Petani Tomat di Balik Bukit Menjerit: Harga Anjlok, Modal Tinggi, dan Pupuk Sulit Didapat - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu
Ahmad menjelaskan bahwa selain harga jual yang terus turun, petani juga dibebani dengan harga pupuk yang semakin melambung tinggi dan sulit didapatkan

WARTAMU.ID, Lampung – Petani di Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, menghadapi krisis serius akibat harga jual tomat yang terus anjlok. Salah satu petani tomat, Ahmad Alpadillah, mengungkapkan rasa frustasinya terkait kondisi ini, yang semakin hari semakin memburuk.

“Harga jual tomat yang bisa dikatakan stabil itu 2.500-3.000 rupiah per kilogram, itu pun hanya cukup untuk balik modal, tidak bisa dibilang untung. Namun, sekarang harganya hanya berkisar antara 500-800 rupiah per kilogram. Bukannya untung, ini namanya malah buntung,” keluh Ahmad.

Ahmad menjelaskan bahwa selain harga jual yang terus turun, petani juga dibebani dengan harga pupuk yang semakin melambung tinggi dan sulit didapatkan. Hal ini membuat modal awal untuk menanam tomat menjadi sangat tinggi, sementara keuntungan nyaris tidak ada.

“Modal awal kami sangat tinggi untuk menanam tomat, dengan harga pupuk yang melambung tinggi, sedangkan harga jual jauh turun,” ucapnya dengan nada putus asa.

Ahmad berharap Pemerintah Kabupaten Lampung Barat atau stakeholder terkait dapat segera turun tangan untuk melihat dan mendengar langsung keluh kesah para petani di lapangan. Menurutnya, laporan yang hanya didengar dari jauh tidak akan memberikan gambaran yang valid mengenai kesulitan yang dihadapi oleh petani.

“Kalau hanya mendengar laporan itu gak valid, mas. Coba turun ke masyarakat, lihat langsung bagaimana nasib kami, petani yang semakin hari semakin susah,” ujarnya penuh harap.

Ia juga menyebutkan bahwa banyak petani lain yang enggan angkat suara mengenai kondisi mereka dengan berbagai alasan. Namun, sebagai seorang petani muda, Ahmad merasa perlu untuk berbicara agar suara gundah para petani tomat di Lampung Barat bisa didengar oleh Pemkab.

“Mudah-mudahan keluhan kami bisa didengarkan dan ada bantuan dari pemerintah terkait pengadaan pupuk. Sehingga di situasi harga jual tomat yang tidak stabil ini, para petani masih bisa melangsungkan hidupnya. Kami mohon perhatian dari pemerintah,” tutupnya dengan harapan besar.

Dibaca: 2,166

-->
Sumber wartamu.id
wartamu.id