah Umi.
Setelah FGD dilaksanakan masing-masing PDA untuk mempresentasikan hasil diskusinya yangg digunakan sebagai Rencana Tindak lanjut. Untuk RTL pembentukan BIKKSA di masing-masing PDA: Kota bakal membentuk 4 BIKKSA di 4 PCA, PDA Bantul 2 BIKKSA di 2 PCA, PDA Kulonprogo 2 BIKKSA di 2 PCA, PDA Sleman 2 BIKKSA di 2 PCA, PDA Gunungkidul 2 BIKKSA di 2 PCA dengan target waktu yangg nyaris berbarengan ialah dari bulan Juli – September.
Sedangkan yangg BIKKSA Angkatan pertama ada 11 BIKKSA , 1 RKG dan 1 BIKKSA KHusus ( Kalasan) bakal merevitalisasi kepengurusan sesuai dengan pedoman yangg ada selain Kotagede sudah revitalisasi kepengurusan sehingga bakal melanjutkan dengan optimasi pengurus dan relawan dari ranting-ranting. (umi h)-lsz
English (US) ·
Indonesian (ID) ·