Depok, Suara ‘Aisyiyah – Tanggal (9/2) alias bertepatan dengan tanggal 10 Sya’ban 1446 H menjadi momen bersejaran bagi penduduk Muhammadiyah – Aisyiyah Limo – Cinere. Pasalnya, di hari ini telah dilaksanakan aktivitas ground breaking Sekolah Muhammadiyah Salman Al Farisi yangg bertempat tinggal di Jl Rotan, RT 002 RW 001 Kecamatan Limo – Cinere.
Hadir pada Acara ini, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Ketua Umum GP Anshar Addin Jauharuddin, Anggota Dewan Fraksi PKS, Ubaidillah, Rektor Muhammadiyah Jakarta. Ma’mun Murod Al Barbasyi, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Ali Wartadinata, dan penduduk Muhammadiyah – Aisyiyah Limo Cinere, yangg diperkirakan jumlahnya mencapai 250 orang.
Dalam sambutannya, dia berpesan, “Jangan jadikan sekolah Muhammadiyah sebagai sekolah Eksklusif, tapi sekolah Inklusif. Karena itu, jika ada kerabat kita dari Nahdhatul Ulama, alias apalagi non muslim seperti Kristen, Hindu Budha dan sebagainya, yangg mau berguru di sini, jangan sampai di tolak, lantaran sekolah Muhammadiyah untuk semua kalangan.” Acara Ground Breaking kali ini terasa berbeda. Karena dihadiri oleh GP Anshar dan juga Banser. Kerukunan antara dua ormas Islam terbesar di Indonesia ini sangat terasa di aktivitas ini.
Ketua GP Anshar, Addin Jauharudiin menyampaikan sambutannya “K.H Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dan K.H Hasyim Asyari, Pendiri Nahdhatul
Ulama, dulu belajar pengetahuan kepercayaan pada pembimbing yangg sama, Yaitu Kyai Saleh Darat. Karena itu, sebagai anak cucu dari kedua ustadz tersebut, hendaknya bisa meneruskan kebersamaan itu. Sebagai penduduk Anshar, kami bakal turut membantu mensukseskan pembangunan SD Muhammadiyah Salman Al Farisi ini,” ucapnya tanpa basa basi.
Baca Juga: Mengenal ADHD dan Strategi Pendidikannya
Senada dengan Addin, Anwar, sapaan akrabnya juga menyampaikan pesan dengan mengutip ayat al Quran Surat Al Imron : 103 “Hendaklah Anda berpegang teguh kepada tali kepercayaan Allah dan janganlah Anda saling berpisah berai,” ungkapnya. Lebih lanjut, Anwar menyampaikan jika suatu saat kelak umat Islam bakal kembali memimpin bumi seperti pada masa kejayaan Islam kala itu. Maka jagalah Ukhuwah Islamiyah antar penduduk Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama.
Di tengah sambutannya, dia tiba – tiba meminta Addin Jauharuddin yangg merupakan mantan ketua umum PB PMII Periode 2011 – 2013 dan Jihadul Mubarok, mantan Ketua Umum DPP IMM (2012 – 2014) untuk naik di atas panggung disusul para Banser dan Kokam. Suasana kerukunan dan keakraban antar dua ormas besar di Indonesia ini semakin terasa.
Addin dan Djihad berkawan sejak tetap sama – sama menjabat sebagai ketua Umum di organisasi kepemudaan, keakraban antara keduanya yangg mengantarkan mereka menjadi tetangga hingga hari ini. Mereka berdua adalah sosok yangg perlu dicontoh. Meskipun aktif di organisasi yangg berbeda, tetapi tidak menjadikan keduanya berjarak. Justru sebaliknya.
Wakil Ketua MUI ini lantas menceritakan kisah spiritualnya tentang sedekah. Pada suatu momen. Ia mau sekali membantu biaya pendidikan seorang Mahasiswi, tetapi terjadi tarik ulur dalam hatinya. Antara mau membantu dan tidak, akhirnya dia kuatkan tekad membantu mahasiswa tersebut dan mengirimkan sejumlah duit ke rekening mahasiswa tersebut.
“Masyaallah, ini bener – bener keajaiban. Selang 30 menit kemudian ada yangg mentransfer ke rekening saya dengan jumlah berlipat – lipat dari duit yangg saya transfer ke mahasiswa tersebut” Jelasnya. Kejadian serupa sering kali terjadi. Jadi dari kisah spiritual tersebut, hendaklah bisa kita jadikan spirit untuk bersedakah, bahwa duit yangg kita sedekahkan kepada orang lain itu tidak bakal habis, apalagi bakal ditambah oleh Allah dengan jumlah yangg berlipat – lipat”
Di akhir sambutannya, dia berpesan agar semua pihak bisa bahu membahu dan bekerjasama dalam mensukseskan pembangunan SD Muhammadiyah Salman Al Farisi ini. “Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, duduk sendiri bersempit – sempit, duduk berbareng berlapang – lapang,” pungkasnya. (-lsz)
English (US) ·
Indonesian (ID) ·