Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menerima kunjungan dari Nahla Shabry As-Sha’idy, Penasehat Grand Syaikh Al Azhar, Kairo, Mesir.
Kunjungan kedua ini berjalan pada Jumat (7/2/25) Madrasah Mu’allimaat dan melangsungkan perbincangan di Aula Prof. Siti Baroroh Baried.
Selain menjadi Penasehat Grand Syaikh Al Azhar, Nahla adalah Dekan Fakultas Studi Islam Al-Azhar sekaligus Direktur Markaz Tathwir (Pusat Pengembangan Pelajar dan Mahasiswa Asing Al-Azhar).
Ia juga menjadi salah satu dari 50 Perempuan Paling Berpengaruh di Mesir. Nahla dinilai telah memberi kontribusi luar biasa dalam pengembangan proses belajar mahasiswa asing di Al-Azhar. Ia juga sukses menjadi figur pemberdayaan wanita di Mesir.
Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk bersilaturahmi dan berbincang langsung dengan perwakilan siswi, pembimbing dan tenaga kerja Madrasah Mu’allimaat.
Kedatangannya didampingi oleh jejeran Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dan turut datang Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015, Din Syamsuddin beserta istri.
Unik Rasyidah, Direktur Madrasah Mu’allimaat mengaku sangat berbahagia dengan kunjungan Nahla yangg kedua kalinya ini. Pasalnya Madrasah Mu’allimaat sudah melangsungkan kerja sama dengan Nahla dalam rangka aktivitas Arabic Camp yangg dilakukan setiap tahun di Mesir yangg salah satu agendanya adalah belajar Bahasa Arab di Markaz Tathwir.
“Motivasi untuk kami semua untuk belajar Bahasa Arab. Tentu bakal menjadi pembelajaran yangg baik bagi seluruh siswi. Bagaimana wanita itu kudu mempunyai ilmu, dan dengan pengetahuan itu maka bakal mempunyai peran yangg banyak bagi bangsa, negara dan agamanya. Kedatangan beliau memberikan motivasi, serta semangat belajar Bahasa Arab dan menjaga semangat siswi,” jelas Unik.
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menuturkan bahwa kehadiran kedua ini adalah tepat 1 tahun yangg lampau menyambut kehadiran di Indonesia. Sebagai representatif dari ‘Aisyiyah, Salmah mengaku sangat berbesar hati dengan hadirnya Nahla yangg tentunya bakal memajukan wanita di dunia.
‘Aisyiyah sebagai organisasi modern wanita terbesar di Indonesia juga menjadikan Nahla sebagai rujukan pemikiran. ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah sudah terjalin sangat lama dengan Al-Azhar, terutama tentang moderasi.
Baca Juga: Kepemimpinan Perempuan dalam Mendorong Perdamaian
“Tentunya pandangan ‘Aisyiyah tentang wanita juga terinspirasi oleh Nahla. Kerja sama di bagian pendidikan kami harapkan juga untuk terlaksana, selain itu juga publikasi riset jurnal bisa dilakukan dalam perihal peningkatan karya tulis ilmiah,” terang Salmah.
Sementara itu, Din Syamsuddin menekankan kepada seluruh peserta untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Misalnya dengan berbincang langsung, memperdalam Bahasa Arab alias menjalin kerja sama.
Selain itu, Din Syamsuddin juga menyarankan untuk mengenalkan aktivitas Muhammadiyah dan untuk memastikan kerja sama antara Al Azhar dengan ‘Aisyiyah-Muhammadiyah dalam beragam bidang.
Nahla juga menyampaikan rasa syukur dan bangga lantaran kehangatan yangg dibangun tetap sama terasa seperti kehadiran yangg pertama.
Nahla menuturkan bahwa Al Azhar sangat terbuka atas kesepakatan dengan lembaga-lembaga pendidikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sampai saat ini ada 37 negara yangg ada umat Islam di dalamnya yangg sudah melakukan kerja sama dengan Al Azhar.
“Sangat membuka kerja sama dalam beragam bidang. Harapannya ada utusan unik dari Muhammadiyah-‘Aisyiyah alias pelajar di bawah bendera Muhammadiyah di Indonesia yangg bisa belajar di Al Azhar,” ujar Nahla.
Al Azhar tidak hanya membuka training bahasa tetapi menyediakan akomodasi juga untuk belajar. Al Azhar tidak hanya menyelenggarakan pendidikan saja, tetapi di bagian kesehatan dan anak yatim.
“Membuka diri dan membangun kerja sama. Orang Islam kudu bisa Bahasa Arab. Memfasilitasi lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia untuk mempelajari Bahasa Arab. Sangat berambisi sekali, pertemuan ini tidak hanya malam ini tapi bisa diperluas di bagian lain,” pungkasnya. (LTA)-sa
English (US) ·
Indonesian (ID) ·