Pusat Studi Muhammadiyah Gandeng Lazismu Selenggarakan Kick Off Beasiswa Riset Tugas Akhir - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pusat Studi Muhammadiyah luncurkan Beasiswa Riset Tugas Akhir bagi mahasiswa pada Senin (8/7) di Aula Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Yogyakarta.

Peluncuran ini turut menggandeng Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) sebagai mitra. Pemberian danasiwa ini bermaksud untuk meningkatkan literatur ilmiah Muhammadiyah di beragam macam bagian keilmuan.

Sebeleumnya, pendaftaran danasiwa ini secara resmi telah dibuka pada bulan Maret lalu. Peluncuran secara resmi yangg dilanjutkan oleh talkshow ini menegaskan bahwa Muhammadiyah bakal terus berkomitmen dalam meningkatkan aspek pendidikan di Indonesia secara akses maupun kualitas.

Acara dibuka oleh Bachtiar Dwi Kurniawan selaku Direktur Pusat Studi Muhammadiyah. Dalam sambutannya dia menyampaikan bahwa peluncuran program danasiwa riset ini diperuntukan bagi peneliti, aktivis Muhammadiyah yangg sedang menjalani pendidikan pada jenjang S1 dan S2.

Adanya Kick Off yangg diselenggarakan secara offline ini juga sebagai bentuk akuntabilitas publik bahwa PSM mendapat amanah dari Lazismu untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari aspek riset.

“Ini sebagai bentuk akuntabilitas publik bahwa kami mendapat amanah, support dari Lazismu untuk pendidikan. Sehingga perlu kami syiarkan bahwa kami mendayagunakan biaya publik kepada yangg membutuhkan,” urai Bachtiar

Bachtiar juga menguraikan bahwa pemberian danasiwa ini diharapkan dapat menunjang peneliti, aktivis Muhammadiyah yangg mempunyai passion di bagian riset. Menurutnya, dengan pemberian danasiwa ini diharapkan penelitian yangg sedang dilakukan semakin berkualitas.

Selain itu, pemberian danasiwa ini juga bermaksud untuk mengumpulkan info atas kontribusi Muhammadiyah secara akademik. Dengan begitu, perihal ini dapat meningkatkan keberadaan literatur ilmiah tentang kontribusi Muhammadiyah di beragam bidang.

Acara dilanjutkan dengan Talkshow Pendidikan yangg mengangkat tema “Muhammadiyah Menyongsong Indonesia Emas 2045: Ikhtiar Muhammadiyah dalam Pemerataan Akses Pendidikan di Indonesia”.

Talkshow dibuka oleh penyampaian materi dari Moh Mudzakkir selaku Wakil Sekertaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Dalam penyampaiannya, Mudzakkir mengutarakan bahwa sejarah pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kontribusi Muhammadiyah terhadap Indonesia.

Menurutnya, kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa di dalam pembukaan UUD 1945 telah dilakukan oleh Muhammadiyah sejak sebelum kemerdekaan.

Baca Juga: Harga Mahal Komersialisasi Pendidikan

“Tujuan kemerdekaan Indonesia salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebelum itu, Ahmad Dahlan telah melakukan aktivitas pendidikan secara umum maupun informal hingga mendirikan Kweeckschool (Saat ini Mu’allimin-Mu’allimat)” Kata Mudzakkir

Mudzakkir juga menguraikan bahwa Muhammadiyah mempunyai semangat pendemokrasian pendidikan. Hal tersebut nampak dari dakwah Muhammadiyah dalam menggalang aktivitas pendidikan pasca era kemerdekaan. Mengingat bahwa era saat itu, pendidikan hanya dapat dinikmati oleh kalangan bangsawan dan priyayi.

Semangat pendemokrasian ini dibuktikan melalui pendirian lembaga pendidikan dari tingkat paling bawah hingga paling tinggi. Mudzakkir juga menekankan bukti tersebut nampak dari banyak tokoh Muhammadiyah yangg berguru tinggi kemudian mempunyai kontribusi besar seperti Sudirman, Soekarno dan Kasman Singodimedjo. Di akhir penyampaian Mudzakkir berambisi bahwa semangat dakwah pendidikan ini terus bersambung dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045.

Materi kedua disampaikan oleh Ibnu Tsani selaku Direktur Lazismu. Ibnu menekankan bahwa Lazismu mempunyai konsentrasi besar terhadap bumi pendidikan. Menurutnya konsentrasi ini tidak dapat dilepaskan dari aktivitas dakwah Muhammadiyah yangg juga berfokus pada bagian pendidikan.

Selain itu, dia menuturkan bahwa pendidikan di Indonesia tetap mengalami banyak problem terutama dari segi akses dan kualitas. Sehingga menurutnya, komponen non-pemerintah seperti LazisMu mempunyai andil terhadap perihal tersebut.

“Lazismu konsentrasi ke pendidikan lantaran sejarah Muhammadiyah tidak dapat meninggalkan pendidikan. Di lain sisi, pendidikan di Indonesia juga tetap mengalami banyak problem pada akses dan kualitas,” tutur Ibnu.

Pada kesempatan tersebut, Ibnu juga menekankan bahwa negara mempunyai tanggungjawab utama dalam menyelesaikan persoalan pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan adalah tujuan sekaligus petunjuk konstitusi. Menurutnya, persoalan pendidikan yangg kompleks tersebut dapat diatasi dengan kerjasama antar sektor.

Dalam perihal ini Lazismu dapat berkedudukan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui donor yangg disumbangkan oleh publik. Ibnu menilai, predikat Indonesia sebagai negara paling murah hati di bumi menjadi kesempatan untuk bekerja-sama dalam menyelesaikan persoalan pendidikan.

”Peran utama pendidikan ada di negara, lantaran negara adalag kunci. Di sini negara dan Lazismu dapat bekerja-sama lantaran Indonesia adalah negara paling murah hati di dunia. Ini menjadi kesempatan yangg kudu dimaksimalkan,” tutup Ibnu.

Penyelenggaraan Kick-Off Beasiswa Riset ini juga menandai dibukanya pendaftaran Beasiswa Riset Tugas Akhir Pusat Studi Muhammadiyah Batch II pada akhir Juli nanti. Bagi mahasiswa S1/S2 yangg bakal mendaftar dapat mengikuti info terbaru melalui IG @PusatstudiMuhammadiyah dan website https://psm.umy.ac.id.

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id