PDA Kabupaten Pasuruan Adakan Studi Tiru ke Probolinggo - MuhammadiyahNews.com

Sedang Trending 1 tahun yang lalu

Pasuruan, Suara ‘Aisyiyah – Taman Dayu menjadi titik kumpul kader desa Kertosari dan Martopuro Kecamatan Purwosari yangg ingin  membangun desanya menjadi desa yangg Qoryah Toyyibah. Tepat pukul 06.30 wib mereka ber 30 orang berangkat ke desa Liprak kulon Kecamatan Banyuanyar Kabupaten Probolinggo.

Rombongan yangg dipimpian langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Probolinggo. Kami beriktikad berangkat ke desa Liprak kulon untuk sinau dan meniru semangat para kader yangg bisa menjadikan desanya produktif yangg ditandai dengan munculnya upaya lokal bawang goreng, jenis ramuan masakan, krupuk, minuman herbal yangg semua bahannya ada didesa tersebut ujar Ifani Ketua PDA Kabupaten Pasuruan.

Dalam sambutan pembukaan studi tiru, Siti Dalilah Candrawati selaku Penanggung jawab Qoryah Toyyibah PWA Jatim menyampaikan bahwa semangat Kader untuk  memajukan dan  membangun desa kertosari dan martopuro patut diacungi jempol, dimana dengan rela hati sudah mulai melakukan pertemuan dan asesment awal untuk merumuskan rangkaian aktivitas qoryat Toyyibah. Dan studi tiru ini salah satu reward dari PWA Jatim untuk mereka belajar dan meniru keberhasilan Desa Liprak Kulon.

Desa Liprak kulon adalah salah satu desapenerima program inklusi’Aisyiyah  dengan tema Penguatan kepemimpinan wanita untuk pemenuhan akses kesehatan dan ekonomi pada perempuan dhu’afa mustadh’afin dengan pendekatan inklusif dan kewenangan perempuan. Ada banyak konsentrasi rumor dalam program ini ialah penurunan stunting, pencegahan perkawinan anak, pemenuhan kewenangan kesehatan seksual dan reproduksi, pemberdayaan ekonomi dan kepemimpinan perempuan. Dimana semua program itu sejalan dengan penyelenggaraan program Qoryah Toyyibah yangg dimiliki dan dilakukan ‘Aisyiyah.

Perubahan signifikan bisa dinikmati saat peserta studi tiru sampai di Desa Liprak Kulon, yangg disambut di letak “Sumber Mata Air Perawan (Olbek)” yangg merupakan wisata lokal yangg mulai dibangun setelah adanya program inklusi. Kami mendapatkan pengetahuan jejaring dalam program inklusi, makanya kami bisa merenovasi Olbek dan membangun gedung pertemuan serbaguna ini, kata Lukman Hakim selaku Kades Liprak kulon yangg ikut menyambut tamu dari Pasuruan ini.

Bahkan kami didatangi perusahaan air minum alamo yangg melakukan uji laboratorium terhadap sumber air olbek tersebut dan hasilnya mengandung PH 7-8 yangg disebut dengan air alkali yangg banyak dipercaya bahwa air tersebut bisa menetralkan masam dalam tubuh, ujar beliau.

Mungkin ibu-ibu bertanya -tanya apa olbek itu? Olbek adalah sumber air yangg besar dan bersuara bluk-bluk dengan kencang, namanya menjadi “Sumber mata air perawan” adalah sebuah upaya branding agak banyak orang tertarik datang dan bisa mengundang pemerintah dan dermawan untuk peduli mengembangkan wisata desa ini.  Satu lagi Olbek ini mempunyai nilai sejarah desa yangg konon katanya tempat ini menjadi persinggahan Dewi Anjani adalah istri dari Ramona dan ibu dari Hanoman, yangg ceritanya ada dalam kitab Ramayana, sambungnya.

Agustin selaku pengelola program inklusi di desa leparak kulon menceritakan susahnya memulai program di sini, salah satu sebabnya adalah tidak ada organsasi ‘Aisyiyah baik tingkat Cabang maupun ranting, ini yangg menjadi tantangan kami. Hal pertama yangg dilakukan adalah meyakinkan  Pak Tinggi tentang program inklusi dan manfaatnya bagi masyarakat dan kemajuan desanya dengan beberapa aktivitas yangg disusun berasas identifikasi awal tentang problematika, masalah yangg berujung dengan identifikasi potensi desa.

Selanjutnya dibentuklah organisasi ibu-ibu dengan nama Balai Sakinah ‘Aisyiyah yangg didalamnya menjadi media pembelajaran berasas isue yangg ditemukan dalam identifikasi awal. Di bagian kesehatan bisa menurunkan nomor stunting, di bagian sosial bisa menurunkan nomor perkawinan anak dan dibidang ekonomi bisa mendirikan koperasi Bueka yangg didalamnya personil BSA bisa memproduksi bawang goreng, jenis bumbu, jenis kerupuk dan lain-lain.

Studi Tiru dilanjutkan dengan mengunjungi kebun gizi yangg menjadi salah satu jagoan program inklusi, ada banyak ragam tanaman yangg hasilnya dinikmati oleh masyarakat  secara gratis, dan ini salah satu langkah bisa menurunkan nomor stunting. Perbincangan menarik kami dengar dari kader desa Liprak kulon “Enak loh bu kalo mau melakukan aktivitas membangun desa dan ikut personil BSA, kita yangg tidak pernah keluar desa akhirnya dapat bingkisan tidur di hotel sembari diberi pelatihan”.

Tepat pukul 14.30 WIB aktivitas studi tiru usai namun sebelumnya tim QT dan Kader Kabupaten Pasuruan dijamu makan siang unik Probolinggo, ialah sayur daun kelor dan sambal mangga muda dengan beraneka ragam lauk yangg menggugah selera makan. Tak lupa foto berbareng menjadi momen yangg tak terlupakan bagi ibu-ibu pegiat sosiopreneur ini.

Koordinator Program Qoryah Toyyibah PWA Jatim, Siti Asfiyah menyampaikan  bahwa aktivitas studi tiru ini adalah langkah awal untuk memberikan motivasi dan semangat ibu-ibu Kabupaten Pasuruan, agar bisa membayangkan, memikirkan, memutuskan  dan mengimplementasikan program Qoryah Toyyibah yangg sedang diinisiasi.

Langkah selanjutnya adalah dilakukan training peningkatan kapabilitas Kader dalam melakukan pengorganisasian di tingkat komunitas, membangun kerjasama yangg didalamnya ada  pemetaan masalah dan potensi yangg dimiliki oleh desa Kertosari dan Martopuro. (Siti Asfiyah)-lsz

-->
Sumber suaraaisyiyah.id
suaraaisyiyah.id